Peringatan darurat dengan Garuda hitam dan Tagar #Indonesiagelap membahana. Ada apa?

- Writer

Jumat, 21 Februari 2025 - 11:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA – Gerakan “Indonesia Gelap” bukan istilah yang umum atau resmi, tetapi bisa merujuk pada beberapa hal tergantung pada konteksnya. Beberapa kemungkinan maknanya antara lain:

  1. Kritik terhadap Krisis Listrik atau Energi

Bisa merujuk pada situasi di mana banyak daerah di Indonesia mengalami pemadaman listrik berkepanjangan, baik karena infrastruktur yang kurang memadai, krisis energi, atau kebijakan pemerintah yang dianggap tidak efektif.

  1. Kritik terhadap Kondisi Sosial dan Politik

Bisa menjadi simbol ketidak adilan, pelanggaran hak asasi manusia, atau kurangnya transparansi dalam pemerintahan. Gerakan ini mungkin muncul sebagai bentuk protes terhadap kondisi negara yang dianggap “gelap” karena korupsi, kesenjangan sosial, atau represi politik.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Peringatan darurat dengan Garuda hitam dan Tagar #Indonesiagelap membahana. Ada apa? Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

  1. Gerakan Simbolis dalam Seni dan Budaya

Bisa juga merupakan sebuah kampanye atau gerakan dalam dunia seni dan budaya yang menyoroti aspek-aspek kehidupan masyarakat yang kurang mendapat perhatian, seperti kemiskinan, ketimpangan pendidikan, atau kebebasan berekspresi yang terbatas.

Akhir-akhir ini muncul Tagar #IndonesiaGelap dan telah menjadi viral di berbagai platform media sosial, mencerminkan gelombang ketidakpuasan masyarakat terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap kontroversial. Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap berbagai isu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.

Latar Belakang Munculnya #IndonesiaGelap

Pada awal Februari 2025, simbol Peringatan darurat dengan gambar Garuda Hitam berlatar belakang gelap mulai beredar luas di media sosial, menandai peringatan darurat yang disuarakan oleh masyarakat. Simbol ini berbeda dari gerakan serupa pada Agustus 2024 yang menggunakan latar biru. Perubahan warna ini mencerminkan intensitas kekhawatiran publik terhadap situasi terkini di Indonesia.

Gj yZY9bQAAk9bL 768x540 1 Peringatan darurat dengan Garuda hitam dan Tagar #Indonesiagelap membahana. Ada apa? Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

Aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI

Isu-Isu Sentral dalam Gerakan #IndonesiaGelap

Gerakan ini menyoroti beberapa permasalahan utama yang dirangkum dalam akronim PENTOL, yang terdiri dari:

  1. Polisi Diberesin: Menuntut reformasi di tubuh kepolisian, penghapusan impunitas, dan penindakan tegas terhadap oknum polisi yang korup.
  2. Energi Buat Rakyat: Mengkritisi kelangkaan dan distribusi gas LPG 3 kg yang dianggap tidak merata dan memberatkan masyarakat.
  3. Naikkan Taraf Hidup Rakyat: Menuntut peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan ekonomi yang pro-rakyat.
  4. Tunaikan Tukin untuk Guru, ASN, dan Dosen: Meminta pemerintah untuk segera membayarkan tunjangan kinerja yang tertunda bagi tenaga pendidik dan aparatur sipil negara.
  5. Output MBG Diperbaiki: Mengkritisi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang pelaksanaannya dianggap tidak efektif dan menyebabkan insiden keracunan massal.
  6. Lawan Mafia Tanah dan Lengserkan Pejabat Tolol: Menuntut tindakan tegas terhadap praktik mafia tanah dan pemberhentian pejabat yang dianggap tidak kompeten.
BACA JUGA :  Turut Berduka AR Learning Center dan Suara Utama atas Berpulangnya Ketua Dewan Pers sekaligus Guru Besar UIN Jakarta

Reaksi Pemerintah terhadap Gerakan #IndonesiaGelap

Menanggapi viralnya tagar ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa yang “gelap” bukanlah Indonesia, melainkan persepsi individu yang pesimis. Pernyataan ini menuai berbagai tanggapan dari masyarakat, baik yang mendukung maupun yang mengkritik.

Aksi Mahasiswa dan Dukungan Publik

Selain di dunia maya, gerakan #IndonesiaGelap juga memicu aksi demonstrasi di berbagai daerah. Ribuan mahasiswa turun ke jalan, khususnya di Jakarta, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah menggelar aksi demontrasi sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin, 17 Februari 2025. Mereka Menuntut Presiden mencabut Inpres nomor 1 tahun 2025 yang merugikan rakyat, transparansi status pembangunan dan keseluruhan program Makan Bergizi Gratis (MBG), menolak revisi UU Minerba dan dwifungsi TNI, meminta RUU Perampasan Aset disahkan, menolak pemangkasan anggaran Pendidikan, dan hentikan kekerasan oleh Aparat” kata Herianto, koordinator BEM SI.

Aksi serupa disuarakan berlangsung Jumat, 21 Februari 2025. “Memanggil seluruh warga sipil sekalian! JUMAT, 21 FEBRUARI 2025.#IndonesiaGelap,” Cuit @barengwarga pada akun X. “Habis gelap, terbitlah perlawanan. #IndonesiaGelap Kita berhak mengawal kebijakan negara, dan bersuara agar setiap kebijakan yang berdampak ke hidup kita didasari keberpihakan pada kesejahteraan kita!” pada salah satu cuitan di platform sosmed lainnya. Hal ini untuk menyuarakan tuntutan mereka terkait isu-isu yang diangkat dalam gerakan ini. Aksi ini menunjukkan tingginya tingkat partisipasi dan kepedulian generasi muda terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia.

Kesimpulan

Gerakan #IndonesiaGelap mencerminkan keresahan masyarakat terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan. Melalui platform digital dan aksi nyata, masyarakat berupaya menyuarakan aspirasi dan menuntut perubahan yang lebih baik bagi Indonesia. Respons pemerintah terhadap gerakan ini akan menjadi penentu arah hubungan antara rakyat dan pemimpin di masa mendatang.

Sumber Berita : Dari berbagai sumber

Berita Terkait

Uskup Timika Resmikan Rumah Pastoran Santo Yohanes Rasul Di Idakebo
Momen Id-Fitri, Pesantren Al-Firdaus Matas dirikan Koperasi Pondok Pesantren (KOPOTREN)
Pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H di Banyuwangi: Refleksi dan Hikmah Taqwa
Ramadhan Pergi, Apakah Semangatnya Tetap Bertahan?
Jual LPG 3 Kg Diatas HET, Pertamina Diminta Tindak Pangkalan Milik ‘Fatimah’ di Desa Suko Rejo
Masjid Al-Aqobah 1 PT Pusri Palembang, Destinasi I’tikaf Ramai Peserta dan Full Agenda
Rusaknya Komunikasi Publik Penyelenggara Negara
Tawadhu dalam Lebaran
Berita ini 119 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 31 Maret 2025 - 16:41 WIB

Uskup Timika Resmikan Rumah Pastoran Santo Yohanes Rasul Di Idakebo

Senin, 31 Maret 2025 - 12:07 WIB

Momen Id-Fitri, Pesantren Al-Firdaus Matas dirikan Koperasi Pondok Pesantren (KOPOTREN)

Senin, 31 Maret 2025 - 10:53 WIB

Pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H di Banyuwangi: Refleksi dan Hikmah Taqwa

Minggu, 30 Maret 2025 - 10:24 WIB

Ramadhan Pergi, Apakah Semangatnya Tetap Bertahan?

Sabtu, 29 Maret 2025 - 19:16 WIB

Jual LPG 3 Kg Diatas HET, Pertamina Diminta Tindak Pangkalan Milik ‘Fatimah’ di Desa Suko Rejo

Sabtu, 29 Maret 2025 - 12:10 WIB

Masjid Al-Aqobah 1 PT Pusri Palembang, Destinasi I’tikaf Ramai Peserta dan Full Agenda

Sabtu, 29 Maret 2025 - 11:57 WIB

Rusaknya Komunikasi Publik Penyelenggara Negara

Sabtu, 29 Maret 2025 - 11:07 WIB

Tawadhu dalam Lebaran

Berita Terbaru

Berita Utama

Uskup Timika Resmikan Rumah Pastoran Santo Yohanes Rasul Di Idakebo

Senin, 31 Mar 2025 - 16:41 WIB

Artikel

Ramadhan Pergi, Apakah Semangatnya Tetap Bertahan?

Minggu, 30 Mar 2025 - 10:24 WIB