Pemindahan IKN Menimbulkan Banyak Kritik

- Writer

Minggu, 3 April 2022 - 08:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Sumber: https://id.pinterest.com/pin/210332245086901646/Suara Utama ID

Foto Sumber: https://id.pinterest.com/pin/210332245086901646/Suara Utama ID

Oleh : Nasywa Adzkia, Aktifis Muslimah

SUARA UTAMA ID – Rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur ternyata bukanlah isapan jempol belaka. Bahkan pemerintah sudah mengumumkan nama Ibu Kota Negara yang baru dengan nama Nusantara. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, ibu kota baru di Kalimantan Timur akan diberi nama “Nusantara”.

BACA JUGA :Tolok Ukur Kebahagiaan dalam Kondisi Kaya Maupun Miskin

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Pemindahan IKN Menimbulkan Banyak Kritik Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia resmi akan berpindah dari DKI Jakarta ke Nusantara, Kalimantan Timur. Hal ini ditandai dengan disetujuinya Rancangan Undang-Undang (RUU IKN menjadi UU oleh DPR RI pada Sidang Paripurna DPR RI, 18 Januari 2022 lalu. Seluruh kegiatan pemerintah pusat akan dialihkan ke ibukota baru pada tahun 2024 mendatang (cnbcindonesia.com).

Menimbulkan Pro dan Kontra

Meski pemerintah begitu optimis dengan pemindahan ibukota baru ini ke Kal-tim, namun proyek pemindahan ibu kota ini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Pemindahan ibukota baru ini dinilai terburu-buru dan akan menambah beban keuangan negara. Bagaimana tidak, di tengah kondisi pandemi yang masih belum pulih pemerintah justru berambisi untuk memindahkan ibukota yang notabene tentu akan menambah anggaran negara. Padahal masyarakat pun masih berjuang untuk pulih dari kesulitan ekonomi akibat pandemi.

BACA JUGA : Mahal, Minyak Goreng Mendadak Membanjiri Pasaran

Alasan pemindahan IKN pun menuai banyak kritik. Salah satu alasannya adalah untuk melakukan pemerataan ekonomi. Karena dinilai selama ini pembangunan ekonomi Indonesia hanya terpusat di Pulau Jawa. Mengutip dari money.kompas.com data Badan Pusat Statistik tahun 2018 menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Pulau Jawa menyumbang 58,48 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Adapun wilayah timur Indonesia, yang mencakup Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan mencapai 64 persen dari total luas Indonesia, hanya menyumbang 16,8 persen PDB. Situasi tersebut relatif tidak jauh berubah sejak 2010. Memindahkan Ibu Kota untuk melakukan pemerataan ekonomi dinilai kurang tepat. Karena tentunya pemerintah harus membangun Kembali pusat industri di Ibu Kota yang baru dan ini tentu perlu pengkajian yang serius. Jika pemerintah berniat serius untuk pemerataan ekonomi, mengapa tidak memaksimalkan daerah dan memberi suntikan dana untukPemindahan Ibu Kota Negara k meningkatkan ekonomi daerah khususnya di Pulau Kalimantan. Jangan sampai pemindahan IKN ini terkesan bahwa pemerataan ekonomi hanya dapat dilakukan jika ada intervensi dari pusat.

BACA JUGA :  Memaknai Post Power Syndrome
IMG 20200214 WA0011 850x764 1 Pemindahan IKN Menimbulkan Banyak Kritik Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama
Foto: Perkumpulan/Organisasi Pers bagian dari Redaksi Suara Utama ID/Mas Andre Hariyanto

IKN yang baru harus memiliki basis ekonomi dan industri yang kuat. Sementara Kalimantan Timur yang akan dijadikan IKN ini bisa dibilang benar-benar pembangunannya dimulai dari 0. Tentu akan memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Bukankah demikian justru hanya akan menambah beban negara. Presiden Joko Widodo mengungkap, proyek pemindahan ibu kota negara baru bakal menelan anggaran hingga Rp 501 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Indonesia–PEA (Persatuan Emirat Arab) Investment Forum yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (4/11/2021).
(Kompas.com).

Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur

Di tengah carut marutnya kondisi ekonomi Indonesia saat ini, seharusnya pemerintah fokus pada pembenahan bukan lantas menambah beban negara untuk membangun IKN yang baru. Masih banyak masalah yang lebih harus segera diselesaikan. Misalnya hutang negara yang semakin bertambah, pengangguran, kemiskinan dan pandemi yang belum usai.

Berkaca pada Sistem Islam

Sungguh kondisi miris ini tak akan pernah terjadi seandainya paradigma yang digunakan negara adalah paradigma kepemimpinan Islam. Karena Islam menjadikan fungsi kepemimpinan negara sebagai pengurus sekaligus pelindung bagi rakyat, tanah air, dan kedaulatannya. Dan ini niscaya, karena dengan penerapan sistem ekonomi Islam, negara akan memiliki modal cukup untuk membangun tanpa harus tergantung kepada permodalan dan bantuan tenaga asing. Dalam sistem ekonomi Islam, pengaturan soal kepemilikan kekayaan memang menjadi hal yang mendasar. Islam menetapkan, seluruh sumber daya alam yang depositnya melimpah adalah milik rakyat. Demikian pula sumber-sumber kekayaan berupa air, energi dan hutan. Sehingga tak diperkenankan pihak manapun menguasainya, sekalipun atas izin negara. Bahkan negara diharamkan membuka celah ketergantungan pada asing, dengan alasan apapun.

Dan amanah kepemimpinan ini akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Manakala mereka lalai atau khianat, maka mereka diancam dengan hukuman yang berat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Dia yang berkuasa atas lebih dari sepuluh orang akan membawa belenggu pada hari kiamat sampai keadilan melonggarkan rantainya atau tindakan tiraninya membawa dia kepada kehancuran.” (HR. Tirmidzi)

Berita Terkait

Malam Lailatul Qadar Tiba di Malam 27 Ramadhan: Keutamaan dan Keistimewaannya
‘Prabowoisme Indonesia‘: Arah Baru Indonesia Menuju Kedaulatan dan Kemakmuran
Pak Presiden, Koruptor Tak Takut Hiu, Tapi Ngeri Miskin dan Hilangnya Kekuasaan
Ottoman Empire (1299-1922): Imperium Islam Terbesar
Misteri Alam dan Fenomena Aneh Gunung Tangkuban Perahu
Mega Kasus BUMN: Harapan Reformasi vs Krisis Kepercayaan Publik ?
Metamorfosis Alam: Perubahan Ajaib pada Tanaman, Hewan, dan Manusia
Editorial Media Massa
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 Maret 2025 - 13:54 WIB

Malam Lailatul Qadar Tiba di Malam 27 Ramadhan: Keutamaan dan Keistimewaannya

Jumat, 14 Maret 2025 - 20:09 WIB

‘Prabowoisme Indonesia‘: Arah Baru Indonesia Menuju Kedaulatan dan Kemakmuran

Jumat, 14 Maret 2025 - 10:02 WIB

Pak Presiden, Koruptor Tak Takut Hiu, Tapi Ngeri Miskin dan Hilangnya Kekuasaan

Jumat, 14 Maret 2025 - 03:20 WIB

Ottoman Empire (1299-1922): Imperium Islam Terbesar

Kamis, 13 Maret 2025 - 22:32 WIB

Misteri Alam dan Fenomena Aneh Gunung Tangkuban Perahu

Rabu, 12 Maret 2025 - 23:57 WIB

Mega Kasus BUMN: Harapan Reformasi vs Krisis Kepercayaan Publik ?

Rabu, 12 Maret 2025 - 01:40 WIB

Metamorfosis Alam: Perubahan Ajaib pada Tanaman, Hewan, dan Manusia

Selasa, 11 Maret 2025 - 16:11 WIB

Editorial Media Massa

Berita Terbaru

Berita Utama

Lemah Pengawasan, Pelangsir BBM Makin Marak di SPBU Tambang Baru 

Sabtu, 15 Mar 2025 - 14:49 WIB

Artikel

Beda Jurnalis dengan Wartawan. Apa aja tuh ?

Sabtu, 15 Mar 2025 - 12:42 WIB