SUARA UTAMA, NGAWI – MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DENGAN KEGIATAN KOLASE MENGGUNAKAN MEDIA DAUN KERING PADA ANAK TK AL HUDA KRIKILAN – MASARAN – SRAGEN
Oleh : SITI CHOMSIYAH, S.Pd.
Bu Siti Chomsiyah sedang melakukan kegiatan –Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Dengan Kegiatan Kolase Menggunakan Media Daun Kering Pada Anak Tk Al Huda Krikilan – Masaran – Sragen. Foto & Gambar: Dokumentasi Pribadi Bu Siti Chomsiyah
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Anak usia dini berada pada usia rentang0-6 tahun yang mana di usianya ini adalah masa terpenting yang berkaitan dengan perkembangan anak ketimbang masa lainnya, sehingga di masa ini seringkali dikatakan dengan masa usia emas atau golden agenya anak. Hal ini dikarenakan pada rentang usia tersebut merupakan kesempatan yang paling efektif untuk membangun seluruh aspek perkembangan dasar anak dan akan mengalami lompatan perkembangan secara maksimal dibandingkan usia sesudahnya sehingga pendidikan sangat diperlukan guna memaksimalkan perkembangan anak tersebut.Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan manusia melalu pembelajaran. Pendidikan ini mencakup pada proses hidup dan interaksi manusia dengan lingkungannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai tahapan perkembangan nya agar berjalan secara optimal. Prayitno (2009:203) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu wahana bagi pengembangan manusia, yang mana pendidikan itu sendiri menjadi media bagi pemuliaan masyarakat. Pendidikan bagi anak usia dini adalah berupa upaya pemberian yang dilakukan untuk membimbing, mengasuh, dan menstimulasisehingga akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.
Menurut Siswanto (2008:2), “Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal dengan tujuan agar anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal.Menurut Undang Undang No 20 sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Hal tersebut dilakukan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang didalamnya menitikberatkan terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik (motorik kasar&motorik halus), kecerdasan sosial emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan bahasa dan kecerdasan kognitif. Anak merupakan pondasi awal dalam menentukan kehidupan suatu bangsa, dimana anak berhak dalam mendapatkan perlindungan serta dapat tumbuh kembang secara optimal dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekitar 12,8% hingga 28.5% anak di Indonesia terdeteksi mengalami gangguan perkembangan (Sinto, R, dkk., 2008). WHO (World Health Organitation) tahun 2007 melaporkan bahwa 5-25% dari anak usia dini mempunyai gangguan termasuk gangguan perkembangan motorik halus. Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) melakukan pemeriksaan terhadap 2.634 anak prasekolah. Hasil dari pemeriksaan perkembangan ditemukan sebanyak 53% tidak normal, yaitu meragukan sebanyak 23% penyimpangan perkembangan sebanyak 30%. Dari penyimpangan perkembangan tersebut 10% terkena pada motorik kasar (seperti berjalan dan duduk), 20% motorik halus (sepeti menulis dan memegang).
Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang berarti maju dan lebih baik. Adapun secara terminologis menjelaskan bahwa pengertian dari perkembangan yaitu kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diriseseorang dan berlangsung semasa hidupnya.Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
Pengertian dari motorik halus yaitu gerakan terbatasdari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan jari-jari tangan. Contoh dari motorik halus yaitu menulis, menggabar, dan memegang sesuatu. Sedangkan untuk motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar, contohdari motorik kasar ini seperti berjalan, berlari, melompat dan berguling. Keterampilan motorik kasar pun berkembang lebih cepat dibandingkan dengan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Otak berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang. Aktivitas anak juga terjadi dibawah kontrol otak (Bambang Sujiono dkk,2017). Pengembangan Fisik-motorik mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain (Permendikbud No. 146 tahun 2014).
Pada kurikulun2013 PAUD bidang pengembangan fisik motorikdibagi menjadi 3 bagian yaitu kesehatan, fisik motorik kasar dan fisik motorik halus.Pada penelitian yang dilakukan (Jumadilah, 2010) didapatkan bahwa keterampilan kolase dapat meningkatkan kemampuan motorik halus sebagai persiapan menulis permulaan pada anak tuna grahita. Sedangkan hasil penelitian mediarti, eris 2013 menyatakan bahwa kegiatan kolase dengan menggunakan bahan alam dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak usia dini.
Kolase merupakan salah satu kegiatan latihan motorik halus dengan cara menyusun dan menempelkan beberapa potongan dari benda yang akan digunakan contohnya seperti daun kering, potongan kertas yang berwarna-warni, pada sebuah gambar atau pola tertentu. Akibat melihat gambar atau pola tersebut, anak akan tertarik dan tidak lekas bosan, ia tertarik untuk memotong media yang digunakan kecil-kecil atau merobekkertas,lalu menempelkan potongan kertas ataupun daun kering sesuai dengan gambar yang diinginkan, dengan demikian tanpa disadari kegiatan seperti ini akan melatih motorik halus anak. Secara perlahan-lahan ketika anak menjimpit, mengelem dan menempel potongan daun kering ataupun kertas, koordinasi tangan akan terlatih dengan sendirinya. Kolase dibuat menggunakan bahan-bahan yang nantinya akan diubah bentuknya menjadi sebuah karya kolase. Material yang digunakan dalam pembuatan kolase pada anak usia dini menggunakan bahan baku yang sederhana dan tidak membahayakan bahkan menggunakan bahan bekas dan baham alam. Bahan yang digunakan untuk berkreasi antara lain: daun kering, kertas berwarna, permen, kancing baju, benang, dan lain-lain. Kemudian ide bentuk karya yang akan diekspresikan dalam proses membuat karya kolase, yaitu dengan cara menggabungkan atau menyatukan barang-barang yang terdiri dari benda yang berbeda-beda sehingga tersusun menjadi sebuah karya seni.
Hasil dari pengamatan peneliti,masalah yang terjadi dalam anakusia dini yaitu kurangnyakemampuan motorik halus anak dimana masih banyaknya anak yang kurang terampil dan mengalami kesulitan dalam pembuatan tersebut. dalam kegiatan kolase ini kurangnyakosentrasi, kerapian, ketepatan, dankemandirian anak dalam menempel dengantepat pada pola yang dicontohkan olehguru.Dengan demikian, perlu adanyapembelajaran yang kreatif dan inovatif dariguru misalnya dalam memilih ataumenentukan strategi pembelajaran,memilih alat atau media, jenis dan bentuk sistem pembelajaran serta alat evaluasi. Untuk itu halini dilakukan agar kegiatan yangdilaksanakan lebih menarik dan bisa membangkitkan rasa ingin tahu anak danmemotivasi anak untuk berfikir kritis danbisa menentukan hal-hal baru.
Alat permainan kolase merupakan alat permainan edukatif dengan biaya murah dengan menggunakan bahan-bahan bekas dan alam sekitar sehingga tidak membahayakan bagi Kesehatan anak karena bahan tersebut didapatkan di lingkungan sekitarnya. Kolase ini memerlukan koordinasi antara mata dan tangan serta keterampilan anak dalam menempelkan bahan yang akan menstimulus kemampuam motorik halus anak usia dini. Kegiatan kolase ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus pada anak.Keterkaitan antara perkembangan motorik halus anak dengan media kolaseyaitu dapat mengoptimalkan lebih karena dapat menunjang perkembangan lainnya pada diri anak. Anggani (Hayati, 2019) menjelaskan pada saat anak berada pada usia pra-sekolah merupakan waktu yang tepat untuk melatih kecakapan motorik halusnya, karena anak diharapkan sudah mampu untuk menggunakan alat tulis, dan bisa menulis sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh gurunya, perkembangan motorik sangat diperlukan untuk melatih gerak otot serta bisa mensingkronkan antara tangan dan mata anak sehingga kemampuannya dapat sejalan dengan tahapan usia perkembangannya. Untuk lebih mengoptimalkan perkembangan tersebut, maka sangat dibutuhkan aktivitas yang bisa merangsang kemampuan tersebut yaitu dengan kegiatan kolase.
Kolase merupakan kegiatan pembelajaran di taman kanak-kanak yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak, sehingga dengan kegiatan kolase ini anak anak dapat melatih kesabaran, ketelitian dan juga melatih koordinasi gerak tangan, karena koordinasi tangan pada anak sangat perlu dilatih agar gerakan tangan anak terbiasa dengan hal-hal baik. Pada umumnya anak usia dini lebih menyukai sesuatu yang unik dan menarik. Dengan begitu agar anak menyukai dan tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan kolase ini pendidik harus menyediakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kolase yaitu dengan menyediakan bahan yang disukai dan yang dapat memudahkan anak.
Selain itu, kolase juga mempunyai manfaat yaitu menggali lebih jauh akan kegunaan dari daun kering tersebut, menggali kreativitas antara tangan dan mata anak bisa terkoordinasi yaitu untuk meningkatkan kemampuan motorik halus kemudian mempelajari mengenai berbagai macam pola, penempatan, serta ukuran dan bentuk dari pola tersebut. dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan kolase selain dapat meningkatkan kreativitas juga dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan melakukannya secara langsung.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting dengan berbagai media pada anak Kelompok A di TK Pertiwi 26-66 Pakulaut, Margasari, Tegal
- Dengan anak mampu mengembangkan keterampilan motorik halus jari tanganya ke arah yang lebih baik, diharapkan anak akan lebih siap dalam hal menulis.
- Anak diharapkan mampu mengembangkan keterampilan motorik haluskhususnya jari tangan dengan optimal kearah yang lebih baik.
- Diharapkan anak akan lebih mandiri dalam aktivitas kehidupannya dan dapat menyesuaikan lingkungan dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dideskripsikan maka dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan kegiatan kolase memang efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan kapasitas motorik halusnya pada anak. Dengan demikian anak bisa mengasah kemampuan nya dalam berbagai aktivitas seperti menempel, menggunting, bisa membangkitkan kreativitasnya, melatih konsentrasi pada anak, melatih dalam menyelesaikan masalah lewat permainan kolase, dan dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tangan dan mata secara baik
Dan Pada kegiatan penelitian ini saya merasakan adanya masalah dan kekurangan yang muncul pada saat melakukan penelitian tndakan kelas sebagai berikut :
- Keterampilan motorik halus anak belum begitu berkembang.
- Pengembangan keterampilan motorik anak usia dini seringkali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing atau bahkan guru sendiri.
- Aktivitas pembelajaran motorik halus dalam kegiatan kolase belum variatif.
- Anak merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton
- Media serta teknik pembelajaran yang digunakan belum bisa membuat anak aktif dalam pembelajaran
- Anak belum bisa konsentrasi dan lebih sering bercanda dengan teman-temannya
Penyelesaian permasalahan yang terjadi dapat diatasi alternatif dan pemecahan masalah sebagai berikut :
- Melalui kegiatan kolase dengan daun kering dapat menstimulus kemampuan motorik halus anak
- Menggunakan media lain yang lebih variatif dalam kegiatan kolase menjadikan pembelajaran lebih bervariasi
- Memberikan motivasi kepada anak agar mampu menyelesaikan dengan sendiri tanpa bantuan dari guru
- Pendidik dipandang perlu membuat terobosan media/metode.
Sapetendik Indonesia Siapkan Pre Test PPG dan UKMPPG 2023, Ini Langkahnya
Bangun Peradaban Literasi, Suara Utama Berkomitmen Lawan Hoax dengan SDM Jurnalis baru yang Siap Berjuang. Foto & Gambar: Mas Andre Hariyanto/Saepudin Fikri. Rotasi Pengurus Suara Utama (SUARA UTAMA)

Penulis : Siti Fadhilah Walad Isnaini
Editor : Mohamad Anggi Samukroni, S.Pd.,Gr.
Sumber Berita : Siti Chomsiyah - TK Al Huda - Krikilan