SUARA UTAMA, Gending Suwe Ora Jamu adalah salah satu gending tradisional yang dikenal dalam dunia seni karawitan Jawa. Sebagai bagian dari paguyuban seni karawitan Madya Laras, para ibu-ibu anggota kelompok gamelan dengan penuh semangat berlatih dan mempersembahkan gending ini, baik dalam acara pagelaran seni maupun sebagai bentuk pelestarian budaya. Gending ini tidak hanya menghadirkan keindahan musik, tetapi juga sarat dengan makna yang dalam, menggambarkan perasaan dan ungkapan hati yang dibalut dalam lirik yang sederhana namun penuh arti.
Lirik dan Makna Gending Suwe Ora Jamu
ADVERTISEMENT
![Gending Suwe Ora Jamu: Sebuah Karya Musik yang Memikat di Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras 3 IMG 20240411 WA00381 Gending Suwe Ora Jamu: Sebuah Karya Musik yang Memikat di Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama](https://suarautama.id/wp-content/uploads/2024/04/IMG-20240411-WA00381.jpg)
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gending Suwe Ora Jamu terdiri dari beberapa bagian yang mencakup lirik-lirik yang mudah diingat dan memiliki makna simbolis yang mendalam. Berikut adalah lirik yang sering dibawakan dalam gending ini:
- Suwe ora jamu, jamu godong telo Suwe ora ketemu, ketemu pisan gawe gelo.
- Suwe ora jamu, jamu godong kates Suwe ora ketemu, ketemu pisan tambah kenes.
- Suwe ora jamu, jamu godong bayem Suwe ora ketemu, ketemu pisan dadi ayem.
Lirik-lirik ini menggambarkan perasaan rindu dan harapan yang begitu mendalam. Secara umum, suwe ora jamu berarti sudah lama tidak bertemu, sementara jamu merujuk pada ramuan herbal yang biasa digunakan dalam tradisi Jawa. Ramuan herbal ini memiliki makna simbolis sebagai penawar rindu atau pelipur lara. Dalam konteks ini, jamu juga menjadi lambang dari suatu bentuk penyembuhan batin, yang dapat membawa ketenangan dan kedamaian hati.
Pengaruh Emosional dalam Pertemuan yang Lama Ditunggu
Lirik pertama, “Suwe ora jamu, jamu godong telo” mengungkapkan rasa rindu yang terpendam selama waktu yang lama. Perasaan rindu ini kemudian terobati dengan pertemuan yang terjadi secara mendadak, tetapi sayangnya, pertemuan tersebut tidak membawa kebahagiaan, malah menciptakan kesedihan (gawe gelo).
Lirik kedua, “Suwe ora jamu, jamu godong kates,” melanjutkan tema yang serupa, namun kali ini pertemuan yang sudah lama ditunggu terasa lebih menyakitkan karena membawa perasaan yang lebih dalam lagi (tambah kenes).
Namun, dalam lirik ketiga, “Suwe ora jamu, jamu godong bayem,” ada perubahan yang signifikan. Setelah sekian lama tidak bertemu, pertemuan kali ini memberikan rasa kedamaian dan ketenangan hati (dadi ayem), yang menandakan bahwa harapan akhirnya terwujud, membawa kebahagiaan dan ketentraman.
Semangat Ibu-Ibu dalam Latihan Gending Suwe Ora Jamu
Di Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras, gending Suwe Ora Jamu selalu mendapat sambutan hangat dari para anggotanya. Khususnya ibu-ibu yang aktif dalam kelompok gamelan, mereka berlatih dengan penuh semangat dan ketekunan. Latihan ini bukan sekadar sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan melalui seni musik yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Proses latihan yang dijalani oleh ibu-ibu ini melibatkan kekompakan dalam memainkan alat musik gamelan yang khas, seperti kenong, bonang, saron, dan gong. Setiap anggota memainkan peranannya masing-masing, membentuk harmoni yang indah dan menggugah hati. Di dalam setiap dentingan gamelan, ada cerita dan perasaan yang tersampaikan, baik itu tentang kerinduan, harapan, hingga kedamaian yang akhirnya terwujud setelah melalui perjalanan waktu yang panjang.
Makna dan Relevansi Gending Suwe Ora Jamu dalam Kehidupan Kontemporer
Sampai saat ini, gending Suwe Ora Jamu masih relevan dengan kehidupan modern, terutama dalam menghadapi dinamika sosial yang cepat berubah. Melalui gending ini, para ibu ibu dalam Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menunjukkan bahwa musik tradisional dapat terus hidup dan diterima oleh generasi baru. Melalui lirik-lirik sederhana namun sarat makna, Suwe Ora Jamu mengajarkan kita untuk menghargai waktu, menghormati pertemuan, dan menghargai kedamaian yang tercipta setelah lama menunggu. Hal ini adalah pelajaran berharga, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam hubungan sosial.
Referensi
- Dhimaz Anggoro. (2020). Perkembangan Garap Karawitan Jaranan Kelompok Seni Guyubing. Skripsi. Institut Seni Indonesia Surakarta. isi-ska.ac.id
- Diah Ayu K. (2019). Peran Paimin dalam Keberlangsungan Seni Karawitan di Desa Sumberagung. Skripsi. Institut Seni Indonesia Surakarta. isi-ska.ac.id
- Sanggar Seni Madhangkara. (2021). Suwe Ora Jamu (Tembang Dolanan). YouTube.
Editor : Ag. Slamet
Sumber Berita : Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras