SUARA UTAMA, Palembang – Dunia pendidikan Indonesia, khususnya Sumatera Selatan berduka. Salah satu guru besar (profesor) di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia Prof. Dr. Hj. Ratu Wardarita, M.Pd meninggal dunia, pada sore kemarin Rabu (25/12) di Rumah Sakit Hermina Palembang. Jenazah Dosen Universitas PGRI Palembang ini diberangkatkan dari Komplek Polygon Palembang menuju Lampung pada pukul 09.00 WIB hari ini Kamis (26/12), yang akan dimakamkan disebelah kedua orang tuanya.
Berita meninggalnya Yuk Ratu (begitu saya biasa memanggilnya), beredar luas di media sosial mulai bakda Ashar Rabu 25 Desember 2024 kemarin. Jurnalis media Suara Utama ini yang juga sebagai rekan sesama dosen dan pernah bersama di UPT Business Science Center Universitas PGRI Palembang yang sedang dirawat di RS Bunda Palembang mengetahui almarhumah sebelumnya sedang dirawat ICU RS Hermina Palembang. Sepulang dari RS Bunda, kami berencana membesuk Prof. Ratu Wardarita. Namun niat belum kesampaian, mendapat berita meninggalnya almarhumah beredar luas di media sosial. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…
Saat berpamitan pulang dari takziyah Rabu malam (25/12), saya meminta izin dengan ibu Dra. Ratu Darshini Candra Putri yang biasa dipanggil Desi (adek almarhumah) dan Prof. Zulkardi (adek ipar almarhumah) untuk membuat tulisan spesial tentang Prof. Ratu Wardarita. Dermawan, itulah satu kata buat almarhumah yang saya kenal. Sisi ini yang ingin saya angkat dan tuliskan pada kesempatan ini, sebagai tulisan persembahan mengenang almarhumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pembaca budiman…barangkali tulisan ini Anda baca, pada saat jenazah almarhumah dalam perjalanan Palembang menuju Lampung. Atau Anda baru berkesempatan membaca tulisan ini saat almarhumah telah dimakamkan. Mengingat tulisan ini saya buat setelah melepas mobil jenazah almarhumah dari komplek Polygon Palembang menuju Lampung. Ibarat mengiri perjalanannya di sepanjang jalan tol palembang – lampung, sebagaimana doa-doa kita mengiringinya…Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fuanha…Aamiinn.
Saya mengenal beliau pertama kali saat menjadi dosen Universitas PGRI Palembang, sekitar tahun 2000. Terlebih ketika menyebut nama Prof. Ratu Wardarita, biasanya saya akan langsung tersambung pikirannya dengan adek almarhumah Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si yang pernah mengajar kami pada mata kuliah Matematika Ekonomi pada Program Studi Pendidikan Dunia Usaha (PDU) FKIP Universitas Sriwijaya tahun 1994 lalu.
Saya mulai lebih dekat dengan almarhumah ketika ia menjabat sebagai Kepala UPT Business & Science Center Universitas PGRI Palembang, sekitar awal tahun 2019 lalu dimana beliau meminta saya bergabung membantunya di UPT BSC UPGRIP. Sedangkan pada saat yang bersamaan saya masih sebagai Kasubag di UPT Perpustakaan dan Arsip UPGRI Palembang. Pada 26 Februari 2019 saya resmi dimutasi sebagai Kasubag Business Science Center UPT BSC dimana beliau sebagai kepalanya.
Alhamdulillah silaturahim itu masih terus terjaga sekalipun ia tak lagi menjadi Kepala UPT BSC dan memilih hanya sebagai dosen saja. Satu hal penghubung kedekatan saya dengannya adalah tentang infaq dan sedekah. Saya sering melakukan penggalangan dana untuk urusan sosial dan kemanusiaan, baik secara pribadi maupun lembaga/organisasi. Prof. Dr. Hj. Ratu Wardarita, M.Pd selalu menjadi donatur.
Apapun yang saya tawarkan untuk berdonasi, almarhum selalu berpartisipasi untuk membantu menyumbang. Jumlahnyapun biasanya tidak kecil, relatif besar nilai nominalnya. Saya sudah berkali-kali ke rumahnya untuk menerima infaq dan sedekahnya untuk disalurkan. Berkali-kali juga saya harus mengirimkan nomor rekening bank saya, karena biasanya almarhumah akan mentransfer donasinya melalui mobile banking.
Sebagai orang yang sering menerima titipan Ziswaf, saya berupaya menjaga kepercayaan donatur dengan mengirimkan laporan keuangan dan photo-photo kegiatan. Barangkali hal itu pula yang membuat almarhumah percaya dan sering menitipkan infaq dan shadaqohnya selama ini pada saya. Bahkan pada moment sebelum Idul Fithri tahun 2022 lalu, Prof. Ratu Wardarita menitipkan dengan saya uang yang cukup banyak untuk dibagikan sebagai THR kepada petugas kebersihan (cleaning service) dan petugas keamanan (security) Universitas PGRI Palembang. Kamipun seluruh staf UPT BSC diberinya THR, Masya Allah.
Lantas, donasi apa saja yang pernah almarhumah berikan untuk orang-orang yang membutuhkan ? Cerita ini semoga menginspirasi kita semua pembaca, dan juga menjadi catatan amal yang berlipat untuk Prof. Ratu Wardarita di hadapan Allah SWT. Berikut saya ceritakan beberapa moment yang sempat saya abadikan dan dokumentasikan.
Pada tahun 2019 lalu (saya lupa tanggal dan bulannya), ada sepasang suami isteri yang bertugas sebagai petugas kebersihan di kampus kami UPGRI Palembang. Kami biasa memanggilnya bik Romnah dan mang Burhan. Kami mendapatkan informasi bahwa rumah kayu mereka mau roboh dan akan direnovasi, sekalian mengumpulkan uang untuk membangun rumah baru. Informasi itupun sampai kepada saya, apalagi bik Romnah juga menemui saya secara pribadi. Banyak dosen dan pegawai UPGRIP yang berdonasi untuk keluarga ini. Salah satunya saya tawarkan kepada almarhumah Prof. Ratu Wardarita. Beliau berpartisipasi memberi bantuan dana cukup besar untuk keluarga bik Romnah dan mang Burhan, saya sendiri menyerahkan uang tersebut di rumah mereka.
Pada Oktober 2021, saya share info dengan para donatur tentang Insan Muttaqim (anak yang lahir tanpa anus dari Muratara), salah satunya juga dengan almarhumah. Sejak Oktober 2019 kami melakukan penggalangan dana, dan pada 28 Oktober 2021 adalah operasi kolostomi kembali di RSMH Palembang. Prof. Ratu Wardarita kembali berpartisipasi untuk membantu dengan berdonasi Rp 500.000,-. “Assw Dindo, tolong berikan Zakat mal Ayuk utk Kel Ananda Insan Muttaqim semoga segera sehat dan oprasinya sukses” pesan WAnya kala itu.
Kemudian pada 11 April 2022 saya mengirim flyer sebagai relawan Laznas Yakesma Sumsel untuk fasilitasi donasi zakat, infaq, shadaqah dan wakaf. Dengan senang hati almarhumah menyalurkan zakat maal untuk membeli Al-Qur’an bagi anak dhuafa penghafal Al-Quran melalui saya sebagai relawan Yakesma sebesar Rp 2.000.000,-
Masih pada bulan April 2022, pada tanggal 20 setelah subuh Prof. Ratu Wardarita mengirimkan pesan melalui WA. “Dindo, Ayuk bs mt tolong dak ngasihke satpan dan yang begawe. Krn biasanyo tiap tahun Ayuk ngasih terus. Cak manolah caronyo dindo mewakili Ayuk ya. Klo dak keberatan” pintanya. Setelah ashar saya ditemani isteri datang ke rumahnya, silaturahim dan mengambil dana dimaksud sebesar Rp 5.000.000,-. Dana untuk untuk THR satpam dan petugas kebersihan UPGRI Palembang.
Uniknya beberapa hari kemudian. ketika saya coba komunikasikan bahwa uang itu kurang untuk seluruh security, cleaning service dan staf BSC sehingga saya menawarkan gimana kalau dibagikan per orang cukup Rp 50.000 saja. Namun almarhumah menolak, mesti diberikan tetap Rp 100.000 per orang. Ia meminta catat berapa orang lagi yang belum dapat. Setelah saya rekap masih ada 26 orang lagi yang belum dapat, karena termasuk yang ada di kampus B dan kampus C. Dan Subhanallah..Prof. Ratu Wardarita mentransfer kembali uang Rp 2.600.000,-
Medio 9 November 2022, kembali saya mengirimkan pesan WA dengan Prof. Ratu Wardarita. “Oh iya yuk…maafkanlah adindamu ini yg selalu menjadi “pengemis” untuk orang lain…Ceritanya kami sedang menggalang dana utk sunatan massal anak-anak dhuafa (yatim, piatu dan yatim piatu)..Sekiranya ayuk mau berdonasi silahkan…Tapi maaf yuk yo aku nich galak dak sopan minta2 donasi pada saat ayuk lagi kurang sehat…
“Iyo dak apo. Smg Ayuk dg berdonasi juga Ayuk cepat sehat dan sembuh” jawab almarhumah kala itu. Prof. Ratu Wardarita kembali mentransfer uang Rp 1.000.000,- untuk kegiatan khitanan massal anak para dhuafa di lingkungan Jalan Irigasi Pakjo Palembang, yang diprakarsai oleh remaja masjid Al-Ikhlas berkolaborasi dengan pengurus masjid dan Yayasan Islam Ikhlas Pakjo Jln. Irigasi Lorong Manunggal / Lorong Mandi Angin Kelurahan Srijaya Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang.
Almarhumah mengenal saya juga sebagai perwakilan wilayah PT Zafa Mulia Mandiri atau Zafa Tour, travel umroh dan haji. Pada tanggal 6 Maret 2024 lalu Prof. Ratu Wardarita kembali mengirim pesan melalui WA, ternyata beliau ingin umroh. “Utk umroh berapo ?Kalo harga termurah 9 hari 26,5 jt zafa tour ikut gak Hodsay…” potongan singkat WA beliau. Obrolan seputar rencana umroh cukup panjang dan beberapa hari, mengingat hari dan tanggal yang diinginkannya sudah full di Zafa Tour. Sepekan kemudian tepatnya 15 Maret 2024 ketika saya memberi kabar ada seat kosong untuk 2 orang umroh karena ada yang mengundurkan diri, Prof. Ratu Wardarita sudah terlanjur mendaftar umroh di travel lain.
Masih pada tanggal yang sama 15 Maret 2024, saya mengirimkan flyer RAMADHAN MUDAH UNTUK DHUAFA berupa sedekah beras sebesar Rp 15.000 per kg beras. Kegiatan ini digelar oleh Masjid Al-Ikhlas tempat saya tinggal. Untuk kesekian kalinya, Prof. Ratu Wardarita dengan senang hati dan semangat ikut berdonasi. Awalnya ia ingin mentransfer donasi tersebut, namun karena tangannya sudah susah digerakkan akibat struk yang menimpanya, ia meminta saya mengambil donasi di rumahnya. “Ke rumah aja deh jd gak salah, maaf susah tgnnya…” pesanya dengan emoji maaf dan menangis. Akhirnya pada sore pukul 17.54 WIB saya ditemani anak gadis Naila Aqilah Azzahra berkunjung untuk kesekian kalinya. Ia menitipkan uang Rp 2.000.000 secara cash, tak lupa saya buatkan kuitansi sebagai bukti tanda terima.
10 hari kemudian tepatnya 25 Maret 2024, Prof. Ratu Wardarita kembali mengeluarkan Zakat Maal yang dititipkannya pada saya sebagai relawan Laznas Yakesma Sumsel sebesar Rp 1.500.000,-. Almarhumah menuliskan 3 nama di atas amplop, nampak dari goresan tulisan itu dibuat dengan susah payah. Amplop bertuliskan 3 nama itu diphoto dan dikirimkan ke WA saya. Tertulis nama Ratu Zainuna, Abdul Aziz dan Izaar Taba. Zakat Maal itu diperuntukkan amal dan pahalanya atas nama mereka bertiga. Seingat saya, ketiganya adalah ibu, bapak dan saudara laki-laki Prof. Ratu Wardarita yang sudah meninggal dunia.
Saya juga sebagai relawan Rumah Zakat (RZ), juga pernah menceritakan dengan almarhumah akan hal ini. Namun di RZ saya spesifik melakukan penggalangan dana untuk Palestina. Sayapun pernah menawarkannya bila ingin berdonasi untuk korban genosida Palestina, pada saat mengunjunginya bersama anak saya di rumah yang ditempatinya di Perum Bukit Sejahtera blok ET nomor 02. Namun beliau lebih memilih prinsip membantu orang-orang dhuafa yang terdekat dengan kita terlebih dahulu, dan saya sangat menghargai hal tersebut.
Ah, masih terlalu banyak sebenarnya yang bisa diceritakan tentang kedermawanan almarhumah Prof. Dr. Hj. Ratu Wardarita, M.Pd. Catatan saya di atas hanyalah yang sempat tercatat dan terdokumentasi di dalam laptop dan gadget saya, ada banyak donasi beliau yang tidak tercatat dan tidak ingin dipublikasikan. Seperti sumbangan ketika ada yang sedang ditimpa musibah, sakit, penggalangan dana untuk bedah rumah keluarga dhuafa dan sebagainya. Saya yakin, infaq dan shodaqoh kedermawanan almarhumah tidak hanya disalurkan dan dititipkan dengan saya saja.
Catatan ini semoga menjadi hikmah dan ibroh bagi kami semua yang masih diberi waktu, pun bagi pembaca media online nasional Suara Utama ini. Selamat jalan yuk Ratu, semoga Allah SWT mengampuni segala salah dan khilaf selama hidup ayuk. Kebaikan-kebaikan ayuk, khususnya dalam hal Ziswaf semoga menjadi pemberat timbangan amal baik di hadapan Allah SWT. Damailah dan berbahagialah kelak di Syurga-Nya…Aamiin.
Penulis : Zahruddin Hodsay
Editor : Zahruddin Hodsay
Sumber Berita : Universitas PGRI Palembang, Keluarga Prof. Dr. Hj. Ratu Wardarita, M.Pd
