SUARA UTAMA.- Dalam beberapa dekade terakhir, peta geopolitik global mengalami perubahan besar. Dominasi negara-negara Barat yang telah berlangsung lama kini mulai diimbangi oleh kekuatan baru dari negara-negara berkembang. Salah satu aliansi yang muncul sebagai pemain kunci dalam dinamika global adalah BRICS—blok ekonomi dan politik yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, ditambah negara lain yang sudah menjadi anggota tetap seperti Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirar Arab, Mesir, Indonesia serta negara Mitra seperti Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda dan Uzbekistan (dilansir darittps://unair.ac.id/Indonesia). Dengan populasi besar, pertumbuhan ekonomi yang pesat, serta pengaruh politik yang semakin kuat, BRICS kini menjadi pilar baru dalam menata tatanan dunia.
BRICS dan Perubahan Kekuatan Global
BRICS bukan sekadar kelompok ekonomi, tetapi juga sebuah kekuatan politik yang menantang dominasi Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya. Beberapa faktor utama yang menjadikan BRICS sebagai kekuatan baru dalam tatanan dunia antara lain:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
- Ekonomi yang Berkembang Pesat : Negara-negara BRICS menyumbang lebih dari 30% PDB global dan terus menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ekonomi negara maju. Tiongkok dan India, sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar dalam aliansi ini, telah menjadi pusat manufaktur dan teknologi dunia.
- Dominasi dalam Sumber Daya Alam: Rusia dan Brasil memiliki cadangan energi dan sumber daya alam yang melimpah, sementara Afrika Selatan kaya akan mineral berharga. Keunggulan ini membuat BRICS memiliki daya tawar yang tinggi dalam perdagangan dan industri global.
- Mata Uang Alternatif dan De-Dolarisasi : Salah satu langkah strategis BRICS dalam membentuk tatanan dunia baru adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Wacana penggunaan mata uang bersama atau transaksi dalam mata uang nasional masing-masing menjadi langkah untuk melemahkan dominasi dolar di sistem keuangan global.
- Kerja Sama Politik dan Diplomasi Global: BRICS semakin aktif dalam organisasi internasional seperti PBB, G20, dan IMF. Mereka mendorong kebijakan yang lebih adil bagi negara berkembang dan menentang dominasi negara-negara Barat dalam pengambilan keputusan global.
Tantangan dan Masa Depan BRICS
Meskipun BRICS telah berkembang menjadi kekuatan global yang signifikan, aliansi ini masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat potensinya dalam membentuk tatanan dunia baru. Namun, dengan strategi yang tepat, BRICS juga memiliki peluang besar untuk semakin memperkuat posisinya di panggung global.
Tantangan BRICS
Perbedaan Kepentingan di Antara Anggota
Meskipun bersatu dalam satu aliansi, masing-masing negara BRICS memiliki kepentingan nasional yang berbeda, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun kebijakan luar negeri.
- Tiongkok dan India, misalnya, memiliki hubungan yang tegang akibat sengketa perbatasan.
- Rusia, yang tengah menghadapi sanksi dari Barat, lebih agresif dalam membangun blok anti-Barat, sementara negara seperti Brasil dan Afrika Selatan lebih cenderung menjaga keseimbangan hubungan dengan AS dan Eropa.
- Tidak adanya kebijakan luar negeri yang benar-benar terkoordinasi membuat BRICS sering kali menghadapi kesulitan dalam bertindak sebagai satu entitas yang solid di panggung internasional.
Tekanan dari Negara-Negara Barat
Kekuatan BRICS yang semakin besar tidak luput dari pengawasan negara-negara Barat, terutama AS dan Uni Eropa.
- Berbagai strategi dilakukan untuk melemahkan pengaruh BRICS, termasuk sanksi ekonomi terhadap Rusia, perang dagang terhadap Tiongkok, serta upaya untuk mempertahankan dominasi dolar dala:m sistem keuangan global.
- AS dan sekutunya juga berusaha memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang untuk mencegah BRICS semakin mendominasi.
Ketimpangan Ekonomi Antar Anggota
BRICS terdiri dari negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang berbeda.
- Tiongkok dan India memiliki ekonomi yang sangat besar dan berkembang pesat, sementara Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
- Ketimpangan ini bisa menimbulkan ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan, di mana dominasi Tiongkok dalam ekonomi BRICS bisa menjadi isu sensitif bagi anggota lainnya.
Stabilitas Politik dan Sosial
Beberapa negara anggota BRICS menghadapi masalah politik dan sosial yang bisa menghambat kerja sama jangka panjang:
- Brasil mengalami ketidakstabilan politik akibat pergantian kepemimpinan yang kontroversial.
- Rusia menghadapi sanksi dan tekanan internasional akibat konflik geopolitik.
- Afrika Selatan masih berjuang dengan masalah sosial dan ekonomi domestik.
Kendala dalam De-Dolarisasi dan Keuangan Global
Salah satu agenda utama BRICS adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS, tetapi hal ini tidak mudah dilakukan.
- Perdagangan internasional masih didominasi oleh dolar, dan transisi ke mata uang alternatif membutuhkan sistem keuangan yang kuat serta kepercayaan global terhadap mata uang BRICS.
- Meskipun ada inisiatif untuk menggunakan yuan atau mata uang bersama, belum ada mekanisme yang benar-benar efektif untuk menggantikan dolar sebagai standar perdagangan dunia.
Masa Depan BRICS: Peluang dan Prospek
Terlepas dari tantangan yang ada, BRICS memiliki peluang besar untuk memainkan peran kunci dalam membentuk dunia multipolar. Berikut adalah beberapa skenario masa depan bagi BRICS:
- Memperluas Keanggotaan BRICS : BRICS telah menunjukkan ketertarikan untuk memperluas aliansinya dengan mengundang negara-negara lain.
- Memperkuat Infrastruktur Keuangan Alternatif
BRICS telah membentuk New Development Bank (NDB) sebagai alternatif bagi IMF dan Bank Dunia. Ke depan, mereka bisa memperluas perannya dengan: - Meningkatkan Peran dalam Teknologi dan Inovasi: BRICS dapat menjadi pusat inovasi global dengan memperkuat kerja sama
- Membangun Blok Geopolitik yang Lebih Solid : Jika BRICS dapat mengatasi perbedaan internal dan membangun kebijakan luar negeri yang lebih terkoordinasi, mereka bisa menjadi kekuatan geopolitik yang sejajar dengan G7 dan NATO.
- Diplomasi BRICS dapat lebih aktif dalam menyelesaikan konflik internasional dan menjadi penyeimbang dalam negosiasi global.
- Penguatan hubungan dengan organisasi lain seperti ASEAN, Uni Afrika, dan negara-negara Amerika Latin bisa semakin memperkuat posisi BRICS dalam sistem global.
Kesimpulan : Masa depan BRICS masih penuh dengan tantangan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk membentuk tatanan dunia baru yang lebih multipolar. Dengan strategi yang tepat, aliansi ini dapat menjadi kekuatan global yang mampu mengimbangi dominasi Barat dan menciptakan sistem dunia yang lebih adil bagi negara berkembang.
Keberhasilan BRICS akan sangat bergantung pada seberapa baik negara-negara anggotanya bisa mengatasi perbedaan internal, menghadapi tekanan eksternal, dan membangun sistem kerja sama yang lebih kuat di berbagai bidang. Jika mereka berhasil, dunia bisa menyaksikan perubahan besar dalam peta kekuatan global di masa mendatang.
BRICS telah membuktikan dirinya sebagai kekuatan global yang tidak bisa diabaikan. Dengan kekuatan ekonomi, sumber daya, serta pengaruh politik yang semakin luas, BRICS memainkan peran penting dalam membentuk masa depan dunia yang lebih multipolar dan adil. Pertanyaannya kini bukan lagi apakah BRICS akan berpengaruh, tetapi sejauh mana mereka akan mengubah wajah geopolitik dunia di masa depan ?.
Penulis : Tonny Rivani