SUARA UTAMA.- Di tengah gelombang keprihatinan global terhadap penderitaan rakyat Palestina, muncul sosok inspiratif dari Indonesia yang tak henti-hentinya menggelorakan semangat solidaritas dan kemanusiaan: Bang Onim. Dikenal sebagai aktivis kemanusiaan yang telah lama berada di Jalur Gaza, Palestina, Bang Onim kini turut hadir di Subang, Jawa Barat, dalam aksi bela Palestina. Kehadirannya bukan sekadar simbolik, tapi menyuarakan nurani, membawa kisah nyata, dan menggugah empati yang mendalam.
Empati yang Melampaui Batas Geografis
Bang Onim bukan sekadar pencerita. Ia adalah saksi hidup penderitaan rakyat Palestina—anak-anak yang kehilangan orang tuanya, keluarga yang hancur akibat bom, dan masyarakat yang berjuang bertahan di tengah keterbatasan. Dalam aksinya di Subang, ia tidak hanya menyampaikan pidato, tapi juga membagikan pengalaman nyata yang membuka mata banyak orang. Ia membuat Palestina terasa dekat, bukan hanya sebagai isu luar negeri, tapi sebagai luka kemanusiaan yang harus disembuhkan bersama.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Empati yang ditunjukkan Bang Onim bukanlah bentuk belas kasihan semata, melainkan rasa tanggung jawab. Ia menjelaskan bahwa setiap tindakan kecil, seperti doa, donasi, hingga penyebaran informasi yang benar, adalah kontribusi nyata yang bisa diberikan masyarakat Indonesia.
Berbagi di Tengah Derita
Uniknya, dalam aksi ini Bang Onim juga mendorong nilai berbagi. Di tengah kesulitan ekonomi yang juga dirasakan rakyat Indonesia, terutama di daerah-daerah seperti Subang, semangat untuk peduli tidak luntur. Masyarakat justru menunjukkan bahwa keterbatasan tidak menghalangi niat untuk memberi. Mereka datang tidak hanya untuk mendengar, tapi untuk menyumbang, mendukung, dan berdiri bersama rakyat Palestina.
Inilah kekuatan utama dari aksi bela Palestina kali ini: berbagi di tengah derita. Bukan karena mampu, tapi karena peduli. Bang Onim menjadi penghubung antara dua bangsa yang sama-sama sedang diuji, mengingatkan bahwa rasa kemanusiaan tidak mengenal batas negara, ras, atau agama.
Menggugah Kesadaran Bangsa
Aksi Bang Onim di Subang sejatinya bukan sekadar kampanye kemanusiaan, tetapi juga panggilan kesadaran nasional. Ia menunjukkan bahwa menjadi ksatria Indonesia tidak selalu berarti mengangkat senjata, tetapi bisa berarti menjadi penyambung empati, pembawa harapan, dan pelaku kebaikan.
Dalam narasinya, Bang Onim menyampaikan bahwa masyarakat Palestina menyebut Indonesia sebagai “saudara jauh yang sangat dekat”. Ini menjadi pengingat bahwa bangsa kita memiliki peran besar dalam panggung solidaritas global. Ketika dunia sibuk dengan kepentingan geopolitik, Indonesia masih dikenal sebagai bangsa yang mengedepankan hati nurani.
Akhirnya bisa dikisahkan bahwa Kehadiran Bang Onim dalam aksi bela Palestina di Subang adalah cermin bahwa kekuatan terbesar manusia adalah empati dan keberanian untuk peduli. Di tengah duka dan derita, ia menunjukkan bahwa harapan masih ada—asal masih ada yang bersedia berbagi dan merasakan luka sesama sebagai luka sendiri.
Semoga semangat yang dibawa Bang Onim menjadi virus kebaikan yang menyebar luas, membangkitkan kesadaran nasional, dan menguatkan posisi Indonesia sebagai bangsa yang senantiasa berdiri bersama keadilan dan kemanusiaan.
Penulis : Tonny Rivani
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














