SUARA UTAMA – Tidak jarang kerusakan, permusuhan dan perselisihan timbul akibat lidah yang tidak terkontrol. Bahkan dalam satu keluarga pun lidah kadang membuat hubungan persaudaraan menjadi tidak sehat. Klimaksnya, ada orang tua yang melakukaan pemutusan hubungan dengan anaknya. Ternyata lidah yang kecil bisa membawa malapetaka besar bagi siapa yang tidak menjaganya.
“Untuk menjaga lidah agar tetap bersih, dibutuhkan hati yang bersih pula, karena hatilah yang akan mengontrol segala gerak gerik lidah kita,”
Jika hati kotor dan tidak terkontrol, lidah akan bergerak kesana kemari tanpa kendali. Sesuatu tanpa kendali akan membawa malapetaka bagi orang lain atau bahkan bagi dirinya sendiri. lbarat dokar tanpa seorang kusir, maka kudanya akan berlari tanpa arah dan tujuan yang bisa membahayakan para penumpangnya. ‘Jagalah hati, jangan kau nodai’ sebuah syair lagu yang sangat dalam maknanya jika kita mau menggalinya. Hati yang bersih akan menghasilkan lidah yang bersih, pribadi yang bersih, sehingga membawa kebaikan bagi orang lain dan menepis permusuhan serta kerusakan dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BACA JUGA : Lowker Lembaga AR Learning Center Yogyakarta: Customer Service dan Digital Marketing
Hati dan lidah yang bersih menjadi modal utama bagi kita dalam bermasyarakat. Karena kita diciptakaan oleh Allah swt disamping untuk beribadah (termanisfestasi dalam bentuk ibadah ritual seperti sholat, puasa, zakat, haji) juga ditugaskan untuk mengemban amanah yang sangat berat yaitu sebagai khalifah.
Sebagai khalifah, kita dituntut untuk melakukan hubungan yang baik kepada sesama manusia, membantu kepada sesama manusia yang membutuhkan, menghargai dan memahami perasaan mereka. Disini kita dituntut untuk memiliki rasa empati yang tinggi, menghilangkaan sikap egoisme dan menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi.
BACA JUGA : Menurutmu Allah ﷻ Jahat..??
Hati dan lidah juga sebagai peran utama dalam sebuah film kehidupan. Film itu akan berakhir dengan kebahagiaan (happy ending) atau dengan kesengsaraan (bad ending) di akhirat nanti, tergantung oleh dua faktor di atas yaitu hati dan lidah. Allah swt mengetahui semua gerak gerik umatnya dan apa yang terbesit dalam hatinya sekecil apapun, subhanallah. Maka seorang hamba yang beriman dan bertakwa, senantiasa menjaga dan me- ngawasi hatinya dari berbagai penyakit yang akan menimbulkan lemahnya iman, seperti riya, sombong, hasud, dengki, semuanya berakar dalam hati
manusia.
BACA JUGA : Muhasabah Bulan Ramadhan “Janji dan Fakta Massa Depan”
Barangsiapa yang berusaha dan mampu membersihkan hati dari berbagai penyakit tersebut, maka hati itu akan terlihat bagai sebuah cermin yang berkilau dan bersinar bersih tanpa noda. Cermin yang penuh noda dan kotor akan menampilkan wajah seseorang yang terlihat kotor, gelap dan berdebu. Itulah dosa-dosa yang dilakukan manusia. Sebaliknya cermin yang bersinar, putih dan berkilau tanpa noda, akan menampilkan wajah yang bersinar pula. Itulah sebuah perumpamaan hati kita. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw
bersabda, “Diantara hati itu ada hati yang terdapat awan seperti awan yang menutupi bulan. Sedangkan bulan itu bercahaya. Ketika bulan itu tertutup awan maka menjadi gelap. Dan ketika awan itu telah bersih maka ia menjadi bercahaya” (HR.Abu Naim dalam Hilyah)
Hati yang penuh dengan kotoran, seperti cahaya bulan yang tertutup awan, perlu dibersihkan melalui pengobatan yang benar sehingga bertan bah iman dan bertambah baik. Pengobatan penyakit hati bisa dilakukan dengan memperbanyak amal saleh, diantaranya adalah:
1. Shalat pada malam hari
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa tu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar” (QS. Adz-Dzariyat:15-18)
2. Puasa
“Bagi segala sesuatu ada zakatnya. Dan zakat bagi jasad adalah puasa. Dan puasa adalah setengah dari kesabaran” (HR. Ibnu Majah)
3. Membayar zakat, sedekah sunah dan sejenisnya
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka” (QS. At-Taubah:103)
4. Beristigfarlah dan kembali kepada Allah swt
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang” (QS. An- Nisa:110)
5. Bergaul dengan hamba-hamba Allah yang saleh dalam beribadah dan berdzikir”
Tidak duduk suatu kaum yang berdzikir kepada Alah swt kecuali dikelilingi oleh para malaikat, diselimuti oleh rahmat, diturunkan ketenangan kepada mereka dan disebut-sebut oleh Allah terhadap para malaikat yang berada disisi-Nya” (HR. Muslim)
6. Merasakan keagungan dan kekuasaan-Nya”
Dan ketahuilah bahwasannya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-Nya” (QS. Al-Baqarah:235)
7. Membaca Al-Quran dan
merenungi maknanya
“Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dan Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada” (QS. Yunus:57)
“Sebaik-baik obat adalah Al-Qur’an” (HR. lbnu Majah)
8. Memperbanyak mengucap dzikr kepada Allah, tawakal dan berlindung kepada Allah SWT
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama Allah), dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang (Q5. Al-Ahzab:41- 42) “Tidak duduk suatu kaum yang dzikir kepada Allah swt kecuali dikelilingi oleh para malaikat, diselimuti oleh rahmat, diturunkan ketenangan kepada mereka dan disebut Allah terhadap para malaikat yang ada di Sisi-Nya” (HR. Muslim)
9. Memperbanyak membaca do’a, merendahkan diri dan beribadah kepada Allah.
“Dan Tuhanmu berfiman, berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu”(QS. Ghafir:60)
Jika pengobatan di atas kita lakukan dengan sungguh-sungguh, maka hati kita akan bersih dan mendapat pancaran Nur llahi, kita akan merasakan kehadiran Allah swt dan merasakan kekuasaan Nya. Jika manusia telah mensucikan dirinya dengan amalan-amalan di atas, juga melakukan kebaikan, menolong sesama umat, dan perbuatan baik lainnya yang akan mempererat hubungan dengan sesama manusia, maka hijab yang menjadi penghalang bertemunya manusia dengan Allah swt akan lenyap. Adalah suatu kenikmatan tertinggi bagi siapapun yang bisa menggapainya.
Wallahu a’lam bishawab.