SUARA UTAMA, MANOKWARI – Artikel kali ini mari kita memahami apa itu melek pertobatan, melek perdamaian dan melek persatuan di dalam kehendak Tuhan. Sebelumnya mari kita mempelajari terlebih dahulu apa itu kata “melek”.
Arti kata “melek” adalah tidak tidur atau jaga. Sering kita dengar kampanye pemerintah di bidang pendidikan tentang melek aksara. Pengertian melek aksara adalah “kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi.” (Wikipedia).
“Melek aksara” lawan kata dari “buta aksara”. Buta aksara adalah orang yang tidak memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta penerapannya dalam kehidupan sehari hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemberantasan buta aksara adalah program pemerintah yang paling utama dan mendesak dalam pembangunan, karena sumber daya manusia yang andal adalah faktor utama dan mendasar. Mengingat manusia adalah kunci dari konsep pembangunan.
Melek aksara (juga disebut dengan melek huruf) adalah kemampuan membaca dan menulis. Lawan kata “melek aksara” adalah buta huruf atau tuna aksara, di mana ketidakmampuan membaca dan menulis ini masih menjadi masalah, terutama di negara-negara yang berkembang.
Setelah kita mempelajari arti kata “melek aksara” yang lawan kata dari “buta aksara”, mari kita pelajari apa itu melek pertobatan, melek perdamaian dan melek persatuan di dalam kehendak Tuhan. Sebelumnya mari kita pelajari apa itu kehendak Tuhan.
1. Melek Kehendak Tuhan
Arti kehendak dalam kamus KKBI adalah “kemauan; keinginan dan harapan yang keras”. Dengan demikian arti kata kehendak Tuhan adalah kemauan atau keinginan dan harapan yang keras dari Tuhan untuk diwujudkan dalam kehidupan makhluk ciptaan-Nya.
Jadi melek kehendak Tuhan adalah kemampuan umat beriman untuk memahami kehendak Tuhan dan melaksanakan kehendak Tuhan itu di dalam kehidupan di dunia yang fana ini untuk menghadirkan surga dunia dan untuk keselamatan abadi bersama Bapa Yahwe di Surga.
Seperti ada tertulis dalam kitab Injil Matius 7:21 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Di sini terkait dengan melek iman. Pengertian iman dalam kitab Ibrani 11:1 berbunyi demikian: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
Ada tertulis dalam kitab Injil Yohanes 8:31-32 (TB) Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
2. Melek Pertobatan
Mari kita pelajari terlebih dahulu pengertian pertobatan. Pertobatan adalah sebuah istilah teologis yang mendeskripsikan suatu tahap keselamatan Kristen yang di dalamnya umat beriman berpaling dari dosa, dihubungkan dengan suatu pembalikan yang sesuai kepada iman akan Allah.
Jadi arti melek pertobatan adalah kemampuan umat beriman untuk berpaling dari dosa dan menjaga serta memelihara iman agar bertumbuh semakin dewasa dan berbuah kebaikan (menghasilkan buah buah Roh). Ada tertulis dalam kitab Galatia 5:22-23 (TB) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Menjadi pengikut Kristus berarti menjadi perantara bagi sesama untuk mengalami pertobatan, melakukan kebaikan serta melihat semua karya Tuhan yang menyelamatkan. Kita dipanggil oleh Tuhan untuk memaklumkan berita tentang pertobatan, perdamaian dan kesatuan kita di dalam kehendak Tuhan di dalam Kerajaan Allah.
3. Melek Perdamaian
Mari kita pelajari pengertian perdamaian. Perdamaian adalah suatu keadaan di mana keadaan itu tenang dan tidak adanya konflik atau permusuhan. Atau lain kata suatu konsep persahabatan dan keharmonisan sosial tanpa adanya konflik atau permusuhan. Artinya kebebasan dari rasa takut akan kekerasan atau permusuhan di antara individu atau kelompok sosial.
Jadi melek perdamaian adalah kemampuan untuk menjaga dan memelihara hubungan persahabatan dan keharmonisan tanpa adanya konflik atau permusuhan. Artinya kemampuan untuk menjaga suasana tenang tanpa adanya konflik atau permusuhan. Artinya kemampuan untuk menciptakan suasana hidup sosial yang bebas dari rasa takut akan kekerasan atau permusuhan di antara individu atau kelompok sosial.
4. Melek Persatuan
Mari kita pelajari pengertian Persatuan. Yang dimaksud dengan “persatuan” adalah gabungan beberapa bagian yang sudah bersatu. Beberapa bagian yang dimaksud di sini adalah perkumpulan atau serikat atau individu atau kelompok sosial yang bersatu karena kesamaan cita cita atau tujuan atau visi yang hendak diperjuangkan dan diwujudkan bersama.
Jadi melek persatuan adalah kemampuan gabungan beberapa bagian yang sudah bersatu untuk memperjuangkan dan mewujudkan cita cita atau misi visi bersama. Visi bangsa Papua sesuai kehendak Tuhan adalah “duduk sama rendah berdiri sama tinggi dilandasi ‘saling mengasihi di dalam Tuhan’ dalam semangat satu bangsa, satu jiwa siapkan jalan bagi Tuhan”.
Seperti ada tertulis dalam kitab Injil Yohanes 17:21 “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”
Papua Butuh Melek Pertobatan (IMAN), Melek Perdamaian dan Melek Perdamaian Persatuan di dan Kehendak Tuhan
Pertobatan, perdamaian dan persatuan di dalam kehendak Tuhan (lahir baru di dalam Tuhan alias baptisan Roh Kudus) adalah tiga syarat mutlak yang dikehendaki oleh Tuhan untuk dilengkapi, dimiliki dan dihayati oleh bangsa Papua dari pulau Gad di Sorong sampai Samahrai PNG.
Tuhan hendak mewujudkan rencana dan kehendak-Nya di atas Tanah Papua. Maka Tuhan meminta kita bangsa Papua harus Melek Pertobatan, Melek Perdamaian dan Melek Persatuan di dalam kehendak Tuhan, bukan persatuan di dalam kehendak manusia yang penuh ambisi dan kepentingan sektoral.
Tuhan hendak memulihkan kembali Eden Papua yang terhilang karena kesombongan dan keserakahan manusia. Suasana hidup di taman Eden adalah tenang, damai dan bahagia tanpa ada perasaan takut akan konflik atau permusuhan antara individu atau kelompok segenap makhluk ciptaan Tuhan.
Jangan sampai kita malas tahu dan tetap hidup dalam buta akan kehendak Tuhan, buta pertobatan, buta perdamaian dan buta persatuan kita di dalam kehendak Tuhan. Untuk itu, Tuhan memberi waktu ini sebagai kesempatan untuk kita bangsa Papua harus melek pertobatan yaitu miliki kemampuan untuk bertobat dari dosa dan hidup dalam kebenaran firman Tuhan sambil menjaga kekudusan; harus melek perdamaian yaitu miliki kemampuan untuk menjaga dan melestarikan hubungan kekerabatan antara semua makhluk yang harmonis tanpa adanya konflik atau permusuhan; dan harus melek persatuan di dalam kehendak Tuhan yaitu miliki kemampuan untuk menjaga dan memelihara kesatuan makhluk ciptaan Tuhan di dalam kehendak Tuhan, bukan bersatu di dalam kehendak manusia.
Sesuai petunjuk Tuhan bahwa yang akan menikmati susu dan madu di Eden Papua di alam kemerdekaan Papua di Tanah Suci Papua adalah orang yang sudah melek pertobatan (dibaptis dalam Roh Kudus), melek perdamaian dan melek persatuan di dalam kehendak Tuhan. Karena itu, marilah kita bertobat, berdamai dengan siapapun dan bersatu di dalam kehendak Tuhan. Inilah tiga syarat mutlak yang harus kita penuhi, lengkapi, miliki dan hayati agar kita segera sampai di tujuan “Papua Merdeka lahir maupun batin alias merdeka secara jasmani dan rohani” yaitu menuju puncak “Revolusi Iman”.
Tugas kita saat ini adalah melengkapi tiga persyaratan mutlak di atas ini agar pada saat Tuhan memulihkan keadaan Papua, kita juga diperkenankan oleh Tuhan memasuki Eden Papua yang suasananya: “tenang, damai dan bahagia” di mana bangsa Papua akan bergandeng bersama bangsa Israel untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan yang kedua kali untuk memimpin kerajaan 1000 tahun.”
Tutup dari Penulis artikel ini, maka Allah bangsa Papua pertolongan Papua pasti Papua merdeka.
Oleh: Selpius Bobii, Koordinator JDRP2 Senin, 21 November 2022