SUARA UTAMA – Surabaya – 30 Oktober 2025 – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menegaskan langkah strategisnya menjaga kepercayaan investor dengan menyiapkan dana hingga Rp 3 triliun untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan. Manajemen menilai harga saham BBRI saat ini masih berada di bawah nilai fundamentalnya (undervalued).
Menurut keterangan resmi perusahaan, program buyback ini telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 24 Maret 2025 dan akan dilaksanakan secara bertahap hingga akhir tahun. Dari total anggaran tersebut, BRI mengonfirmasi masih memiliki sisa dana sekitar Rp 2,5 triliun yang siap digunakan sewaktu-waktu apabila kondisi pasar dinilai tepat.
“Langkah ini merupakan bentuk keyakinan kami terhadap prospek jangka panjang BRI. Harga saham saat ini belum mencerminkan nilai intrinsik dan kekuatan fundamental perusahaan,” demikian pernyataan manajemen BRI dalam siaran pers yang diterima Suara Utama, Rabu (30/10).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga Saham Masih di Bawah Nilai Wajar
Berdasarkan berbagai analisis valuasi pasar, saham BBRI dinilai masih undervalued. Beberapa model memperkirakan nilai intrinsik saham BBRI berkisar antara Rp 6.000 hingga Rp 7.700 per lembar, sementara harga pasar berada di kisaran Rp 3.800 per lembar.
Kondisi ini menunjukkan adanya potensi kenaikan (upside) yang cukup besar apabila kinerja keuangan perseroan terus menunjukkan pertumbuhan positif. Rasio keuangan BRI saat ini tercatat dengan price to earning (P/E) ratio sekitar 10 kali dan price to book (P/B) ratio 1,8 kali, yang relatif rendah dibandingkan rata-rata industri perbankan nasional.
Komentar Analis
Analis keuangan sekaligus praktisi pajak Yulianto Kiswocahyono, SE., SH., BKP menilai langkah buyback BRI merupakan sinyal positif bagi investor. Menurutnya, kebijakan ini menunjukkan kepercayaan diri manajemen terhadap fundamental perusahaan dan prospek jangka panjangnya.
“Buyback adalah bentuk komitmen manajemen terhadap nilai perusahaan. Ketika perusahaan membeli sahamnya sendiri, itu menandakan keyakinan bahwa harga pasar saat ini terlalu rendah dibandingkan nilai riilnya,” ujar Yulianto kepada Suara Utama, Kamis (30/10).
Ia menambahkan, program buyback juga dapat berfungsi sebagai bantalan (buffer) terhadap volatilitas pasar, sekaligus memberikan potensi peningkatan nilai bagi pemegang saham. Meski demikian, investor disarankan tetap memperhatikan faktor makroekonomi dan arah kebijakan suku bunga global yang berpotensi memengaruhi sektor perbankan.
Didanai dari Kas Internal
Manajemen BRI memastikan bahwa pelaksanaan buyback akan dibiayai menggunakan kas internal perusahaan, tanpa mengganggu likuiditas maupun kegiatan operasional bank. Transaksi buyback dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme pasar terbuka sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan pasar, menjaga stabilitas harga saham, dan meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham BRI.
Penulis : Odie Priambodo
Editor : Andre Hariyanto
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














