Cirebon, 6 Oktober 2025 β Kejadian langka kembali menghebohkan warga di wilayah Cirebon dan sekitarnya, setelah munculnya suara dentuman keras disertai cahaya bola api di langit pada Senin malam. Peristiwa itu sempat membuat warga panik karena getaran terasa di sejumlah rumah dan langit memerah sesaat setelah dentuman terdengar.
Pihak BMKG memastikan fenomena ini bukan gempa bumi, karena tidak ada aktivitas seismik yang terdeteksi pada waktu kejadian. Sementara itu, peneliti BRIN menyatakan bahwa pola kejadian ini konsisten dengan fenomena meteoroid β benda langit yang memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi, terbakar, dan meledak di udara (airburst), menghasilkan gelombang kejut yang terdengar hingga ke permukaan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
> βCiri-ciri yang dilaporkan warga β adanya cahaya terang seperti bola api diikuti dentuman kuat β sangat identik dengan peristiwa masuknya benda langit ke atmosfer. Analisis lebih lanjut sedang dilakukan melalui data infrasound, citra satelit, dan rekaman video warga,β ujar salah satu peneliti BRIN bidang keantariksaan, dikutip dari keterangan resminya.
BMKG menambahkan, meski getaran terekam di sejumlah stasiun seismik, tidak ada pola gempa tektonik yang mengindikasikan sumber dari dalam bumi. Kondisi cuaca saat itu juga normal, tanpa badai petir besar yang bisa menimbulkan ledakan atmosferik.
Beberapa video amatir yang beredar di media sosial memperlihatkan lintasan bola api dari arah barat ke timur, sebelum terdengar suara dentuman keras beberapa detik kemudian. Tim investigasi gabungan dari BMKG, BRIN, dan aparat daerah kini tengah melakukan penelusuran lokasi dugaan jatuhnya fragmen benda langit, untuk memastikan penyebab pastinya.
—
π Analisis Awal Fenomena
Para ahli memperkirakan bahwa meteoroid berukuran antara puluhan hingga ratusan kilogram yang memasuki atmosfer dengan kecepatan 15β20 km/detik dapat menghasilkan energi ledakan kecil setara beberapa ton TNT, cukup untuk menimbulkan cahaya terang dan dentuman kuat tanpa menyebabkan kerusakan besar di permukaan bumi.
Fenomena seperti ini, meski jarang terjadi, pernah tercatat di sejumlah wilayah Indonesia β termasuk peristiwa βbola api Lampung 2020β dan βdentuman Buleleng 2021β β yang kemudian dipastikan sebagai meteor memasuki atmosfer.
—
π§ Langkah Penyelidikan Lanjutan
1. Analisis video dan CCTV warga untuk triangulasi lintasan cahaya.
2. Pemantauan infrasound dan data seismik untuk mengukur kekuatan gelombang kejut.
3. Pencarian fragmen meteorit di titik dugaan jatuhnya bola api.
4. Koordinasi dengan lembaga keantariksaan internasional guna memastikan tidak ada re-entry satelit buatan pada waktu yang sama.
—
π£ Imbauan untuk Warga
Masyarakat diimbau untuk tidak panik dan tidak berspekulasi berlebihan. Apabila menemukan batu atau logam aneh yang hangus di area terbuka, diminta segera melaporkan kepada pihak berwenang atau instansi terdekat agar dapat diperiksa secara ilmiah.
Penulis : Ziqro Fernando
Editor : Ziqro fernando














