SUARAUTAMA,Nabire- Solidaritas Pelajar/Mahasiswa Papua Tengah telah melaksanakan diskusi publik bertajuk “Pendoropan Militer Organik dan Non-Organik” pada tanggal 29 September 2025.
Dogiyai Cetak Dua Magister Baru di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Diskusi ini digelar sebagai respons terhadap meningkatnya aktivitas militer di wilayah Paniai, Papua Tengah, sejak awal tahun 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Klemens Pigai Resmi Dilantik sebagai Ketua KAPP Dogiyai Periode 2025–2030
Dalam pernyataan sikapnya, Solidaritas menyoroti kehadiran sejumlah kendaraan militer serta operasi patroli yang dinilai mengganggu masyarakat sipil. Mereka juga menilai bahwa ekspansi militer ke ruang sipil telah menimbulkan rasa takut, trauma, dan potensi pengungsian.
Ambrosius Tigi Salurkan Beasiswa untuk Pelajar dan Mahasiswa Kimupugi
Atas dasar itu, Solidaritas Pelajar/Mahasiswa Papua Tengah menyerukan tiga tuntutan utama:
1. Penarikan militer organik dan non-organik dari wilayah sipil.
2. Pemda Paniai diminta tidak apatis terhadap ancaman terhadap rakyat.
3. Penghentian militerisme di seluruh Tanah Papua.
Kegiatan ini berlangsung secara damai dan menjadi bagian dari upaya kritis anak muda Papua dalam membela hak-hak rakyat sipil.














