SPPG Patia Mandiri: Makan Bergizi Gratis Kok Jadi Makan Bergizi “Kritik”?

- Penulis

Kamis, 18 September 2025 - 08:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini Publik

Suara Utama, Pandeglang – 18/9/2025. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto sebenarnya dibuat untuk kebaikan rakyat. Tujuannya jelas, supaya masyarakat, terutama anak-anak, bisa makan dengan gizi yang layak. Tapi sayangnya, ketika program ini dijalankan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Patia Mandiri yang ada di Kampung Surianen, Kecamatan Patia, justru menuai banyak kritik dan jadi bahan perbincangan warga.

Masalahnya bukan cuma soal menunya, tapi juga cara pengelolaannya. Warga menilai, kendaraan pengangkut makanan tidak sesuai standar BGN. Yang dipakai hanya mobil pick up ditutup spandek. Lalu dapurnya pun terlihat hanya sebuah rumah bercat biru yang disebut sebagai dapur SPPG.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 SPPG Patia Mandiri: Makan Bergizi Gratis Kok Jadi Makan Bergizi “Kritik”? Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yang paling ramai jadi bahan perbincangan di media sosial adalah soal menu makan bergizi. Seorang warga bernama Imam Mahdi bahkan mengkritik keras lewat akun Facebook-nya. Dalam bahasa Sunda ia menulis, “bahaja haja dia Santalia Wizi Asegaf ulah rosa tein usahana alabatan fiiraun dia.” Kalau diterjemahkan artinya, “jangan terlalu parah usahamu Santalia Wizi Asegaf, jangan melebihi Fir’aun.”

BACA JUGA :  Mengenal Profesi Refraksi Optimetris

Kritikan itu makin panas karena diarahkan langsung kepada akun Facebook Santalia Wizi Asegaf, yang diketahui merupakan salah satu Penanggung Jawab SPPG Patia Mandiri. Imam menuliskan komentarnya sambil mengunggah foto menu MBG di Patia. Isinya nasi putih, satu butir telur rebus, sayur kol dan wortel, satu buah jeruk, serta sebungkus biskuit Malkis harga lima ratusan. Warga pun bertanya-tanya, masa menu dengan anggaran Rp10 ribu per porsi hanya begini?

Apalagi kalau dibandingkan dengan SPPG Kecamatan Pagelaran yang bisa menyajikan menu olahan daging dan ikan, perbedaannya sangat mencolok.

Kritikan warga ini sebenarnya sederhana. Mereka tidak menuntut makan mewah ala restoran. Yang mereka inginkan cuma wajar-wajar saja, sesuai dengan pagu anggaran. Kalau dana Rp10 ribu per porsi, tapi yang sampai ke piring hanya seharga Rp3 ribu, sisanya hilang entah ke mana, wajar kalau muncul kecurigaan ada “mafia program pemerintah” yang lebih banyak untung daripada rakyat yang seharusnya menerima manfaat.

Kalau begini terus, program mulia Presiden bisa berubah jadi bahan olok-olokan. Rakyat yang seharusnya mendapat gizi, malah disuguhi ironi.

Penulis : IdGunadi Turtusi

Editor : IdGunadi Turtusi

Sumber Berita : Kritik Warga Surianen

Berita Terkait

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia
Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?
Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”
Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan
Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya
Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi
Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza
Berita ini 629 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 - 15:29 WIB

Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:43 WIB

Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”

Selasa, 2 Desember 2025 - 14:11 WIB

Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan

Selasa, 2 Desember 2025 - 12:48 WIB

Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya

Senin, 1 Desember 2025 - 20:03 WIB

Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi

Senin, 1 Desember 2025 - 14:21 WIB

Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza

Berita Terbaru