SUARA UTAMA – Gelombang aksi massa di Indonesia kembali mencuri perhatian dunia. Bukan hanya karena jumlah pesertanya yang luar biasa besar, tetapi juga karena kedewasaan demokrasi yang ditunjukkan rakyat dalam menyampaikan aspirasi. Fenomena ini membuat Indonesia disebut sebagai salah satu rujukan dunia dalam mengekspresikan kebebasan sipil.
Indonesia Jadi Barometer Demokrasi Jalanan
Sejarah panjang reformasi sejak 1998 membentuk tradisi baru: rakyat tidak segan turun ke jalan untuk menyuarakan pendapatnya. Di banyak kesempatan, demonstrasi menjadi kanal sah yang memperkuat partisipasi politik masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kini, aksi yang bermula di Jakarta, Surabaya, Medan, hingga Makassar bergema melampaui batas negara. Lini media sosial dunia dipenuhi tagar solidaritas bagi gerakan rakyat Indonesia. Di beberapa kota besar Asia dan Eropa, kelompok masyarakat sipil melakukan aksi simpatik dengan menjadikan Indonesia sebagai contoh keberanian menyuarakan suara rakyat.
Sorotan Dunia Internasional dan PBB
Badan Dunia PBB melalui beberapa lembaga resminya memberikan perhatian khusus. Sekretaris Jenderal PBB menegaskan pentingnya mendengar aspirasi rakyat sebagai fondasi tata kelola pemerintahan modern.
Sejumlah media internasional juga mengangkat fenomena ini. The Guardian menulis bahwa “Indonesia menunjukkan bagaimana demokrasi jalanan dapat berjalan tanpa terjebak dalam kekerasan.” Al Jazeera menilai gerakan di Indonesia sebagai simbol kebangkitan masyarakat sipil Asia. Sementara NHK Jepang menyebut aksi ini sebagai “energi sosial yang bisa menjadi model global.”
Pandangan Akademisi dan Pakar Politik
Pakar politik Universitas Indonesia menyebut bahwa sorotan dunia atas aksi di Indonesia menandakan kematangan demokrasi. “Rakyat tidak hanya berani menyampaikan aspirasi, tetapi juga mampu menjaga kedamaian dan kedisiplinan dalam gerakan,” ujarnya.
Sementara pengamat hubungan internasional dari UGM berpendapat, “Ketika PBB memberi atensi terhadap dinamika di Indonesia, itu berarti Indonesia tidak lagi hanya sekadar penonton di panggung global, tetapi menjadi aktor penting yang memberi inspirasi bagi negara lain.”
Pandangan Ormas dan Organisasi Mahasiswa
Ketua Umum Muhammadiyah menyatakan bahwa aksi massa yang tertib dan damai menunjukkan kedewasaan demokrasi bangsa. “Selama aspirasi rakyat disampaikan dengan damai dan pemerintah mau membuka ruang dialog, maka gerakan ini akan menjadi modal sosial yang besar,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) menekankan pentingnya menjaga persatuan. “Demokrasi harus tetap berlandaskan ukhuwah dan persaudaraan. Aksi rakyat jangan sampai menimbulkan perpecahan, tetapi harus menjadi momentum memperkuat keadilan sosial,” ujar salah satu pengurus besar NU.
Dari kalangan mahasiswa, BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) menegaskan bahwa gerakan massa adalah bentuk nyata partisipasi generasi muda. “Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mahasiswa Indonesia tetap menjadi penjaga moral bangsa. Sorotan global harus membuat pemerintah lebih serius menanggapi tuntutan rakyat,” kata salah satu koordinator BEM SI.
Ujian bagi Pemerintah
Namun, sorotan dunia juga berarti ujian berat bagi pemerintah. Transparansi, dialog terbuka, dan kemampuan merespons tuntutan rakyat akan menjadi indikator keberhasilan pemerintah dalam menjaga legitimasi politik. Jika salah langkah, sorotan positif bisa berubah menjadi kritik tajam.
Penutup : Aksi massa di Indonesia yang kini merebak hingga mancanegara dan disorot PBB bukan sekadar fenomena lokal, melainkan bukti bahwa demokrasi Indonesia memiliki daya tarik global. Tantangan ke depan adalah bagaimana energi besar rakyat ini diarahkan menjadi kekuatan konstruktif untuk memperkuat persatuan bangsa sekaligus meneguhkan posisi Indonesia sebagai rujukan dunia.














