SUARA UTAMA – Jakarta. Maraknya anak sekolah bermasalah tentunya merupakan kepihatinan kita bersama, sehingga banyak yang melakukan perilaku diluar kepatutan secara normatif. Tawuran. genk motor, minuman keras, bolos sekolah adalah beberapa ekses yang terjadi oleh anak-anak bermasalah. Tentu berbagai upaya pernah dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, Sekolah, orang tua, KPAI semuanya telah berusaha melakukan upaya -upaya terbaik. Namun permasalahan anak-anak nakal tetap ada dan semakin menunjukkan keprihatinan.
Data anak bermasalah berdasarkan laporan dari (pusiknas.polri.go.id akses 21/2/2025)
Periode 1 Januar- 20 Februari 2025 empat tindak kejahatan yang melibatkan anak-anak sebagai terlapor : Pencurian jumlah laporan 17.241 perkara, jumlah terlapor berusia kurang dari 17 tahun 437 orang. Penganiayaan dan pengeroyokan jumlah laporan 6.442 perkara, jumlah terlapor berusia kurang dari 17 tahun 460 orang. Narkoba jumlah laporan 6.469 perkara, jumlah terlapor berusia kurang dari 17 tahun 349 orang. Perkelahian antar pelajar dan mahasiswa jumlah laporan 6 perkara, jumlah terlapor berusia kurang dari 17 tahun 7 orang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu upaya preventif mengenai anak-anak nakal adalah kegiatan pendidikan karakter Panca Waluya Jabar atau pendidikan karakter di barak militer yang digagas oleh gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Tentunya maksud tujuan kegiatan ini adalah untuk merubah sikap mental, karakter, disiplin maupun tanggung jawab agar anak-anak bangsa ini memiliki sikap dasar kuat dalam menjalani hidup kearah yang lebih baik. Pada perjalanannya kegiatan karakter barak militer ini menuai pro dan kontra. Namun kegiatan sudah berjalan di beberapa daerah Jabar.
Untuk mendapatkan penjelasan dari sudut pandang pendidikan, suara utama menemui salah seorang akademisi, pendidik Risqi Inayah Dwijayanti, S.IKom, M.IKom. adalah salah seorang akademisi dan kepala program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USNI Jakarta. 21/5/2025. Pengalamannya selain sebagai seorang akademisi adalah seorang ibu yang concern dan peduli pada kehidupan remaja. Mulai dari anak-anak sekolah SMA sampai mahasiswa. Kedekatannya terkadang melebihi batasan sebagai seorang pendidik, banyak anak-anak SMA maupun mahasiswa yang memanggilnya selain sebagai ibu adalah sebagai kakak.
Maraknya kenakalan anak-anak sekolah di Indonesia. Kebebasan akses digital adalah salah satu pemantik motivasi anak-anak dan menjadi tiruan untuk melakukan tawuran, kasus tawuran sebesar 500 kasus terjadi di kota-kota besar Jakarta, Bandung, Surabaya. Tentunya hal ini merupakan concern dan perhatian semua pihak : pemerintah, sekolah, orang tua terutama dalam pertemanannya. Selain tawuran anak-anak sekarang sudah berani menggunakan narkoba dan minum-minuman alkohol. Yang lebih memprihatinkan masih memakai baju seragam terang-terangan merokok berangkat ke sekolah. Melawan orang tua, bolos sekolah yang lebih miris lagi melihat tayangan video viral perilaku menyimpang sangat beresiko bagi kalangan remaja.
Pendidikan karakter barak militer yang digagas oleh gubernur Jabar. Setuju karena merupakan salah satu upaya baik dan langkah strategis kedepan, ketika upaya nasihat orang tua, guru di sekolah sudah tidak dilihat lagi oleh anak-anak. pemerintah turun langsung memberikan solusi nyata bagi anak-anak nakal dengan memberikan pendidikan karakter barak militer. Namun dengan kesadaran orang tua dan anak-anaknya tanpa ada unsur keterpaksaan. Program yang digagas oleh gubernur Jabar ini merupakan terobosan baik dalam membentuk karakter seorang anak bagi masa depannya.
Secara psikologis kegiatan pendidikan karakter barak militer ini berpengaruh pada anak. Secara psikologis pendekatan ala militer dapat membentuk pengaruh pada karakter anak, namun sifatnya sangat tergantung pada usia, konteks dan metode pelaksanaan. Beberapa studi menyebutkan pendekatan disiplin ala militer dapat membentuk disiplin diri, ketahanan mental dan rasa tanggung jawab. Namun harus disertai dengan pendekatan kemanusiaan. Riset journal of child and adoelent mental health (2021) penggunaan pendekatan otoriter yang menekankan kontrol tinggi dan komunikasi rendah akan beresiko menimbulkan kecemasan, pemberontakan dan rendahnya harga diri.
Pro kontra pendidikan karakter barak militer. Saya melihat bagi yang kontra pada prinsipnya pendidikan karakter seharusnya membangun kesadaran dan moral secara internal, bukan melalui tekanan fisik dan kepatuhan absolut, pendekatan barak militer ini menekankan pada modifikasi perilaku jangka pendek. Anak-anak berlatar belakang sosial ekonomi atau keluarga yang komplek membutuhkan pendekatan berbasis psikososial, konseling dan terapi.
Program pendidikan karakter barak militer menjadi program nasional. Setuju program seperti ini bisa menjadi alat penguatan karakter efektif, terutama dalam membentuk mental tahan banting, kepemimpinan dan kerjasama. Penerapan secara nasional harus fleksible dan kontekstual adanya pemahaman akan latar belakang sosial, budaya dan psikologis anak. Tidak semua anak cocok dengan pendekatan militer, diperlukan integrasi pendekatan dengan Pendidikan, empati dan konseling psikologis. Pelatih professional dan evaluasi dampak psikologis agar tidak menimbulkan trauma atau efek negatif jangka panjang.
Harapan ke depan program pendidikan karakter barak militer. “Tidak ada anak nakal secara bawaan”, banyak dari mereka hanya belum menemukan arahan, dukungan dan lingkungan yang tepat untuk tumbuh secara positif. Pembinaan karakter barak militer membantu menanamkan nilai-nilai dasar seperti kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras dan rasa hormat. Program ini tidak dimaknai sebagai ajang penghukuman atau disiplin semata, tetapi benar benar menjadi tempat transformasi karakter yang dikelola dan diawasi ketat oleh ahli pendidikan dan psikolog. Adanya evaluasi jangka panjang agar setiap anak yang ikut ketika kembali ke masyarakat akan menjadi pribadi yang lebih baik, bertanggung jawab dan siap berkontribusi secara positif.
Penulis : Agus Budiana
Editor : Redaksi Suara Utama
Sumber Berita : Risqi Inayah Dwijayanti Kaprodi Ikom FISIP USNI














