Hari Buruh Tahun 2025 : Dinamika buruh, petani, dan investasi di Lampung

- Penulis

Kamis, 1 Mei 2025 - 09:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Lampung – Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional sebagai pengakuan terhadap perjuangan kelas pekerja dalam menuntut kerja layak, penghidupan yang manusiawi, dan perlindungan sosial. Di Provinsi Lampung, momentum ini memiliki makna yang semakin penting, mengingat wilayah ini menjadi episentrum pertumbuhan sektor industri, perkebunan, dan pertanian yang melibatkan jutaan tenaga kerja dan ratusan perusahaan berskala besar.

 

Namun, pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh investasi di berbagai sektor juga dibayangi sejumlah tantangan struktural, mulai dari ketenagakerjaan, konflik agraria, hingga ketimpangan harga komoditas yang menekan kesejahteraan rakyat kecil. Hari Buruh 2025 menjadi saat yang tepat untuk mengevaluasi kembali relasi antara negara, pekerja, investor, dan masyarakat.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Hari Buruh Tahun 2025 : Dinamika buruh, petani, dan investasi di Lampung Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

1. Dinamika Investasi dan Sengketa Lahan di Lampung

 

Provinsi Lampung mencatat geliat investasi yang signifikan, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit, tebu, karet, dan kehutanan. Banyak perusahaan besar hadir dengan status legal dan perizinan yang lengkap. Namun di sisi lain, sejumlah wilayah masih mengalami sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan.

 

Beberapa kasus menunjukkan bahwa konflik muncul karena tumpang tindih data lahan, perbedaan tafsir terhadap hak ulayat atau tanah garapan lama, serta kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses awal pengadaan lahan. Di sisi perusahaan, klaim sepihak masyarakat kerap dianggap sebagai penghambat operasional yang sah dan berpotensi merusak iklim investasi.

 

Pemerintah Provinsi Lampung harus memperkuat fungsi mediasi, penyelesaian agraria berbasis data, serta menjamin kepastian hukum bagi kedua belah pihak. Keadilan sosial dan kepastian investasi bukanlah dua hal yang saling meniadakan, melainkan harus diletakkan secara seimbang.

 

2. Isu Ketenagakerjaan: Sistem Kontrak, Upah, dan Pengawasan

 

Lampung juga menghadapi tantangan serius di bidang ketenagakerjaan. Banyak sektor industri dan perkebunan yang masih didominasi oleh pekerja kontrak dan outsourcing jangka panjang, dengan hak normatif yang belum sepenuhnya terpenuhi.

 

Laporan dari beberapa kabupaten/kota menunjukkan masih ditemukannya:

– Penundaan penerapan kenaikan upah minimum.

– Pemotongan hak sosial dan tunjangan tanpa dasar hukum.

– Minimnya jaminan sosial dan pesangon saat PHK.

 

Meskipun perusahaan wajib menyesuaikan diri dengan dinamika ekonomi, pemerintah tidak boleh abai terhadap hak pekerja. Dinas Tenaga Kerja dan Pengawas Ketenagakerjaan di tingkat provinsi dan kabupaten harus memperkuat pengawasan aktif, mendorong pembentukan serikat pekerja, serta memediasi sengketa hubungan industrial secara adil.

BACA JUGA :  Sukses Gelar Pelatihan Restorative Justice dan Mediator bersama Trainer terbaik AR Learning Center Dr. Santy SH MH

 

Miftahul Anwar, ketua SPPP-SPSI PUK PKS PT LIP group di Mesuji mengatakan “Apa yang ada pada Omnibus law itu parah. Tapi pada prakteknya ada yang lebih parah dari Omnibus law”. “Seperti Pekerja yang statusnya outsorching atau kontrak per tahun tapi sampai bertahun-tahun terjadi pada salah satu perusahaan tebu tanpa THR dan tanpa pesangon sama sekali. Pegawai dan sopir pada perusahaan Armada mitra Perusahaan sawit yang tanpa jaminan sosial apapun” tambahnya

 

3. Petani dan Anjloknya Harga Komoditas: Ancaman Kesejahteraan Rakyat Kecil

 

Lampung dikenal sebagai lumbung pertanian dan perkebunan nasional, namun petani di banyak wilayah menghadapi persoalan klasik: harga jual yang rendah dan biaya produksi yang tinggi. Anjloknya harga komoditas seperti karet, singkong, dan sawit bukan hanya berdampak pada daya beli, tetapi juga mengancam keberlanjutan usaha tani rakyat.

 

Sebagian petani merasa berada dalam posisi lemah karena perusahaan menjadi pembeli tunggal, tanpa adanya mekanisme penetapan harga yang adil atau perlindungan harga dasar dari pemerintah.

 

4. Serikat Pekerja dan Peran Strategisnya

 

Dalam konteks inilah, serikat pekerja di Provinsi Lampung memiliki peran penting: bukan hanya memperjuangkan hak anggotanya, tetapi juga menjadi mitra dialog antara buruh, perusahaan, dan pemerintah. Serikat pekerja perlu memperluas basis di sektor perkebunan dan informal, serta terlibat dalam advokasi kebijakan publik yang melindungi buruh dan petani tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.

 

Kesimpulan: Mewujudkan Ekonomi Berkeadilan di Tanah Sai Bumi Ruwa Jurai

 

Hari Buruh 2025 adalah pengingat bahwa pembangunan ekonomi harus berjalan seiring dengan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia. Di Provinsi Lampung, keseimbangan antara investasi, hak pekerja, dan kesejahteraan petani harus menjadi fondasi dari strategi pembangunan berkelanjutan.

 

Pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sipil harus bersinergi untuk membangun Lampung yang inklusif, adil, dan sejahtera. Karena di balik setiap angka pertumbuhan ekonomi, ada manusia yang bekerja, bertani, dan berjuang untuk hidup yang lebih layak.

 

Berita Terkait

Bumdes Desa Mudo Diduga Mangkrak, Kolam Lele Senilai Rp 85 Juta Tak Beroperasi Maksimal
Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 
Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif
Polsek Tabir Bergerak Cepat Usai Viral Dugaan Penampungan Emas Ilegal Milik Badi
Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Program Rehabilitasi Lapas IIB Bangko Berakhir, 20 WBP Tunjukkan Hasil Positif Pemulihan
Tinjau Proyek Jalan Rp1,3 Miliar di Pamanukan, Bupati Subang Tegaskan: Tidak Ada Anak Emas, Semua Wilayah Prioritas
Diduga Dibacking Orang Kuat, PETI Milik Eng di Sungai Putih Melenggang Bebas Tak Tersentuh Hukum
Berita ini 89 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 5 Desember 2025 - 21:28 WIB

Bumdes Desa Mudo Diduga Mangkrak, Kolam Lele Senilai Rp 85 Juta Tak Beroperasi Maksimal

Jumat, 5 Desember 2025 - 18:08 WIB

Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 

Jumat, 5 Desember 2025 - 11:26 WIB

Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:14 WIB

Program Rehabilitasi Lapas IIB Bangko Berakhir, 20 WBP Tunjukkan Hasil Positif Pemulihan

Kamis, 4 Desember 2025 - 14:37 WIB

Tinjau Proyek Jalan Rp1,3 Miliar di Pamanukan, Bupati Subang Tegaskan: Tidak Ada Anak Emas, Semua Wilayah Prioritas

Kamis, 4 Desember 2025 - 07:47 WIB

Diduga Dibacking Orang Kuat, PETI Milik Eng di Sungai Putih Melenggang Bebas Tak Tersentuh Hukum

Kamis, 4 Desember 2025 - 06:48 WIB

Badi Diduga Fasilitasi Pebleburuan Emas PETI di Desa Buluran Panjang,Tabir

Berita Terbaru