Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid

- Penulis

Selasa, 13 September 2022 - 22:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Dok. Pribadi. Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid Daripada Nongkrong. Mas Andre Hariyanto/Suara Utama.

Foto: Dok. Pribadi. Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid Daripada Nongkrong. Mas Andre Hariyanto/Suara Utama.

Oleh: Mas Andre Hariyanto*

SETIAP muslim laki-laki wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan karena padanya ada keutamaan.

BACA JUGA : Eksistensi Lembaga AR Learning Center

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Karena begitu mulianya amalan memuliakan masjid, Allah Ta’ala sampai menyifati orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid-Nya sebagai orang-orang mukmin. Sebagaimana dalam firman-Nya:

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang berimankepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan saalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah: 18)

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu melihat orang rajin mendatangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya serta yang lainnya).

BACA JUGA : Lelaki Seperti Manakah Antum

Mari kita mencintai masjid, memakmurkannya, dan menjadikannya sebagai sarana untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Seseorang yang mencintai sesuatu pasti hatinya akan selalu terpaut pada hal tersebut. Begitupula kecintaan terhadap masjid. Beginilah sejatinya cinta yang hakiki.

“Ada 7 golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah; salah satunya ialah seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Foto: Dok. Pribadi. Mas Andre Hariyanto bersama Ibu dan Keluarga Besar. AR Learning Center/Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara/Suara Utama.
Foto: Dok. Pribadi. Mas Andre Hariyanto bersama Ibu dan Keluarga Besar. AR Learning Center/Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara/Suara Utama.

Dicari pemuda Masjid

Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Bahkan, ketika Rasul hijrah dan sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian dinamai masjid Nabawi.

Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak muda muslim semestinya memiliki perhatian dan kecintaan yang besar terhadap masjid. Kecintaan yang besar kepada masjid akan membuat kita memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pemakmurannya.

Memakmurkan masjid bukan semata tugas si penjaga masjid. Pemuda Muslim pun wajib ambil bagian. Namun, sedih sekali ketika mengetahui masjid yang jumlahnya banyak, namun minim jamaah.

BACA JUGA :  Semarak Tasyakuran Sekretariat Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara, Suara Utama dan AR Learning Center di Joglo Wahyun Asror dua Yogyakarta

Sedih sekali hati kita ketika mengetahui masjid hanya diisi oleh segerombolan kakek sepuh yang cukup usia. Suara azannya jauh dari kata merdu.

Hanya segelintir pemuda yang terlihat memadati pojokan masjid ataupun mushalla. Ke mana para pemuda-pemudi dan muslim lainnya? Kita semakin sadar, jarang sekali terdengar suara azan yang tangkas, cadas, dan tegas, yang dilafazkan anak-anak muda.

Ironis, ketika penulis pernah mendengar cerita dari kakek sepuh sekaligus takmir di sebuah mushalla.

“Di Mushalla ini Kakek yang adzan, kakek yang iqamat, kakek yang imam, sekaligus makmum”. Kakek itu tetap sendirian. Kata-katanya mengisyaratkan kesedihan.

Sungguh fenomena tersebut benar-benar ada. Banyak kita dapati masjid atau mushalla khususnya di tengah kota. Namun sepi dikala waktu saalat 5 waktu. Di mana diri kita saat adzan berkumandang, padahal panggilan cinta Allah memanggil kita?.

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah).

Tidak terpungkiri tidak sedikit masyarakat muslim lebih senang nongkrong di warung kopi ataupun café-cafe ketika waktu salat tiba. Kumandang azan sama sekali tak dipedulikannya.

Ada juga yang ramai menggelar nobar (nonton bareng) sepakbola di malam hari dengan niatan silaturahim. Namun berbalik sedih jika aktivitas tersebut mengakibatkan lalai di waktu subuh.

Nun di sini, masjid-masjid masih terlihat sepi. Kumdangan azan terabai. Kemana sekelompok generasi muda dan pemegang kejayaan Islam?.

Rela menempuh jarak jauh tuk sekadar cari hiburan dan seru-seruan. Namun letoy melangkah hanya sekian meter ‘tuk penuhi seruan adzan. Beginikah trend pemuda kekinian? Naudzubillah min dzaalik.

*/PENULIS Adalah Pendiri Media Suara Utama, Lembaga AR Learning Center, Pedagang Angkringan Si Ndut Prambanan, Founder Komunitas Taklim Jurnalistik, Ketua Pembina Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara dan Ketua Bidang Pendidikan dan Profesi Persatuan Wartawan Republik Indonesia Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi D.I Yogyakarta

Berita Terkait

Kasus Pelecehan di Dumai, DJ Sukabumi Resmi Mengadu ke Bareskrim Polri
Tolak Pelecehan, DJ Naomi Justru Dipecat
Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis
Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia
Moekajat Gen 3 Siap Wujudkan Kekompakan Lintas Generasi di Moekajat Family Gathering #1 2025
Harga Emas Jatuh Tajam, Antam Pangkas Rp45.000 per Gram
Mahasiswa Baru Sosiologi UINSA Kelompok E 2025 Peringati Hari Santri dengan Semangat Kebersamaan
Absen 11 Tahun, Pasar Seni ITB Picu Animo Masyarakat
Berita ini 86 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 November 2025 - 12:54 WIB

Kasus Pelecehan di Dumai, DJ Sukabumi Resmi Mengadu ke Bareskrim Polri

Senin, 10 November 2025 - 09:41 WIB

Tolak Pelecehan, DJ Naomi Justru Dipecat

Sabtu, 8 November 2025 - 21:28 WIB

Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis

Kamis, 6 November 2025 - 15:24 WIB

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Sabtu, 1 November 2025 - 23:37 WIB

Moekajat Gen 3 Siap Wujudkan Kekompakan Lintas Generasi di Moekajat Family Gathering #1 2025

Selasa, 28 Oktober 2025 - 10:54 WIB

Harga Emas Jatuh Tajam, Antam Pangkas Rp45.000 per Gram

Kamis, 23 Oktober 2025 - 21:02 WIB

Mahasiswa Baru Sosiologi UINSA Kelompok E 2025 Peringati Hari Santri dengan Semangat Kebersamaan

Senin, 20 Oktober 2025 - 18:18 WIB

Absen 11 Tahun, Pasar Seni ITB Picu Animo Masyarakat

Berita Terbaru