Padang,suarautama.id-
Gempa besar bermagnitudo 7,6 yang melanda Sumatra Barat pada 30 September 2009 silam menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Bencana yang menelan ribuan korban jiwa, merusak 135 ribu rumah, dan menimbulkan kerugian hingga Rp22 triliun itu terus diingat sebagai momentum penting memperkuat ketangguhan masyarakat.
Hal ini disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto dalam Konferensi Internasional Penanggulangan dan Mitigasi Bencana ke-3 (3rd ICDMM) di Universitas Andalas, Padang, Senin (29/9).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebanyak 81 persen wilayah Indonesia rawan gempa. Oleh karena itu, mitigasi bencana harus berbasis riset, kolaborasi, dan adaptasi dengan melibatkan unsur pentaheliks,” ujar Suharyanto.
Ia memaparkan tiga strategi utama mitigasi berbasis riset:
1. Penguatan riset kebumian. BNPB bekerja sama dengan BRIN dan universitas untuk memetakan zona megathrust sebagai dasar penyusunan peta evakuasi detail di 182 desa rawan tsunami.
2. Pendekatan struktural berbasis rekayasa. Meliputi penguatan tata ruang, pembangunan rumah tahan gempa, serta penyesuaian bangunan adaptif terhadap tsunami.
3. Pendekatan non-struktural berbasis masyarakat dan teknologi. Antara lain pemanfaatan AI untuk simulasi evakuasi dan kedaruratan, serta mengintegrasikan kearifan lokal seperti rumah panggung Sumatra Barat dengan riset etnografi.
“Kita harus membangun rumah yang tidak hanya tahan gempa, tetapi juga tahan tsunami. Bencana adalah urusan bersama, mari bekerja dalam ritme yang sama demi resiliensi berkelanjutan,” tegas Suharyanto.
Konferensi internasional ini terselenggara dengan dukungan Pemerintah Australia melalui Program SIAP SIAGA. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Roderick Brazier, menegaskan komitmen negaranya memperkuat kolaborasi dalam ketahanan bencana, pembangunan inklusif, dan pemberdayaan masyarakat.
“Sumatra Barat berada di garda terdepan dalam manajemen risiko bencana. Konferensi ini menjadi kesempatan tepat untuk berbagi pengetahuan dan strategi pengurangan risiko bencana,” kata Brazier.
3rd ICDMM yang mengangkat tema “Getting Ready for Megathrust” berlangsung pada 29–30 September 2025. Acara ini dihadiri Wakil Gubernur Sumbar, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, para pakar nasional maupun internasional, serta dapat diakses melalui kanal YouTube BNPB Indonesia.
Penulis : Ziqro fernando
Editor : Ziqro fernando
Sumber Berita : Tim wartawan














