Wisata Alam nan Eksotis di Pemandian Ikan Larangan Sungai Batang Tiku, Aur Malintang

- Penulis

Selasa, 3 Juni 2025 - 17:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA.ID –
Wisata Alam nan Eksotis di Pemandian Ikan Larangan Sungai Batang Tiku, Aur Malintang. 

Desah air mengalir nan mendesir bak bernyanyi di antara sela batu-batuan alam tepian mandi. Senandungnya indah seolah bergelora menyapa siapa saja orang-orang yang datang dan pergi melewati indahnya alam sungai wisata pemandian. Berlokasi tepat di bawah belokan jalan dan jembatan sungai Batang Tiku, kecamatan IV Koto Aur Malintang.

Jika kita masuk ke dalam aliran sungai, sopasti akan disapa segerombolan ikan-ikan Garing yang menjadi penghuni setia siang dan malam di aliran sungai. Ikannya jinak dan ramah seolah mengajak siapa saja bercanda dan cengkerama bermain bersamanya. Jika kita mandi di sungai, seketika kita akan dikerubungi gerombolannya ikan-ikan itu, namun ibarat jinak-jinak si burung merpati, mendekat mau ditangkap enggan. Ya, begitulah sifatnya si ikan Garing Sungai pemandian bawah jalan belokan sungai Batang Tiku.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Wisata Alam nan Eksotis di Pemandian Ikan Larangan Sungai Batang Tiku, Aur Malintang Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melihat indahnya pesona eksotis  alam ini, bisa dijadikan destinasi wisata alam yang menyenangkan bagi siapa saja yang berkunjung. Sungguh tak terbayangkan jika tempat ini nantinya dikelola dengan baik, kiranya barang tentu akan menjadi objek wisata yang bisa mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga sekitar. Ekonomi warga bisa tumbuh dan berkembang. Tidak seperti sekarang ini yang pengunjungnya masih tergolong musiman, seperti saat liburan dan lebaran saja, walau di hari-hari biasa ada juga beberapa pengunjung pemandian.

Wisatawan di daerah ini dan kabupaten tetangga akan tertarik mendatanginya,  tentulah jika fasilitas wisata mulai dari sarana pemandian seperti alat-alat penunjang pemandian, tempat ganti kostum mandi, kafe-kafe penjual makanan juga lebih dilengkapi dengan kualitas yang lebih menarik. Jika orientasinya benar-benar untuk mengembangkan destinasi ini, tentu jangan diterapkan bea pungutan masuk ke lokasi pemandian bagi pengunjung. Niscaya nanti takkan berkembang dan pastilah akan terhenti sebelum waktu menjadi destinasi wisata yang digandrungi.

BACA JUGA :  Dampak Psikologis Pada Minimnya Peran Ayah dan Pencegahan Fatherless

Ketika Suara Utama.Id_ mencoba menyusuri ke lokasi, “Waw…. sungguh assyik dan terkesima menyaksikan kejernihan air sungai. Serasa ingin menceburkan diri dengan sekujur badan. Namun, enggan jadinya karena tak punya kostuman untuk mandi. Kalau pun dipaksakan mencebur, yaah…, tentu akan basah kuyub jadinya dan basah-basah pulang sesudahnya. “Mending asyikan mainkan airnya yang bening saja deh, kan sudah serasa senang, hehe… !”

Serasa gelora di hati, jikalau tangan ini membelai dan mengelus air sungai yang  bening dan mendapatkan ikan-ikan itu. Ingin rasanya kutangkap dan kuajak bicara, “Ngapain sih kamu kok ndak dingin-dingin mandi terus? Weleh-weleh, hehe… !

Itulah sekelumit pesona alam sungai nan permai yang potensial untuk dikembangkan ke depan di kecamatan IV Koto Aur Malintang, kabupaten Padang Pariaman. Tentunya semua kalangan masyarakat setempat berharap, semoga pemerintah daerah turut mendukung melalui perencanaan dan pengembangan yang terprogram untuk kelanjutannya. Kadangkala masyarakat setempat tak mampu menggapai angan yang di ibaratnya pepatah, “Rumah tampak, jalan tak tahu. “Tentulah maksudnya perlu adanya dukungan pemikiran, maupun finansial untuk mengembangkan. Semoga !
( Suwardi, S.Pd, MM, Feature)

 

Berita Terkait

Antara Citra, Realita dan Harapan Sekolah Kecil
Dari Sampah Jadi Berkah: Kisah Anak Muda Kampung yang Mengubah Limbah Jadi Bernilai Ekonomis
Gawi Nyambai Bujenong Jakhu Makhga Prosesi Penobatan Tokoh Adat Lampung Keratuan Darah Putih
Ngadu Kuluwung di Jonggol Bogor
Kremasi di Desa Dharma Agung: Tradisi dan Religiusitas Hindu di Lampung
Jalan Pulang, Hujan, dan Renungan tentang Hidup
Pasar Kaget Cikeas Ragam Pilihan Jualan
Mengungkap Makna Kicauan Burung pada Malam Hari, Apakah Pertanda Bahaya?
Berita ini 172 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 10:25 WIB

Antara Citra, Realita dan Harapan Sekolah Kecil

Selasa, 3 Juni 2025 - 17:10 WIB

Wisata Alam nan Eksotis di Pemandian Ikan Larangan Sungai Batang Tiku, Aur Malintang

Senin, 26 Mei 2025 - 09:12 WIB

Dari Sampah Jadi Berkah: Kisah Anak Muda Kampung yang Mengubah Limbah Jadi Bernilai Ekonomis

Kamis, 15 Mei 2025 - 09:10 WIB

Gawi Nyambai Bujenong Jakhu Makhga Prosesi Penobatan Tokoh Adat Lampung Keratuan Darah Putih

Senin, 7 April 2025 - 20:34 WIB

Ngadu Kuluwung di Jonggol Bogor

Jumat, 21 Maret 2025 - 21:47 WIB

Kremasi di Desa Dharma Agung: Tradisi dan Religiusitas Hindu di Lampung

Jumat, 28 Februari 2025 - 20:59 WIB

Jalan Pulang, Hujan, dan Renungan tentang Hidup

Minggu, 16 Februari 2025 - 23:00 WIB

Pasar Kaget Cikeas Ragam Pilihan Jualan

Berita Terbaru