SUARA UTAMA, Tulang Bawang– Masjid Nurul Ilmi yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Ilmi Islam Boarding School (NIIBS) menghadirkan suasana berbeda dalam pelaksanaan salat tarawih. Berlokasi di Jalan Poros Rawajitu, tepat di depan SPBU sebelum Pasar Minggu Rawajitu Selatan, Tulang Bawang, masjid ini menjadi pusat ibadah yang ramai selama Ramadan.
Keistimewaan tarawih di Masjid Nurul Ilmi terletak pada imam yang dipimpin secara bergilir oleh santri. Sepanjang Ramadan, 10 santri ditunjuk bergiliran untuk memimpin salat tarawih, membaca Al-Qur’an secara acak mulai dari Juz 26 hingga Juz 30. Salat tarawih dilaksanakan 8 rakaat dengan format 2 rakaat satu salam, ditutup witir 3 rakaat satu kali salam.
Setiap malam, masjid ini dihadiri sekitar 150 jamaah yang terdiri dari masyarakat sekitar, pengasuh, serta santri pondok pesantren. Salah satu santri yang mendapat kesempatan menjadi imam pada Jumat (14/3) malam adalah Muhammad Syafiq Al Furqon, santri kelas IV SDIT Nurul Ilmi. Syafiq merupakan putra dari Iskandarsyah, berasal dari Kabupaten Mesuji.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Seorang jamaah Masjid Nurul Ilmi, Untung (60), mengungkapkan rasa haru dan kebanggaannya melihat para santri mampu menjadi imam tarawih.
“Saya merasa senang dan bangga melihat santri kecil bisa menjadi imam dengan bacaan yang lancar. Ini menambah kekhusyukan dalam salat tarawih,” ujar Untung.
Sementara itu, Ustadz Rizki Ekasman Nunyai, salah satu pengasuh pondok pesantren, menuturkan bahwa pemilihan santri sebagai imam bertujuan untuk melatih mental dan meningkatkan hafalan mereka.
“Kami ingin santri semakin percaya diri dan terbiasa memimpin salat. Ini bagian dari pembelajaran agar mereka semakin fasih dalam membaca Al-Qur’an. Santri yang jadi imam telah diseleksi baik usia, hafalan dan kefasehan bacaan” kata Ustadz Rizki.
Ketua Pengurus Pondok Pesantren NIIBS, Fahrowi, menambahkan bahwa pondok pesantren ini menjadi pilihan bagi masyarakat Rawajitu dan sekitarnya yang ingin memberikan pendidikan berbasis Islam bagi anak-anak mereka. Saat ini sudah ada dua tingkatan pendidikan, SDIT dan SMPIT.
“Rata-rata dalam dua tahun, santri kami mampu menghafal 3 hingga 5 juz. Ini semua berkat motivasi santri, bimbingan ustadz, dan dukungan orang tua,” jelas Fahrowi.
Selain itu, pondok pesantren ini juga sukses mengadakan kegiatan Ramadan Camp dengan berbagai perlombaan bagi siswa SDN/MI di Kecamatan Rawajitu Timur dan Rawajitu Selatan. Kegiatan ini menjadi ajang pengenalan sekolah kepada masyarakat luas.
Penulis : Nafian faiz
Sumber Berita : Pondok Pesantren NIIBS Rawajitu Selatan