SUARA UTAMA – Jakarta, 8 Oktober 2025 — Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali melesat pada perdagangan Rabu (8/10/2025). Berdasarkan data resmi Logam Mulia, harga emas naik sebesar Rp7.000 menjadi Rp2.296.000 per gram, mencatatkan rekor tertinggi baru dalam beberapa bulan terakhir.
Kenaikan ini memperkuat tren positif harga emas yang terjadi sejak awal kuartal IV-2025, di tengah meningkatnya ketidakpastian global, pelemahan mata uang utama dunia, dan ekspektasi perubahan kebijakan moneter oleh sejumlah bank sentral besar.
Investor Kembali ke Aset Aman
Kondisi pasar yang masih bergejolak membuat investor global kembali beralih ke instrumen safe haven seperti emas. Kekhawatiran terhadap potensi resesi di Amerika Serikat dan perlambatan ekonomi di Tiongkok juga menjadi katalis utama penguatan harga logam mulia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Analis fiskal dan moneter sekaligus Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal dan Moneter KADIN Jawa Timur, Yulianto Kiswocahyono, SE., SH., BKP, menjelaskan bahwa pergerakan harga emas kali ini merupakan refleksi dari kepercayaan investor terhadap daya tahan emas dalam menjaga nilai kekayaan.
“Emas masih menjadi komoditas yang paling banyak dipercaya sebagai safe haven. Ketika pasar keuangan bergejolak dan nilai tukar melemah, emas selalu menjadi pilihan utama investor karena nilainya relatif aman dan cenderung naik dalam kondisi ketidakpastian,” ujar Yulianto di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Faktor Global: Dolar AS Melemah, Permintaan Asia Menguat
Menurut Yulianto, penguatan harga emas global juga tidak lepas dari pelemahan dolar AS yang terjadi akibat ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve. Saat dolar melemah, harga emas menjadi lebih menarik bagi investor non-AS karena biayanya relatif lebih murah.
Selain itu, permintaan emas fisik di kawasan Asia juga meningkat tajam menjelang musim perayaan akhir tahun, terutama dari India dan Tiongkok. “Pasar Asia memiliki peran besar dalam menentukan arah harga emas dunia. Ketika permintaan meningkat, tekanan suplai ikut memengaruhi harga global,” jelas Yulianto.
Tren Nasional: Buyback Ikut Menguat
Di tingkat domestik, harga buyback emas Antam atau harga jual kembali juga naik menjadi Rp2.184.000 per gram, menandakan kestabilan tren positif di sektor logam mulia nasional.
Para pelaku pasar dalam negeri menilai, kenaikan harga buyback mendorong minat masyarakat untuk menjual emas mereka guna merealisasikan keuntungan jangka pendek. Namun, sebagian investor justru memilih menambah kepemilikan emas sebagai strategi diversifikasi portofolio menghadapi fluktuasi ekonomi.
Proyeksi: Potensi Menembus Rp2,3 Juta per Gram
Sejumlah analis memprediksi harga emas Antam berpotensi menembus Rp2,3 juta per gram dalam waktu dekat, terutama jika kondisi geopolitik global tidak mereda. Konflik yang masih berlangsung di beberapa kawasan strategis serta tekanan inflasi yang belum terkendali menjadi faktor utama yang menopang kenaikan harga.
“Selama ekonomi global belum stabil, emas akan tetap jadi aset lindung nilai utama bagi investor. Kenaikan harga saat ini bukan sekadar momentum musiman, tetapi refleksi dari pergeseran orientasi investasi global ke arah aset yang lebih defensif,” tutup Yulianto.
Kesimpulan
Kenaikan harga emas Antam hari ini memperkuat posisi logam mulia sebagai komoditas strategis di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Dengan daya tahan tinggi terhadap inflasi dan gejolak pasar, emas masih memegang peran penting sebagai instrumen perlindungan nilai yang relevan bagi investor ritel maupun institusi.
Penulis : Odie Priambodo
Editor : Andre Hariyanto
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














