SUARA UTAMA, Tanggamus– Pesona alam dan pantai di pekon Karang Buah dan Kuta Karang, Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, Lampung sangat memukau dengan pasir putih, kerikil, dan batu karang alami yang berpadu dengan deburan ombak Samudra Hindia.
Meski keindahan alamnya luar biasa, kedua pekon ini masih terisolasi dari akses komunikasi yang memadai. BTS mini yang dibangun pemerintah, setahun lalu rusak, sehingga warga tidak bisa mengakses komunikasi, bahkan untuk sekedar panggilan suara.
Bila harus telpon, warga terpaksa harus melakukan perjalanan ke pekon tetangga, Sawang Balak atau Suka Banjar untuk mendapatkan sinyal. Bukhori, seorang guru di Karang Buah, harus menempuh perjalanan selama 20 menit, naik-turun gunung menuju Pantai Sawang Balak untuk mengakses internet. “Ini tuntutan profesi, saya harus membuat laporan dan mengisi aplikasi, tapi di sini tidak ada akses internet,” keluh Bukhori.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aminah, ibu rumah tangga dengan anak dan cucu di perantauan- bahkan dua anaknya sudah berkeluarga di luar Negeri- juga merasa kesulitan karena tidak ada jaringan komunikasi. “Rasanya ingin bisa telepon anak dan cucu sambil lihat muka mereka, pasti bisa mengobati rasa kangen, walau berjauhan” ujarnya Kamis (14/11/2024).
Menunggu pembangunan BTS baru dirasa tidak praktis dan memakan biaya besar. Oleh karena itu, warga berharap pemerintah pekon Karang Buah dan Kuta Karang dapat bekerja sama dengan penyedia layanan internet lokal, seperti PT. Tunas Link Indonesia, yang sudah menghadirkan WiFi di pekon Suka Banjakh dan Sawang Balak sejak Juli lalu.
Pengadaan WiFi dengan menggunakan Dana Desa dianggap sebagai solusi cepat dan terjangkau. Dengan biaya sekitar 25 hingga 30 juta per kampung sudah dapat di akses seluruh warga pekon.
Keberadaan internet ini akan sangat membantu warga dalam pekerjaan, pendidikan, dan komunikasi dengan keluarga juga hiburan. Warga berharap solusi ini segera terealisasi agar mereka tak lagi terisolasi dari dunia luar.
Penulis : Nafian Faiz