SUARA UTAMA – Sudah menjadi fithroh setiap orang untuk menjaga kehormatan dan kewibawaannya. Dan termasuk menjaga kehormatan adalah tidak duduk- duduk, nongkrong, dan ngerumpi di pinggir jalan. Kenyataannya, kita saksikan di zaman sekarang ini banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk nongkrong di pinggir jalan, terutama sekali di malam hari. Hal seperti ini tidak layak dilakukan. Rosululloh SAW jauh-jauh hari telah memperingatkan umatnya agar meninggalkan duduk-duduk di jalanan. Dan seandainya memang terpaksa, maka harus memenuhi hak-hak jalan. Hak-hak jalan tersebut adalah bentuk adab seorang muslim di jalan.
Rosululloh bersabda (artinya): Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di jalan-jalan.” Mereka (para sahabat berkata: “Kami tidak bisa meninggalkannya, sesungguhnya itu adalah tempat kita bercakap-cakap.” Kemudian Rosululloh bersabda: Jika kalian tidak bisa meninggalkannya, maka penuhilah hak-hak jalan.” Mereka bertanya: “Apa saja yang termasuk hak jalan?” Rosululloh menjawab: “Menahan pandangan, menyingkirkan gangguan, men- jawab salam, beramar ma’ruf (memerintah yang baik), dan nahi munkar (mencegah yang jelek).” (HR. Bukhori: 2465)
BACA JUGA: Ramadhan dan Sedekah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adab-adab Seorang Muslim di Jalanan
Di antara adab-adab seorang muslim di jalanan ialah sebagai berikut:
1. Berjalan dengan sikap wajar dan tawadhu’ (merendahkan diri)
Yakni tidak berlagak sombong saat berjalan, tidak mengangkat kepala karena sombong atau memalingkan wajah dari orang lain karena takabbur (sombong), karena Alloh telah melarang perbuatan tersebut sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya (artinya): Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman 131]: 18-19)
BACA JUGA: Muhasabah Bulan Ramadhan “Janji dan Fakta Massa Depan”
2. Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan
Alloh berfirman (artinya): Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesung- guhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan- nya, dan kemaluannya.” (QS. an-Nur [24]: 30-31)
Imam Ibnu Katsir mengatakan: “Ini merupakan perintah Alloh kepada hamba-Nya yang beriman, hendaklah mereka menahan (menundukkan) pandangannya dari hal-hal yang telah diharamkan kepada mereka. Maka janganlah memandang kecuali pada perkara-perkara yang telah dibolehkan untuk dilihat. Jika kebetulan melihat perkara yang haram tanpa ada maksud sebelumnya, maka hendaklah secepatnya memalingkan pandangannya.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/311)
3. Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran atau sisa makanan di tempat lalu lalang manusia
Perhatikan sabda Rosululloh yang telah diriwayatkan oleh Abdulloh bin Umar
“Orang muslim adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat dari gangguan) lisan dan tangannya. “ (HR. Bukhori: 11, Muslim: 42)
BACA JUGA: Santriwati Gunung Tembak Bercita-Cita Bangun Pesantren di Dubai
4. Menyingkirkan gangguan di tengah jalan
Di antara adab yang harus dilakukan oleh seorang muslim di jalanan adalah menyingkirkan gangguan di jalan, baik berupa duri, pecahan kaca, paku, atau benda lainnya yang dapat mengganggu atau melukai orang lain. Maka orang yang melakukan hal demikian dosa-dosanya akan di ampuni oleh Alloh dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang shohih yang diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Rosululloh bersabda (artinya): “Ketika ada seseorang sedang berjalan di suatu jalan, ia menemukan dahan berduri di jalan tersebut, lalu orang itu menyingkirkannya. Maka Alloh berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya.. (di dalam riwayat lain disebutkan: Maka Alloh akan memasukkannya ke dalam surga).” (HR. Bukhori: 654, Muslim: 1914)
5.Membantu orang lain menaikkan barang ke kendaraannya
Sikap seperti ini adalah cerminan dari seorang muslim yang sejati, yaitu tatkala ada orang lain sedang menaikkan barang-barangnya ke atas kendaraan ia mau meluangkan waktunya untuk membantu. Tidaklah perbuatan seperti ini sia-sia belaka, tetapi ini merupakan salah satu bentuk shodaqoh/sedekah. Rosululloh bersabda (artinya): “Setiap persendian manusia mempunyai kewajiban sedekah… (dan disebutkan di antaranya): berbuat adil di antara manusia adalah sedekah, menolong dan membawanya di atas kendaraannya adalah sedekah atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah dan menunjukkan jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhori: 2891, Muslim: 1009)
6. Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal
Ini hukumnya wajib, karena Rosululloh bersabda (artinya): Ada lima perkara wajib bagi seorang muslim terhadap saudaranya (yaitu): menjawab salam, mendo akan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang yang sakit, dan mengantarkan jenazah.” (HR. Bukhori: 1240, Muslim: 2162)
7.Beramar ma’ruf dan nahi munkar
Ini juga wajib dilakukan oleh setiap muslim sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dari Abu Said al-Khudri , bahwasanya Rosululloh bersabda (artinya): “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu juga maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah paling lemahnya iman. “ HR. Muslim: 49, Tirmidzi: 2172, Nasai: 5008, Ibnu Majah: 1275)
Syaikh Fuad bin Abdul Aziz menuturkan: “Beramar ma’ruf dan nahi munkar tidak hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, namun merupakan kewajiban bagi setiap orang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
8. Menunjukkan orang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru
Karena hal-hal tersebut merupakan shodaqoh. Sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah hadits shohih yang diriwayat kan oleh Abu Huroiroh bahwasanya Rosululloh bersabda (artinya): “Menunjukkan jalan adalah sedekah. “ (HR. Bukhori: 2891)
9. Wanita hendaknya berjalan di tepi jalan ketika berjumpa dengan laki-laki
Ketahuilah wahai saudaraku, syari’at Islam telah membuat ketetapan demikian bukan berarti untuk menghinakan kaum wanita, melainkan semata-mata untuk membendung gejolak fitnah di antara keduanya. Perhatikanlah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Usaid al-Anshori dia mendengar Rosululloh bersabda ketika keluar dari masjid, beliau melihat campur baurnya wanita dan laki-laki di jalanan. Maka beliau bersabda kepada kaum wanita: “Menepilah (dalam) berjalan, kalian tidak layak memenuhi jalan, hendak- lah kalian menelusuri tepi jalan…” (HR. Abu Dawud: 5272.
10. Tidak ngebut ketika berkendara, khususnya di jalan yang ramai dipenuhi oleh para pejalan kaki
Hendaknya melapangkan jalan orang lain dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk lewat. Semua itu termasuk tolong-menolong dalam kebajikan.
Demikianlah beberapa adab bagi seorang muslim di jalanan. Semoga setelah kita mengetahui dan memahami adab-adab di atas kita dapat mengamalkannya dengan ikhlas, sehingga dicatat di sisi Alloh sebagai amal kebaikan. Dan semoga Alloh memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua untuk mengamalkan segala sunnah Rosululloh.
