SUARA UTAMA, Jakarta – Sebuah fenomena unik terjadi di media sosial setelah sebuah fan page Facebook yang sebelumnya bernama Marxisme Indonesia berubah nama menjadi Neneng Rosdiyana, nama seorang ibu rumah tangga yang aktif di komunitas perkebunan. Perubahan ini sontak menjadi perbincangan dan memunculkan istilah jenaka di kalangan warganet, yakni Nenengisme.
Fan page tersebut kini berisi aktivitas sehari-hari Neneng Rosdiyana, yang diketahui bukan merupakan tokoh akademik atau aktivis ideologi, melainkan penggiat pertanian rumah tangga. Tak disangka, halaman yang kini berisi konten tentang kebun dan kegiatan komunitas ibu-ibu itu sebelumnya merupakan wadah diskusi mengenai paham Marxisme.
Dalam keterangannya, Neneng mengaku tidak mengetahui sejarah halaman tersebut sebelum ia kelola.
“Setahun yang lalu saya aja baru denger nama Marxis. Saya kira itu nama band,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa nama fan page itu diganti sesuai namanya karena akan digunakan untuk promosi Facebook pribadi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Neneng pun meminta warganet untuk berhenti menautkan dirinya dengan paham Marxisme.
“Jadi stop nanya-nanya dan nyebut saya penganut. Dan please lah buat kalian yang fans Marxis, terima kenyataan bahwa page ini sekarang emang udah jadi Neneng Rosdiyana,” tegasnya.
Hingga kini, halaman Facebook tersebut masih aktif dan memiliki sekitar 7.700 pengikut. Banyak dari mereka yang tetap berinteraksi di kolom komentar, sebagian besar dengan candaan yang memadukan istilah Marxisme dengan aktivitas perkebunan ala Neneng.
Apa Itu Marxisme?
Marxisme merupakan sebuah teori sosial, ekonomi, dan politik yang berakar pada pemikiran Karl Marx. Inti dari Marxisme adalah pandangan bahwa masyarakat terbagi ke dalam kelas-kelas sosial yang saling bertentangan, khususnya antara pemilik modal (borjuasi) dan kelas pekerja (proletariat). Marx meyakini bahwa konflik antara kedua kelas ini akan memicu perubahan revolusioner menuju masyarakat tanpa kelas.
Paham ini menjadi dasar ideologi komunisme, dan dalam sejarah penerapannya sering dikaitkan dengan berbagai kontroversi, terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia dan kegagalan ekonomi di beberapa negara yang mencoba menerapkannya secara ekstrem.
Reaksi Netizen
Istilah Nenengisme sendiri tidak memiliki makna ideologis atau filosofis yang jelas. Sebaliknya, istilah tersebut muncul sebagai candaan dan bentuk keheranan atas perubahan drastis isi halaman yang awalnya dianggap sebagai tempat diskusi serius tentang ideologi, namun kini berubah menjadi tempat berbagi tips berkebun dan aktivitas harian ibu rumah tangga.
Fenomena ini menjadi bukti bagaimana dunia digital, terutama media sosial, dapat menghadirkan pergeseran makna yang tidak terduga, bahkan memunculkan humor di tengah wacana yang sebenarnya serius.
Penulis : Odie Priambodo
Editor : Andre Hariyanto
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














