SUARA UTAMA, Surabaya – Pekan lalu, saya diminta menemani para orang tua di Hidayatullah — Ust Hamim Thohari, Ust Aziz Qahhar, dan Ust Abdur Rahman– bermusyawarah di Surabaya, Jawa Timur.
*/Dapatkan Kabar terbaru dan follow di Google News Berita SUARA UTAMA
Saya sudah berniat untuk menyempatkan diri membesuk sahabat saya, Abdur Rohim, yang sudah dua tahun ini didera sakit dan dirawat di kediamannya di Surabaya.
Dulu, Mas Rohim – begitu saya biasa menyapanya – diberi amanah menakhodai direktorat niaga di Majalah Suara Hidayatullah. Sedang saya diberi amanah mengepalai direktorat produksi dan redaksi di majalah yang sama. Jadi, hubungan kami sangat dekat. Kami sering berdiskusi banyak hal, terutama tentang strategi membesarkan majalah Islam milik ormas Hidayatullah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BACA : Menuju Silatnas Hidayatullah, Ustadz Hayat Rela Motoran Tempuh 4 Provinsi Borneo
Mas Rohim orang yang sangat baik. Ia murah senyum dan tak pernah marah. Hatinya lembut, gampang merasa iba melihat keadaan orang lain.
Alm. Ustadz Abdul Rochim Aktivis & Wartawan Senior Majalah Suara Hidayatullah
Suatu hari, dua tahun lalu, Allah Ta’ala mencobanya dengan sakit yang memaksa ia harus terbaring di tempat tidur. Mendapati kabar tersebut, saya sudah berniat ingin membesuknya jika ada kesempatan ke Surabaya. Namun, kesempatan tersebut tak pernah datang, dan sayangnya saya pun tak pernah memaksakan diri untuk pergi ke Surabaya.
BACA : Kolaborasi XL Axiata, PESMADAI Resmikan Budidaya Maggot di Sekolah Pemimpin Hidayatullah Depok
Hingga pekan lalu, kesempatan tersebut tiba-tiba datang. Saya kembali meniatkan diri untuk membesuk sahabat saya ini. Qadarallah, waktu begitu sempit. Rapat yang harus saya dampingi begitu padat, dari pagi hingga malam.
Ahad malam, saya harus kembali ke Jakarta. Tiket pesawat sudah dibeli. Jeda waktu usai rapat hingga penerbangan pesawat tak lama. Akhirnya, mobil yang saya tumpangi ke bandara hanya bisa melewati jalan kecil menuju kediaman Mas Rohim. Tak bisa mampir.
BACA : Ratusan Sahabat PJS dan KSA Sukseskan Milad Mas Andre Hariyanto dan Sharing Santai
Dari balik jendela mobil, saya masih memandang jalan kecil itu. Hati saya berbisik, “Maafkan saya mas. Saya belum bisa mampir. Insya Allah di waktu mendatang, saya akan datang menemui Mas Rohim.”
Tadi sore, kabar duka masuk di WhatsApp saya, Mas Rohim telah pergi. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Ada perasaan menyesal mengapa saya selalu menunda-nunda kebaikan bertemu dengan sahabat saya ini. Semoga Allah Ta’ala merahmatimu, Mas, mengampunimu, dan memasukkanmu ke Jannah Firdaus. Saya bersaksi engkau orang baik. */Tulisan Ustadz Mahladi Murni