Politik Santun Versus Badut Politik “apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai”

- Writer

Senin, 27 Januari 2025 - 13:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Politik adalah seni mencari masalah,menemukannya di mana-mana, mendiagnosisnya secara salah, dan menerapkan solusi yang salah” – Groucho Marx.

Menurut Pandangan Prof. Muhammad (Ketua DKPP) mengungkapkan etika menjadi salah satu kunci lahirnya politik yang santun, saling menghargai dan menguatkan, serta kompetisi politik secara fair. Hal tersebut disampaikan Prof. Muhammad saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Catatan Politik Awal Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh The Republic Institute pada Minggu (2/1/2022).

“Kalau etika,nilai-nilai moral, dan kode perilaku sudah menginspirasi dan mengkristal dalam diri elit parpol, maka akan lahir politik yang santun, menghargai dan menguatkan, sertai kompetisi yang fair,” ungkapnya. Etika juga diibaratkan sebagai remote control bagi penyelenggara dalam menjalankan tugas, fungsi, serta wewenangnya sebagai wasit dalam pemilu.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Politik Santun Versus Badut Politik "apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai” Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan  Badut Politik  biasanya mengumbar senyum disetiap perhelatan, cari sensasi, tebar pesona, tebar janji politik, jadi sosok seorang pahlawan dalam setiap peristiwa terkait kemanusiaan, rasa simpati terhadap masyarakat ekonomi lemah, serta berbagai program misi visi seakan menghipnotis segenap lapisan masyarakat.

Dalam pendidikan politik yang damai dan demokrasi yang sehat, memberi kesempatan yang sama dan adil kepada semua warganegara untuk tampil menjadi pemimpin. Tidak perlu ada “cawe-cawe” (rekayasa kotor) dari elit penguasa untuk mendukung calon tertetu dan menghambat calon lain. Biarkanlah rakyat memilih calon pemimpin terbaik dalam pilihan mereka, karena sejatinya esensi demokrasi ada pada kebebasan rakyat untuk menyalurkan pihannnya, tanpa ada pengaruh dan rekayasa dari kelompok mana pun.

Para tokoh pendiri bangsa ini sudah memberi teladan betapa indahnya bangsa yang plural ini manakala dikelola dengan semangat toleransi dan kebersamaan di tengah perbedaan. Perbedaan agama, budaya, etnis dan pilihhan politik adalah wajah bangsa Indonesia sejak dahulu. Toleransi dan kerukunan menjadi kata kunci merawat bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan besar. Tentu diperlukan keteladan dari elit politik saat ini untuk menunjukkan kedewasaan berpolitik yang santun baik dalam ucapan maupun tindakan.

Tindakan intoleransi, provokasi dan ujaran kebencian merupakan musuh bersama karena akan merusak nilai-nilai kedamaian. Sejak dahulu para tokoh bangsa ini sudah bekerja keras menanamkan nilai-nilai persatuan dan kerukunan di tengah pluralitas yang ada. Bagaimana pun kerasnya perbedaan politik, nilai persatuan dan kerukunan harus tetap dijaga. Tokoh-tokoh bangsa ini, seperti Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir. Mohammad Natsir telah memberi teladan, betapa pentingnya menjaga kerukunan dan kedamaian di tengah perbedaan yang ada. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok dan golongan menjadi esensi penting dalam komitmen mewujudkan pembangunan bangsa.

BACA JUGA :  Telur Hajjaj dan Amplop Politik Ujian Moral Rakyat

Patut direnungkan kembali pesan Mohammad Hatta tentang pentingnya kewaspadaan pada pemgkhianat bangsa yang merusak persatuan dan toleransi di tengah perbedaan. Bahkan saat ini begitu banyak tokoh politik yang tidak sesuai antara ucapan dengan tindakan. Retorika yang disampaikan seolah mencintai bangsa ini, namun dalam realitanya berpotensi merusak persatuan dengan berbagai kegaduhan yang dibungkus dengan perbedaan kepentingan politik. Dengan kepentingan politik yang berbeda mereka menyebar ujaran kebencian dan provokasi yang sangat berbahaya bagi persatuan bangsa.

kali ini mengandung konsekwensi luar biasa, karena berpotensi membuat kegaduhan dan itoleransi. Negara seharusnya tegas dan adil dalam mencegah tindakan intoleransi. Jangan sampai diberi ruang sekecil apa pun yang berpotensi merusak persatuan dan toleransi, baik yang dillakukan oleh lawan politik atau kawan politik pemguasa. Tindakan tegas dan berkeadilan harus dilakukan oleh aparat penegak hukum kepada setiap warga negera yang melakukan tindakan intoleran. Penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan bagi warga negara yang melakukan kesalahan sangat diperlukan agar masyarakat berhati-hati dalam menyebar ujaran kebencian dan permusuhan.

sepertinya karena faktor kebencian bisa membuat sesorang begitu mudah membuat pesan yang kasar dan sengaja membuat ujaran kebencian. Padahal dampak dari ujaran kebencian akan menimbulkan intoleransi yang sangat berbahaya bagi masyarakat. Persoalan utama saat ini sesungguhnya dalam proses komunikasi politik, bagaimana mengikis rasa benci antar kelompok yang berbeda pilihan politik. Di tengah perbedaan yang ada, sejatinya komunikasi tetap dijaga dengan santun, sejuk dan damai. Sehingga akan tercipta berpolitik santun, bersih dan beretika.

Penulis : Tonny Rivani

Editor : -

Sumber Berita : https://dkpp.go.id/prof-muhammad-etika-lahirkan-politik-santun

Berita Terkait

Jawa Barat Nikmati Pemutihan Pajak Kendaraan: Kebijakan Pro-Rakyat Gubernur Dedi Mulyadi
Bupati Subang dalam Musrenbang: Satukan Langkah Menuju Subang Maju dan Indonesia Emas
Jembatan Pekalen Desa Maron Kidul Jadi Korban, Dampak Dari Oknum Penyuplai Tanah Urug PSN Probowangi
Warga Desa Ranuagung Hadiri Panggilan Klarifikasi Polres Probolinggo Atas Dugaan Pengrusakan Tanaman Produktif
Bupati Intan Jaya Launching Penerbangan Perdana Subsidi Jasa Angkutan Udara 2025
Bupati Subang Hadiri Laga Final ASN Subang Soccer Festival 2025
Pelayanan Ibadah Haji dan Kepentingan Bisnis Negara
Polemik Mutasi Letjen TNI Kunto: Benarkah Kubu Jokowi Masih Pegang Kendali?
Berita ini 36 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 5 Mei 2025 - 17:00 WIB

Jawa Barat Nikmati Pemutihan Pajak Kendaraan: Kebijakan Pro-Rakyat Gubernur Dedi Mulyadi

Senin, 5 Mei 2025 - 16:05 WIB

Bupati Subang dalam Musrenbang: Satukan Langkah Menuju Subang Maju dan Indonesia Emas

Senin, 5 Mei 2025 - 15:24 WIB

Jembatan Pekalen Desa Maron Kidul Jadi Korban, Dampak Dari Oknum Penyuplai Tanah Urug PSN Probowangi

Senin, 5 Mei 2025 - 15:02 WIB

Warga Desa Ranuagung Hadiri Panggilan Klarifikasi Polres Probolinggo Atas Dugaan Pengrusakan Tanaman Produktif

Senin, 5 Mei 2025 - 10:40 WIB

Bupati Subang Hadiri Laga Final ASN Subang Soccer Festival 2025

Senin, 5 Mei 2025 - 07:21 WIB

Pelayanan Ibadah Haji dan Kepentingan Bisnis Negara

Minggu, 4 Mei 2025 - 16:32 WIB

Polemik Mutasi Letjen TNI Kunto: Benarkah Kubu Jokowi Masih Pegang Kendali?

Minggu, 4 Mei 2025 - 13:39 WIB

LSM LIRA DPD Kabupaten Lumajang Gelar Rapat Konsolidasi dan Koordinasi Rutin Bulanan

Berita Terbaru

Nafian Faiz. Dok Pribadi. (suarautama.id)

Opini

Camp Militer untuk Siswa Bermasalah? Kenapa Tidak!

Senin, 5 Mei 2025 - 12:52 WIB