SUARA UTAMA – Dalam lanskap geopolitik kontemporer, Iran sering muncul sebagai aktor yang tak hanya memainkan peran politik regional, tetapi juga menyuarakan wacana alternatif terhadap dominasi global Barat. Sejak Revolusi Islam 1979, Iran memosisikan dirinya sebagai pembela kaum tertindas (mustadh’afin), menjadikan prinsip keadilan sosial, kedaulatan bangsa, dan perlawanan terhadap hegemoni sebagai fondasi utama politik luar negerinya.
Dalam kerangka inilah, tokoh-tokoh seperti Ali Larijani menampilkan peran intelektual yang strategis: menjembatani antara ideologi revolusioner dan diplomasi global melalui artikulasi pemikiran tentang ilmu, martabat, dan perlawanan.
โ๐ ๐๐ ๐ ๐๐๐ง๐ ๐๐ฃ๐ ๐ ๐๐ข๐ ๐๐๐ก๐๐ง๐๐ฃ๐ ๐ข๐๐ข๐ฅ๐๐ง๐ ๐๐ฎ๐ ๐ช๐ง๐๐ฃ๐๐ช๐ข, ๐๐๐จ๐ค๐ ๐ ๐๐ข๐ ๐๐ ๐๐ฃ ๐๐๐ก๐๐ง๐๐ฃ๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐ง ๐๐๐จ๐๐ ๐. ๐๐๐ก๐ช, ๐๐ฅ๐ ๐ก๐๐๐ ๐จ๐๐ฉ๐๐ก๐๐ ๐๐ฉ๐ช?โ Kutipan lugas itu datang dari Mohammad-Javad Ardeshir Larijani, seorang politikus konservatif Iran yang tak asing dalam pusaran geopolitik dunia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Larijani bukan sekadar pejabat tinggi. Ia adalah seorang matematikawan ulung, diplomat ulung, dan penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Di tengah tekanan Amerika Serikat terhadap program nuklir Iran, Larijani menyampaikan kritik tajam yang menyentuh urat nadi peradaban dunia modern: hegemoni atas ilmu pengetahuan.
๐๐๐ฃ๐๐๐ฅ๐ ๐๐ก๐ข๐ช ๐ฟ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ฃ ๐๐๐ง๐๐๐ฉ?
Menurut Larijani, Baratโkhususnya Amerikaโtak hanya ingin Iran berhenti memperkaya uranium. Lebih dari itu, mereka ingin mencegah bangsa-bangsa merdeka tumbuh secara ilmiah dan strategis.
โ๐ฟ๐๐ง๐ ๐จ๐ช๐๐ช๐ฉ ๐ฅ๐๐ฃ๐๐๐ฃ๐ ๐ข๐๐ง๐๐ ๐, ๐ ๐๐ข๐ ๐ฉ๐๐๐๐ ๐จ๐๐๐๐ง๐ช๐จ๐ฃ๐ฎ๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐ง ๐๐๐จ๐๐ ๐, ๐ข๐๐ฉ๐๐ข๐๐ฉ๐๐ ๐, ๐๐ฉ๐๐ช ๐๐ก๐ข๐ช ๐ฎ๐๐ฃ๐ ๐ข๐๐ข๐๐๐ง๐๐๐ฎ๐๐ ๐๐ฃ. ๐๐๐ข๐ ๐จ๐๐๐๐๐ ๐ฃ๐ฎ๐ ๐๐๐ฃ๐ฎ๐ ๐๐ค๐ ๐ช๐จ ๐ฅ๐๐๐ ๐ข๐ช๐จ๐๐ , ๐ฉ๐๐ง๐, ๐๐๐ฃ ๐ฃ๐ฎ๐๐ฃ๐ฎ๐๐๐ฃ.โ
Apa yang ia ungkapkan bukan sekadar retorika anti-Barat. Ia sedang menyuarakan kegelisahan seluruh dunia yang tertindasโkaum mustaแธโafฤซnโtentang bagaimana sains dan teknologi sering dijadikan alat kontrol, bukan pembebasan.
๐๐ก๐ข๐ช: ๐๐๐ฃ๐๐๐ฉ๐ ๐๐ฉ๐๐ช ๐พ๐๐๐๐ฎ๐?
Sejarah membuktikan: umat Islam pernah menjadi pelopor ilmu pengetahuan dunia. Dari Baghdad ke Kordoba, dari Khwarizmi hingga Ibnu Sinaโilmu adalah cahaya, bukan senjata.
Namun, hari ini, akses terhadap ilmu dan teknologi justru dipagari oleh kekuasaan global. Negara-negara berkembang ditekan melalui embargo teknologi, pengawasan riset, hingga pembentukan opini publik melalui media massa.
Larijani tahu ini. Ia berbicara lantang. Bukan hanya untuk Iran, tetapi untuk semua bangsa yang ingin merdeka dengan ilmu.
๐๐๐จ๐๐ฃ ๐ฝ๐๐๐ ๐๐๐ช๐ข ๐๐ช๐จ๐ฉ๐๐๐โ๐๐๐๐ฃ
Artikel ini bukan ajakan untuk perang. Ini adalah panggilan untuk kesadaran dan kebangkitan ilmu.
1. Bangsa yang lemah dalam ilmu akan selalu bergantung.
2. Ketergantungan teknologi menciptakan ketergantungan ekonomi dan politik.
3. Budaya konsumtif dan hiburan berlebihan adalah strategi halus menjauhkan kita dari ilmu yang membebaskan.
๐ผ๐ฅ๐ ๐ฎ๐๐ฃ๐ ๐๐๐ง๐ช๐จ ๐ฟ๐๐ก๐๐ ๐ช๐ ๐๐ฃ?
Untuk kaum mustaแธโafฤซnโumat tertindas di mana pun beradaโpesan Larijani adalah ajakan untuk:
โข Menekuni ilmu dan teknologi strategis (fisika, matematika, rekayasa, kedokteran, dsb).
โข Membangun kemandirian budaya dan pemikiran.
โข Menolak dikotomi palsu antara agama dan ilmu.
โข Melihat ilmu bukan hanya sebagai alat ekonomi, tetapi sebagai alat izzah dan pembebasan.
๐๐๐ง๐๐จ๐๐ฃ ๐๐ช๐งโ๐๐ฃ๐
Allah berfirman:
โ๐ฟ๐๐ฃ ๐๐๐ข๐ ๐๐๐ฃ๐๐๐ ๐ข๐๐ข๐๐๐ง๐๐ ๐๐ฃ ๐ ๐๐ง๐ช๐ฃ๐๐ ๐ ๐๐ฅ๐๐๐ ๐ค๐ง๐๐ฃ๐-๐ค๐ง๐๐ฃ๐ ๐ฎ๐๐ฃ๐ ๐ฉ๐๐ง๐ฉ๐๐ฃ๐๐๐จ ๐๐ ๐ข๐ช๐ ๐ ๐๐ช๐ข๐ ๐๐๐ฃ ๐ข๐๐ฃ๐๐๐๐๐ ๐๐ฃ ๐ข๐๐ง๐๐ ๐ ๐ฅ๐๐ข๐๐ข๐ฅ๐๐ฃ ๐จ๐๐ง๐ฉ๐ ๐ข๐๐ฌ๐๐ง๐๐จ๐ ๐๐ช๐ข๐.โ
(QS. Al-Qashash: 5)
Ali Larijani bukan hanya politisi senior dalam sistem Republik Islam Iranโpernah menjabat sebagai Ketua Parlemen dan perwakilan dalam berbagai forum internasionalโtetapi juga seorang pemikir yang memadukan pandangan filsafat Islam dengan analisis politik modern. Melalui pidato-pidato dan tulisan-tulisannya, Larijani menyoroti pentingnya ilmu sebagai alat emansipatoris, bukan sekadar instrumen teknokratis yang tunduk pada kekuasaan global. Ia menawarkan perspektif bahwa ilmu harus berpihak kepada nilai-nilai kemanusiaan, membela yang lemah, dan menolak subordinasi epistemik maupun politik yang dilakukan oleh negara-negara adikuasa.
Kajian ini berusaha menelusuri dan membedah gagasan-gagasan Larijani dalam konteks bagaimana Iran mencoba berbicara kepada dan untuk duniaโmengangkat suara mereka yang terpinggirkan, menantang narasi dominan global, serta menawarkan model peradaban alternatif yang berbasis pada moralitas, keadilan, dan keberpihakan kepada mustadh’afin. Di tengah dunia yang kian diwarnai oleh ketimpangan dan krisis legitimasi global, suara seperti Larijani layak dikaji bukan hanya sebagai representasi posisi politik Iran, tetapi juga sebagai refleksi atas pertarungan ideologis dan moral dunia kontemporer.
Topik ini menggambarkan upaya Iran, khususnya melalui tokoh intelektual dan politisi seperti Ali Larijani, dalam memposisikan diri sebagai representasi suara kaum tertindas (mustadh’afin) di dunia internasional.
Istilah mustadh’afin bukan sekadar kelompok yang tertindas secara ekonomi atau politik, tetapi juga simbol dari perjuangan global terhadap penindasan, dominasi, dan ketidakadilanโbaik di dunia Muslim maupun dalam tatanan global secara umum.
Ajaran Islam menekankan pentingnya solidaritas dan pembelaan terhadap kaum mustadh’afin, serta upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
Surah An-Nisa ayat 75 menyerukan untuk berperang membela orang-orang yang lemah dari kalangan laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang dizalimi
Ali Larijani, sebagai figur penting dalam politik dan pemikiran kontemporer Iran, sering mengusung tema keilmuan, keadilan, dan perlawanan terhadap hegemoni global dalam berbagai forum internasional.
Dalam kerangka itu, Larijani tidak hanya berbicara sebagai pejabat Iran, tetapi membawa pesan ideologis dan moral yang berakar dari revolusi Islam Iranโyang sejak awal menempatkan pembelaan terhadap mustadh’afin sebagai prinsip fundamental.
Melalui pendekatan ilmiah dan retorika filosofis-religius, Larijani menegaskan pentingnya peran ilmu (pengetahuan) sebagai sarana pembebasan, bukan sebagai alat dominasi. Ilmu, dalam pandangannya, harus berada di pihak keadilan dan kebenaran, bukan kekuasaan atau kepentingan segelintir elit global.
Oleh karena itu, Iran di bawah tokoh-tokoh seperti Larijani mencoba membentuk narasi tandingan terhadap arus dominan Barat, dengan menekankan pentingnya martabat kemanusiaan, keadilan sosial, dan kemerdekaan politik bagi bangsa-bangsa dunia.
Topik Judul ini juga menyiratkan bahwa ketika Larijani berbicara, ia tidak hanya mewakili negara Iran, tetapi juga membawa suara-suara yang terpinggirkan, dari Palestina hingga Yaman, dari Afrika hingga Asia Tenggaraโsebuah posisi etis-politis yang berusaha membela prinsip-prinsip universal atas nama solidaritas umat manusia.
Judul ini menyoroti Larijani sebagai medium artikulasi Iran dalam mengangkat suara kaum mustadhโafin dunia melalui pendekatan intelektual dan politik yang khas.
Topik kajian ini sebagai ulasan dan cuplikan dari Pandangan Larijani, โIlmu, Martabat Mustadh’apin : Ketika Iran Bicara untuk Duniaโ
Penulis : Tonny Rivani
Editor : Andre Hariyanto
Sumber Berita : Parstoday Ir ID














