Bayar Bayar Bayar

- Writer

Minggu, 23 Februari 2025 - 07:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nafian Faiz. Dok Pribadi. (suarautama.id)

Nafian Faiz. Dok Pribadi. (suarautama.id)

SUARA UTAMA- Tabiiik Puuun!!!

Lagu “Bayar Bayar Bayar” yang dibawakan band punk Sukatani menjadi simbol keberanian menyuarakan keresahan publik. Mereka mengangkat realitas pahit: urusan yang bersentuhan dengan aparat kepolisian kerap tak lepas dari bayang-bayang uang.

Sulit dibantah, fakta di lapangan masih menunjukkan banyaknya oknum yang berperilaku negatif. Ini bukan sekadar lirik lagu atau cerita murahan, melainkan potret nyata yang terjadi sehari-hari di tengah masyarakat, meski harus diakui selalu ada upaya perbaikan layanan secara sungguh-sungguh di institusi ini.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Bayar Bayar Bayar Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ironisnya,upaya reformasi birokrasi itu tercemar oleh ulah oknum, sebagai contoh, yang membuat lagu Bayar Bayar Bayar ini viral justru karena tindakan aparat sendiri.
Ketika lagu ini menyentuh saraf sensitif institusi, respons yang muncul bukan refleksi diri, melainkan tekanan berujung pada permintaan maaf dan penghapusan lagu dari platform streaming.

Ini bukan sekadar penyesalan artis terhadap karyanya, melainkan bukti nyata bagaimana suara rakyat dibungkam. Alih-alih menjadikan kritik sebagai bahan evaluasi, yang terjadi adalah upaya meredam suara yang mengungkap kebobrokan sistem.

Permintaan maaf Sukatani yang terkesan dipaksakan semakin mempertegas wajah lama penindasan terhadap kebebasan berpendapat. Ini memperkuat stigma bahwa sebagian aparat lebih sibuk menutupi keburukan ketimbang memperbaiki pelayanan.

BACA JUGA :  Islam dan Arab saat Ini

Polri berulang kali mengklaim terbuka terhadap kritik. Tapi ketika kritik muncul dalam bentuk seni — suara paling jujur dari akar rumput — responsnya justru ancaman dan tekanan. Ini bukti bahwa reformasi kepolisian masih sebatas jargon.

Kalau benar-benar ingin berubah, institusi ini harus berani mendengar suara rakyat, bukan membungkamnya dengan intimidasi.

Masyarakat berhak marah, kecewa, dan bersuara. Ketika seni menjadi saluran meluapkan kegelisahan sosial, membungkamnya sama saja dengan menumpuk bara api yang sewaktu-waktu bisa meledak lebih besar.

Sudah menjadi hukum alam: semakin suara rakyat ditekan, semakin nyaring teriakan mereka untuk keadilan. Pada akhirnya, publik hanya menginginkan satu hal: kepolisian yang bersih, melayani tanpa pamrih, dan benar-benar mengayomi.

Kritik bukan musuh, melainkan cermin yang memantulkan kenyataan, seburuk apa pun itu. Jika cermin itu dihancurkan, wajah buruk yang ingin disembunyikan tidak akan hilang — hanya berpindah ke balik bayang-bayang ketakutan rakyat.

Pertanyaannya sederhana: apakah kita ingin punya institusi yang dipercaya rakyat, atau terus memelihara budaya ketakutan?

Jawabannya ada di tangan institusi tersebut. Tapi satu hal yang pasti, kebenaran akan terus bersuara, bahkan jika harus menggema dari balik tembok yang berusaha membungkamnya.

Penulis : Nafian faiz : Jurnalis, tinggal di Lampung

Berita Terkait

Ramadhan : Menuju Manusia Taqwa dan Meraih Keajaiban Pertolongan Allah
KDM, Magnet Baru Media Darling
Melihat Tantangan dan Harapan Bupati Terpilih Kabupaten Pringsewu untuk 5 Tahun Kedepan
Demokrasi yang Ditelan Korporasi: Pengaruh Korporasi dalam Kebijakan Publik yang Dominan
IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan
Bagaimana Cara Untuk Melakukan penggantian Kartu Axis Yang Hilang
Memaknai Surah As-Shaff dan Literasi di Suara Utama
KaburAjaDulu, Antara Mimpi, Peluang, dan Realita
Berita ini 35 kali dibaca
"Satu hal yang pasti, kebenaran akan terus bersuara, bahkan jika harus menggema dari balik tembok yang berusaha membungkamnya".

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 07:30 WIB

Bayar Bayar Bayar

Jumat, 21 Februari 2025 - 18:09 WIB

Ramadhan : Menuju Manusia Taqwa dan Meraih Keajaiban Pertolongan Allah

Jumat, 21 Februari 2025 - 16:57 WIB

KDM, Magnet Baru Media Darling

Jumat, 21 Februari 2025 - 10:54 WIB

Melihat Tantangan dan Harapan Bupati Terpilih Kabupaten Pringsewu untuk 5 Tahun Kedepan

Rabu, 19 Februari 2025 - 15:48 WIB

Demokrasi yang Ditelan Korporasi: Pengaruh Korporasi dalam Kebijakan Publik yang Dominan

Selasa, 18 Februari 2025 - 22:30 WIB

IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan

Selasa, 18 Februari 2025 - 21:05 WIB

Bagaimana Cara Untuk Melakukan penggantian Kartu Axis Yang Hilang

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:35 WIB

Memaknai Surah As-Shaff dan Literasi di Suara Utama

Berita Terbaru

hikmah waktu

Artikel

Menyingkap Hikmah dibalik Surat Al-Ashr 1-3 bagi Manusia

Minggu, 23 Feb 2025 - 15:41 WIB

Nafian Faiz. Dok Pribadi. (suarautama.id)

Opini

Bayar Bayar Bayar

Minggu, 23 Feb 2025 - 07:30 WIB