IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan

- Writer

Selasa, 18 Februari 2025 - 22:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: #IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan|| Nafian Faiz (suarautama.id)

Ilustrasi: #IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan|| Nafian Faiz (suarautama.id)

SUARA UTAMA –
Tagar #IndonesiaGelap menggema di jagat media sosial. Di berbagai kota, mahasiswa turun ke jalan menyuarakan keresahan. Ini bukan sekadar tren digital, melainkan cerminan nyata dari ketidakpuasan rakyat atas arah kebijakan pemerintah yang dianggap kian membebani.

Suara Keprihatinan

Viralnya #IndonesiaGelap dipicu oleh serangkaian kebijakan efisiensi yang diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak-anak sekolah memang terdengar baik, tetapi ironi muncul ketika orang tua mereka di-PHK akibat pemotongan anggaran di berbagai sektor. Kakak mereka yang mahasiswa kehilangan beasiswa, dan layanan publik yang menjadi hak dasar masyarakat pun terganggu.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gerakan ini diperkuat oleh PENTOL, akronim dari enam tuntutan rakyat, termasuk reformasi kepolisian, keadilan energi, peningkatan taraf hidup, pembayaran tunjangan guru dan ASN, perbaikan MBG, serta pemberantasan mafia tanah dan pencopotan pejabat tak kompeten. Ini bukan sekadar kritik, tetapi desakan untuk perubahan fundamental.

Kebijakan yang Membebani

Kebijakan efisiensi, meski berniat baik, terasa seperti pedang bermata dua. Anak-anak memang mendapatkan makan siang gratis, tetapi apakah itu cukup ketika orang tua mereka kehilangan pekerjaan? Mahasiswa dipaksa berhenti kuliah karena beasiswa dicabut, dan layanan kesehatan serta pendidikan menurun drastis akibat pemotongan anggaran.

BACA JUGA :  Tegas! Bupati Subang Jadikan Aduan Medsos Sebagai Indikator Kinerja OPD

Pemotongan anggaran tanpa kajian mendalam hanya melahirkan efek domino: kesenjangan ekonomi memburuk, angka pengangguran meningkat, dan kepercayaan publik terkikis. Kelangkaan gas elpiji bersubsidi menjadi bukti nyata bahwa kebijakan energi masih jauh dari kata adil.

Menanti Aksi Nyata Pemerintah, Bukan Curhat

Respons Presiden Prabowo yang menjamin tidak akan memotong anggaran pendidikan dan beasiswa adalah langkah awal, tetapi janji saja tidak cukup. Masyarakat menuntut tindakan nyata: revisi kebijakan yang membebani rakyat, pengelolaan energi yang transparan, dan reformasi di tubuh kepolisian.

Rakyat tidak hanya butuh janji atau pidato curhat di atas mimbar, tetapi aksi. Ironis jika anak-anak mendapat makan gratis, sementara masa depan mereka dipertaruhkan oleh kebijakan yang mengabaikan stabilitas keluarga dan kesejahteraan masyarakat.

Cahaya di Tengah Kegelapan

#IndonesiaGelap adalah pengingat keras bahwa ketidakpuasan rakyat tidak bisa diabaikan. Pemerintah harus berani mengakui kekurangan, memperbaiki kebijakan, dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Jika tidak, maka kegelapan ini akan menjadi kenyataan yang menelan harapan bangsa.

Namun, jika keberanian, transparansi, dan keadilan ditegakkan, cahaya bukan hanya di ujung terowongan, melainkan akan menerangi perjalanan bangsa ini.

Rakyat telah bersuara. Kini saatnya pemerintah bertindak.

Penulis : Nafian faiz : Jurnalis, tinggal di Lampung

Berita Terkait

Diduga Kios Abadi Tani Desa Tanjungsari Sering Tutup. Oknum Pemilik Kios Terindikasi Enggan Melayani Pembeli (Masyarakat) 
Disdukcapil Kabupaten Probolinggo Menghimbau Masyarakat Untuk Mengaktifkan Aplikasi IKD (identitas Kependudukan digital)
Tindakan Kurang Terpuji Sekelompok Anggota Satpol PP Kabupaten Lumajang
Kritikan Profesor Tentang Jurnalisme di Indonesia
Personil Pakopak Angkat Bicara Terkait Dugaan Rangkap Tiga Jabatan, Apakah Kabupaten Probolinggo Sudah Krisis Pejabat Yang Berkompetensi
Oknum Kasi Sarpras Dishub Diduga Rangkap Jabatan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo Mencontek Luar Jawa
Wabup Indramayu Buka Spiritual Preneur Camp ke-6 Ciayumajakuning: Cetak Pengusaha Muslim Berkarakter Taqwa
Rp60 Juta dalam Sekresek: Wakaf Nenek dari Putat Jaya Menggetarkan Masjid Al-Mufidah
Berita ini 124 kali dibaca
"#IndonesiaGelap adalah pengingat keras bahwa ketidakpuasan rakyat tidak bisa diabaikan. Pemerintah harus berani mengakui kekurangan, memperbaiki kebijakan, dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan".

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 14:57 WIB

Diduga Kios Abadi Tani Desa Tanjungsari Sering Tutup. Oknum Pemilik Kios Terindikasi Enggan Melayani Pembeli (Masyarakat) 

Rabu, 14 Mei 2025 - 11:46 WIB

Disdukcapil Kabupaten Probolinggo Menghimbau Masyarakat Untuk Mengaktifkan Aplikasi IKD (identitas Kependudukan digital)

Selasa, 13 Mei 2025 - 22:40 WIB

Tindakan Kurang Terpuji Sekelompok Anggota Satpol PP Kabupaten Lumajang

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:33 WIB

Kritikan Profesor Tentang Jurnalisme di Indonesia

Selasa, 13 Mei 2025 - 09:24 WIB

Personil Pakopak Angkat Bicara Terkait Dugaan Rangkap Tiga Jabatan, Apakah Kabupaten Probolinggo Sudah Krisis Pejabat Yang Berkompetensi

Senin, 12 Mei 2025 - 10:37 WIB

Oknum Kasi Sarpras Dishub Diduga Rangkap Jabatan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo Mencontek Luar Jawa

Sabtu, 10 Mei 2025 - 16:29 WIB

Wabup Indramayu Buka Spiritual Preneur Camp ke-6 Ciayumajakuning: Cetak Pengusaha Muslim Berkarakter Taqwa

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:45 WIB

Rp60 Juta dalam Sekresek: Wakaf Nenek dari Putat Jaya Menggetarkan Masjid Al-Mufidah

Berita Terbaru

Ilustrasi : seorang jurnalis membuat reportase berita dengan AI (Sumber : Freepik)

Artikel

Kritikan Profesor Tentang Jurnalisme di Indonesia

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:33 WIB