Gending Suwe Ora Jamu: Sebuah Karya Musik yang Memikat di Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras

- Writer

Senin, 10 Februari 2025 - 13:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Gending Suwe Ora Jamu adalah salah satu gending tradisional yang dikenal dalam dunia seni karawitan Jawa. Sebagai bagian dari paguyuban seni karawitan Madya Laras, para ibu-ibu anggota kelompok gamelan dengan penuh semangat berlatih dan mempersembahkan gending ini, baik dalam acara pagelaran seni maupun sebagai bentuk pelestarian budaya. Gending ini tidak hanya menghadirkan keindahan musik, tetapi juga sarat dengan makna yang dalam, menggambarkan perasaan dan ungkapan hati yang dibalut dalam lirik yang sederhana namun penuh arti.

 

Lirik dan Makna Gending Suwe Ora Jamu

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Gending Suwe Ora Jamu: Sebuah Karya Musik yang Memikat di Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gending Suwe Ora Jamu terdiri dari beberapa bagian yang mencakup lirik-lirik yang mudah diingat dan memiliki makna simbolis yang mendalam. Berikut adalah lirik yang sering dibawakan dalam gending ini:

  1. Suwe ora jamu, jamu godong telo Suwe ora ketemu, ketemu pisan gawe gelo.
  2. Suwe ora jamu, jamu godong kates Suwe ora ketemu, ketemu pisan tambah kenes.
  3. Suwe ora jamu, jamu godong bayem Suwe ora ketemu, ketemu pisan dadi ayem.

Lirik-lirik ini menggambarkan perasaan rindu dan harapan yang begitu mendalam. Secara umum, suwe ora jamu berarti sudah lama tidak bertemu, sementara jamu merujuk pada ramuan herbal yang biasa digunakan dalam tradisi Jawa. Ramuan herbal ini memiliki makna simbolis sebagai penawar rindu atau pelipur lara. Dalam konteks ini, jamu juga menjadi lambang dari suatu bentuk penyembuhan batin, yang dapat membawa ketenangan dan kedamaian hati.

 

Pengaruh Emosional dalam Pertemuan yang Lama Ditunggu

Lirik pertama, “Suwe ora jamu, jamu godong telo” mengungkapkan rasa rindu yang terpendam selama waktu yang lama. Perasaan rindu ini kemudian terobati dengan pertemuan yang terjadi secara mendadak, tetapi sayangnya, pertemuan tersebut tidak membawa kebahagiaan, malah menciptakan kesedihan (gawe gelo).

Lirik kedua, “Suwe ora jamu, jamu godong kates,” melanjutkan tema yang serupa, namun kali ini pertemuan yang sudah lama ditunggu terasa lebih menyakitkan karena membawa perasaan yang lebih dalam lagi (tambah kenes).

Namun, dalam lirik ketiga, “Suwe ora jamu, jamu godong bayem,” ada perubahan yang signifikan. Setelah sekian lama tidak bertemu, pertemuan kali ini memberikan rasa kedamaian dan ketenangan hati (dadi ayem), yang menandakan bahwa harapan akhirnya terwujud, membawa kebahagiaan dan ketentraman.

BACA JUGA :  Revolusi Penulisan Berita dan Artikel dengan Kecerdasan Buatan

 

Semangat Ibu-Ibu dalam Latihan Gending Suwe Ora Jamu

Di Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras, gending Suwe Ora Jamu selalu mendapat sambutan hangat dari para anggotanya. Khususnya ibu-ibu yang aktif dalam kelompok gamelan, mereka berlatih dengan penuh semangat dan ketekunan. Latihan ini bukan sekadar sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan melalui seni musik yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Proses latihan yang dijalani oleh ibu-ibu ini melibatkan kekompakan dalam memainkan alat musik gamelan yang khas, seperti kenong, bonang, saron, dan gong. Setiap anggota memainkan peranannya masing-masing, membentuk harmoni yang indah dan menggugah hati. Di dalam setiap dentingan gamelan, ada cerita dan perasaan yang tersampaikan, baik itu tentang kerinduan, harapan, hingga kedamaian yang akhirnya terwujud setelah melalui perjalanan waktu yang panjang.

 

Makna dan Relevansi Gending Suwe Ora Jamu dalam Kehidupan Kontemporer

Sampai saat ini, gending Suwe Ora Jamu masih relevan dengan kehidupan modern, terutama dalam menghadapi dinamika sosial yang cepat berubah. Melalui gending ini, para ibu ibu dalam Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menunjukkan bahwa musik tradisional dapat terus hidup dan diterima oleh generasi baru. Melalui lirik-lirik sederhana namun sarat makna, Suwe Ora Jamu mengajarkan kita untuk menghargai waktu, menghormati pertemuan, dan menghargai kedamaian yang tercipta setelah lama menunggu. Hal ini adalah pelajaran berharga, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam hubungan sosial.

 

Referensi

  1. Dhimaz Anggoro. (2020). Perkembangan Garap Karawitan Jaranan Kelompok Seni Guyubing. Skripsi. Institut Seni Indonesia Surakarta. isi-ska.ac.id
  2. Diah Ayu K. (2019). Peran Paimin dalam Keberlangsungan Seni Karawitan di Desa Sumberagung. Skripsi. Institut Seni Indonesia Surakarta. isi-ska.ac.id
  3. Sanggar Seni Madhangkara. (2021). Suwe Ora Jamu (Tembang Dolanan). YouTube.

Editor : Ag. Slamet

Sumber Berita : Paguyuban Seni Karawitan Madya Laras

Berita Terkait

Buka Bersama dan Diskusi Solusi Penanganan Banjir GPA Balikpapan: Mahasiswa dan Warga Bersatu Cari Jalan Keluar
Pelantikan Pengurus Forum Kader Pemuda Bela Negara Balikpapan Masa Bakti 2025-2028: Pemuda Siap Menjadi Garda Terdepan Bangsa
Santri Nurul Ilmi Islam Boarding School Rawajitu Selatan, Bergiliran Jadi Imam Tarawih
Malam Lailatul Qadar Tiba di Malam 27 Ramadhan: Keutamaan dan Keistimewaannya
Beda Jurnalis dengan Wartawan. Apa aja tuh ?
Penutupan Sementara TNBTS Selama Nyepi Idul Fitri Tuai Penolakan Dari Pelaku Wisata
Terkait Besarnya Pungutan di SMAN 3 Merangin, Ini Kata Ombudsman Provinsi Jambi 
‘Prabowoisme Indonesia‘: Arah Baru Indonesia Menuju Kedaulatan dan Kemakmuran
Berita ini 105 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 Maret 2025 - 23:14 WIB

Buka Bersama dan Diskusi Solusi Penanganan Banjir GPA Balikpapan: Mahasiswa dan Warga Bersatu Cari Jalan Keluar

Sabtu, 15 Maret 2025 - 22:45 WIB

Pelantikan Pengurus Forum Kader Pemuda Bela Negara Balikpapan Masa Bakti 2025-2028: Pemuda Siap Menjadi Garda Terdepan Bangsa

Sabtu, 15 Maret 2025 - 15:08 WIB

Santri Nurul Ilmi Islam Boarding School Rawajitu Selatan, Bergiliran Jadi Imam Tarawih

Sabtu, 15 Maret 2025 - 12:42 WIB

Beda Jurnalis dengan Wartawan. Apa aja tuh ?

Sabtu, 15 Maret 2025 - 08:10 WIB

Penutupan Sementara TNBTS Selama Nyepi Idul Fitri Tuai Penolakan Dari Pelaku Wisata

Jumat, 14 Maret 2025 - 21:02 WIB

Terkait Besarnya Pungutan di SMAN 3 Merangin, Ini Kata Ombudsman Provinsi Jambi 

Jumat, 14 Maret 2025 - 20:09 WIB

‘Prabowoisme Indonesia‘: Arah Baru Indonesia Menuju Kedaulatan dan Kemakmuran

Jumat, 14 Maret 2025 - 13:59 WIB

Camat Gending Turun Ke Desa Banyuanyar Lor. Personil Komunitas Pakopak Mengaku Tidak Heran. 

Berita Terbaru

Berita Utama

Lemah Pengawasan, Pelangsir BBM Makin Marak di SPBU Tambang Baru 

Sabtu, 15 Mar 2025 - 14:49 WIB