Ketum LDII Ajak Jaga Demokrasi untuk Lahirkan Kepemimpinan Nasional yang Hebat

- Writer

Selasa, 9 Mei 2023 - 19:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Jakarta – Dukungan terhadap tiga calon presiden telah menguat. Ketiga kandidat kini tinggal mencari pasangan yang tepat. KH Chriswanto berharap pada tahun politik ini, agenda pesta demokrasi tetap berjalan dengan mulus, sehingga Pemilu tetap terlaksana sesuai jadwalnya.

“Pemilu yang sesuai jadwal adalah upaya bangsa ini menjaga demokrasi. Hadirnya tiga kandidat capres yang hampir pasti ini, menunjukkan adanya itikad kuat untuk melenyapkan isu-isu politik seperti perpanjangan masa jabatan atau penundaan Pemilu,” ungkap Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

KH Chriswanto menegaskan sebagai ormas keagamaan, pihaknya memandang Pemilu merupakan agenda strategis untuk menjalankan program kerja, “Pemenang Pemilu adalah pemegang otoritas, sementara ormas memiliki kapasitas untuk menjalankan program kerja sebagai perwujudan aspirasi anggotanya. Tanpa bermitra dengan pemegang otoritas, kontribusi ormas untuk pembangunan bisa tak berjalan,” tutur KH Chriswanto.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Ketum LDII Ajak Jaga Demokrasi untuk Lahirkan Kepemimpinan Nasional yang Hebat Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagi LDII, menurut mantan politisi Golkar Jawa Timur itu, menjaga agenda demokrasi sama halnya mengupayakan lahirnya kepemimpinan nasional, yang berorientasi pada kemakmuran dan kemajuan bangsanya, “Kepemimpinan nasional yang didambakan bangsa Indonesia, adalah pemimpin yang berkomitmen pada Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Selain itu, ia terus melanjutkan segala hal yang baik dari kepemimpinan terdahulu,” papar KH Chriswanto.

Ia juga berpandangan, program-program yang tak berjalan atau yang merugikan negara pada masa kepemimpinan yang lalu bisa diperbaiki. Dengan demikian kepemimpinan dan pembangunan nasional bisa terus berjalan, menuju cita-cita dari Pembukaan UUD 1945.

“Harapan ini bisa terwujud bila kita meyakini demokrasi adalah jalan terbaik dalam melahirkan pemimpin nasional. Bukan kembali kepada feodalisme di mana pemimpin yang akan datang memohon restu kepada penguasa, agar berhasil menduduki jabatan pemimpin nasional,” tegas KH Chriswanto. Menurutnya hal ini terlalu berisiko, karena tercipta politik transaksional di antara elit politik.

BACA JUGA :  Hadiri Pelantikan Pengurus Majelis Ta'lim Al-Mahmudah, Istri Moh. Saleh Asnawi Calon Bupati Tanggamus Lampung Sampaikan Harapannya

Saat ditanya pemimpin nasional yang bisa mewakili harapan masyarakat, KH Chriswanto berpendapat capres tersebut tidak hanya memiliki popularitas tinggi, tapi elektabilitas yang tinggi karena kinerjanya, “Elit politik bisa saja sangat populer, tapi tidak berbanding lurus dengan kinerjanya. Apalagi dalam era digital saat ini, popularitas bisa dengan mudah diciptakan,” paparnya.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang jujur, yang pikiran dan ucapannya bisa sejalan, “Ia juga seorang yang memiliki integritas, di mana pikiran, ucapan dan tindakannya selaras. Pemimpin yang berintegritas tinggi, bisa menjalankan program kerjanya sebagai amanah dari rakyat,” ujar KH Chriswanto.

Kepemimpinan yang lahir pada 2024 nantinya, akan menghadapi tantangan nasional dan global yang sangat tinggi, “Ada Perang Dingin baru, yang bakal melibatkan banyak blok. Mereka akan berebut sumberdaya alam seperti elemen tanah jarang, energi, air, dan pangan. Indonesia memiliki kesemuanya,” tuturnya.

Tanpa kepemimpinan nasional yang kuat, negeri ini hanya akan dijarah kekayaannya tanpa peningkatan kemakmuran bangsa Indonesia sebagai pemiliknya. Di sisi lain, pemimpin masa depan harus kian kreatif.

“Ekonomi yang menjelaskan utang adalah bagus untuk pembangunan harus dipertimbangkan kembali. Amerika Serikat yang memiliki doktrin utang adalah lumrah dalam pembangunan, kini mengalami gagal bayar dan ekonominya jatuh. Kemiskinan meningkat demikian halnya jurang kesejahteraan yang makin melebar antara si kaya dan si miskin,” pungkasnya.

Berita Terkait

Pak Presiden, Koruptor Tak Takut Hiu, Tapi Ngeri Miskin dan Hilangnya Kekuasaan
Mungkinkah Menulis Ulang Hubungan Prabowo dan Megawati Untuk Rekonsiliasi Nasional ?
KDM, Magnet Baru Media Darling
Ruang Demokrasi Tanpa Makna
Demokrasi yang Ditelan Korporasi: Pengaruh Korporasi dalam Kebijakan Publik yang Dominan
9 Tahun Wali Kota Depok , Mohammad Idris Membangun Depok & Tengok Keberhasilannya ,
IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan
Bingkai Paradoks Politik Identitas Polarisasi Masyarakat
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Maret 2025 - 10:02 WIB

Pak Presiden, Koruptor Tak Takut Hiu, Tapi Ngeri Miskin dan Hilangnya Kekuasaan

Senin, 24 Februari 2025 - 22:53 WIB

Mungkinkah Menulis Ulang Hubungan Prabowo dan Megawati Untuk Rekonsiliasi Nasional ?

Jumat, 21 Februari 2025 - 16:57 WIB

KDM, Magnet Baru Media Darling

Jumat, 21 Februari 2025 - 16:33 WIB

Ruang Demokrasi Tanpa Makna

Rabu, 19 Februari 2025 - 15:48 WIB

Demokrasi yang Ditelan Korporasi: Pengaruh Korporasi dalam Kebijakan Publik yang Dominan

Rabu, 19 Februari 2025 - 07:56 WIB

9 Tahun Wali Kota Depok , Mohammad Idris Membangun Depok & Tengok Keberhasilannya ,

Selasa, 18 Februari 2025 - 22:30 WIB

IndonesiaGelap dan PENTOL Cahaya di Tengah Kegelapan

Selasa, 18 Februari 2025 - 19:11 WIB

Bingkai Paradoks Politik Identitas Polarisasi Masyarakat

Berita Terbaru

Berita Utama

Pembentukan Pribadi Unggul dalam Cahaya Ajaran Islam

Jumat, 21 Mar 2025 - 06:13 WIB