SUARA UTAMA. Fenomena bukber (buka bersama) milenial melahirkan inflasi ekonomi, dan social hatred (kesenjangan sosial) yang disebabkan belum harmonisasinya hablum minallah dan hablum minannas.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan larangan menggelar acara buka bersama (bukber) selama Ramadhan 2023 bagi pada Menteri Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri serta Kepala Badan/Lembaga di sleuruh Indonesia dengan surat nomor 38 /Seskab/DKK/03/2023 tanggal 21 Maret 2023. Dieluarkannnya larangan bukber ini bukan tanpa alasan; alasan utama adalah karena saat ini penanganan Covid-19 masih dalam masa transisi dari pandemi menuju ke endemi
Dari sudut pendang ekonomi dan agama ada sisi baik dan buruknya buka bersama yang dilakukan oleh kaum milenial ini. Sisi baik buka bersama tidak seimbang dengan dampak fluktasi negatif yang diakibatkannnya. Dampak positif bukber adalah terjadinya hubungan silaturrahmi/jejaring antar personal dan atau kelompok. Didalamnya akan terjadi kesepakatan ekonomi, politik, sosial dan budaya dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan niat bersama dalam menggapai kesejahteraan ekonomi, politik, sosial dan budaya secara bersama-sama. Partai politik bukber bertujuan kepada kesejahteraan partai politiknya, pedagang bukber bertujuan kepada kesejahteraan kelompok pedagangnya, keluarga besar bukber bertujuan kepada kesejahteraan keluarga besarnya, Lembaga pendidkan bukber bertujuan kepada kesejahteraan pegawai lembaga pendidikannya dan seterusnya. Buka bersama dilakukan “kelompok” dengan arti perlakuan bukber terkotak kotak dengan kepentingan masing-masing yang tentunya tidak sengaja akan memberikan dampak negatif terciptanya social hatred (kesenjangan sosial). Orang miskin atau kelompok yang tidak berkepentingan terhadap apapun dapat tersingkir.
Permintaan menu makanan yang dipesan oleh kelompok menyebabkan pelonjakan kenaikan permintaan pada resto, rumah makan, warung dan sejenisnya. Sisi positifnya pelaku usaha makanan dan minuman mendapatkan keuntungn berlipat dari fluktasi permintaan manmin tersebut. Disisi negatifnya permintaan berlebihan ini menjadikan harga barang baku makanan dan minuman naik, imbasnya masyarakat yang tidak ikut terlibat didalam industri makanan-minuman menjadi terdampak dengan kenaikan harga tersebut.
Dari segi pola perilaku Bukber Milenial tidak begitu mengindahkan unsur keagamaan, yaitu sholat magrib serta taroweh berjamaah. Bukber dilaksanakan untuk silaturrahmi dengan sesama manusia bukan untuk sesama manusia dan allah (hablu minallah wa hablu minannas).
Ibadah seorang Muslim diyakini kurang sempurna tanpa adanya keseimbangan antara Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Allah juga tidak akan ridho kepada orang yang tidak ingin berhubungan dengan Allah, meskipun dia berhubungan dengan baik dengan sesama manusia.
Allah berfirman:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali Imran 112).
Maka bila ingin melakukan buka bersama, jaga selalu harmonisasi antara allah dan manusia. Wallahualam bishowab