Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH : Tantangan dan Upaya Pemerintah dalam Mendukung UMKM di Indonesia

- Writer

Selasa, 11 Juni 2024 - 08:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, PURBALINGGA – Sertifikasi Halal merupakan aspek penting dalam industri makanan dan minuman di Indonesia, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk mempermudah UMKM memperoleh sertifikasi halal, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah meluncurkan Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH Artikel ini akan membahas tantangan yang dihadapi dalam implementasi program ini dan upaya pemerintah dalam mendukung UMKM melalui sertifikasi halal self declare.

Apa itu Program Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH?

Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH adalah inisiatif dari BPJPH untuk membantu UMKM memperoleh sertifikasi halal tanpa biaya. Melalui program ini, pelaku UMKM dapat mendeklarasikan produk mereka sebagai halal dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh BPJPH. Tujuannya adalah untuk mengurangi beban biaya dan proses yang rumit dalam mendapatkan sertifikasi halal, sehingga lebih banyak UMKM dapat memanfaatkan peluang pasar produk halal.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH : Tantangan dan Upaya Pemerintah dalam Mendukung UMKM di Indonesia Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tantangan dalam Implementasi Sertifikasi Halal Self Declare

  1. Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan konsumen menjadi tantangan utama dalam implementasi sertifikasi halal self declare. Konsumen mungkin skeptis terhadap klaim halal yang dilakukan sendiri oleh pelaku usaha tanpa verifikasi dari lembaga sertifikasi resmi. Membangun kepercayaan ini membutuhkan waktu dan transparansi.

  1. Pengawasan dan Pengendalian

Tantangan lain adalah memastikan bahwa pelaku usaha yang mengikuti program Sehati benar-benar mematuhi standar halal yang ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian yang efektif diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan klaim halal yang dapat merugikan konsumen dan merusak reputasi produk halal di Indonesia.

  1. Pengetahuan dan Sumber Daya

Banyak UMKM yang tidak memiliki pengetahuan atau sumber daya yang cukup tentang standar halal dan proses produksi yang sesuai. Kurangnya pemahaman ini dapat menjadi hambatan bagi UMKM dalam menerapkan sertifikasi halal self declare secara benar dan konsisten.

Upaya Pemerintah dalam Mendukung Sertifikasi Halal Self Declare

  1. Regulasi dan Kebijakan

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mendukung implementasi sertifikasi halal self declare. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal memberikan dasar hukum bagi pelaksanaan sertifikasi halal di Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal, Selain itu, BPJPH secara aktif mengeluarkan peraturan teknis yang mendukung program Sehati.

  1. Program Pelatihan dan Sosialisasi
BACA JUGA :  Pemerintah Kecamatan Muara Enim Gelar Bimtek Untuk Dukung UMKM

Pemerintah melalui BPJPH dan kementerian terkait telah meluncurkan berbagai program pelatihan dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman pelaku UMKM tentang pentingnya sertifikasi halal dan cara-cara untuk memenuhi standar halal. Program ini mencakup workshop, penyuluhan, dan bantuan teknis untuk memastikan pelaku UMKM memiliki pengetahuan yang diperlukan.

  1. Penguatan Infrastruktur dan Teknologi

Pemerintah juga berupaya memperkuat infrastruktur dan teknologi untuk mendukung sertifikasi halal self declare. Pengembangan platform digital untuk pendaftaran dan verifikasi sertifikasi halal secara online adalah salah satu langkah konkret yang diambil untuk memudahkan proses dan meningkatkan transparansi.

  1. Kerjasama dengan Lembaga Sertifikasi dan Organisasi Internasional

Pemerintah aktif menjalin kerjasama dengan lembaga sertifikasi halal dan organisasi internasional untuk memastikan standar halal Indonesia diakui secara global. Hal ini penting untuk membantu produk-produk UMKM Indonesia menembus pasar internasional.

Tanggapan Pelaku Usaha UMKM Adanya Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH

Menurut Yely Dwiarti seorang pelaku usaha Warung Soto Daging Sapi Oemahan di Purbalingga “Prosesnya sangat mudah. Dalam mengurus Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH, saya dibantu oleh Pendamping Proses Produk Halal, termasuk dalam mengupload dokumen-dokumen yang dipersyaratkan. Alhamdulillah prosesnya mudah dan cepat. Dan yang pasti, saya pastikan, layanan ini betul-betul tidak berbayar alias gratis,”

“Dengan diperolehnya sertifikat halal ini, kami selaku pelaku usaha akan berupaya untuk selalu amanah dalam menjaga kehalalan produk kami, sehingga memberikan jaminan akan kehalalan produk yang dikonsumsi oleh konsumen,” sambungnya.

Yely Dwiarti pun tak lupa menyampaikan “Apresiasi kami kepada PPH, Kemenag Kota Purbalingga dan BPJPH bahwa Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH betul-betul membantu para pelaku UMKM untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap produk kami”, ungkapnya.

Kesimpulan

Sertifikasi Halal Self Declare Program Sehati BPJPH menawarkan peluang besar bagi UMKM di Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan akses pasar. Namun, tantangan dalam hal kepercayaan konsumen, pengawasan, dan pendidikan harus diatasi agar program ini berhasil. Melalui regulasi yang tepat, program pelatihan, penguatan infrastruktur, dan kerjasama internasional, pemerintah Indonesia terus berupaya mendukung UMKM dalam mengimplementasikan sertifikasi halal self declare. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan lebih banyak UMKM dapat memperoleh sertifikasi halal dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional serta pasar global.

 

Penulis : Dedi Widiyanto

Editor : Dedi Widiyanto

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

Perjanjian Tarif Trump-Prabowo Dikecam Warga AS, Dinilai Membebani Konsumen
Melalui Musdes Kedes Temenggungan Berharap Semua Pihak Ikut Mengawasi Penggunaan Anggaran 
Podcast RRI Surabaya Soroti Kesadaran Pajak untuk Bangun Bangsa
Dari Desa Menuju Masa Depan: KKN Universitas Subang Dorong Ekowisata Digital dan Smart Village
Normalisasi Sungai Desa Rangkang Diduga Pilih Kasih, Kantor Desa Ikut Terseret 
Perkuat Konsolidasi Pers Siber, DPP PJS Gelar Seminar Nasional di Palu – Sulteng
Crypto Makin Dilirik di Tengah Gejolak Ekonomi
Polsek Pajarakan Lakukan Olah TKP Dugaan Penganiyaan, Terlapor Diduga Oknum Guru TK 
Berita ini 166 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 11:35 WIB

Perjanjian Tarif Trump-Prabowo Dikecam Warga AS, Dinilai Membebani Konsumen

Kamis, 17 Juli 2025 - 12:45 WIB

Melalui Musdes Kedes Temenggungan Berharap Semua Pihak Ikut Mengawasi Penggunaan Anggaran 

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:10 WIB

Dari Desa Menuju Masa Depan: KKN Universitas Subang Dorong Ekowisata Digital dan Smart Village

Rabu, 16 Juli 2025 - 10:58 WIB

Normalisasi Sungai Desa Rangkang Diduga Pilih Kasih, Kantor Desa Ikut Terseret 

Rabu, 16 Juli 2025 - 07:31 WIB

Perkuat Konsolidasi Pers Siber, DPP PJS Gelar Seminar Nasional di Palu – Sulteng

Selasa, 15 Juli 2025 - 16:04 WIB

Crypto Makin Dilirik di Tengah Gejolak Ekonomi

Selasa, 15 Juli 2025 - 14:26 WIB

Polsek Pajarakan Lakukan Olah TKP Dugaan Penganiyaan, Terlapor Diduga Oknum Guru TK 

Selasa, 15 Juli 2025 - 13:53 WIB

Penundaan Rilis Data Kemiskinan oleh BPS Tuai Sorotan, Ini Penjelasannya

Berita Terbaru

Opini

Tan Malaka, Madilog, dan Relevansi Kemerdekaan Sejati

Kamis, 17 Jul 2025 - 10:45 WIB