SUARA UTAMA, Pesantren Yang pertama Berdiri di Kabupaten Asahan Pesantren Modern namun Pondok Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan dilihat dari data yang terpampang dari data, rata-rata pendidik disana mayoritas adalah lulusan sarjana. Namun demikian, sebagian masih enggan untuk mengembangkan diri, itu terlihat dari bagaimana gaya atau metode klasik yang digunakan dalam proses belajar mengajar, padahal bisa mempariasikan metode klasik dengan modern, seperti dengan menggunakan infocus untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar. Dan, setelah di perhatikan sebagian pendidik tidak menggunakan infocus atau memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini, dikarenakan kurang cakap dalam mengoperasikannya. karena itu, walaupun para Pendidik Pondok Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan ini pada umumnya sudah sarjana tetapi dalam menjalankan tugasnya masih membutuhkan bimbingan, pengarahan dan pembinaan dari Yayasan. Sebagai pemimpin pada lembaga pendidikan, Yayasan dituntut dapat meningkatkan Mutu Kompetensi Pendidik seiring dengan perkembangan zaman. Pesantren dalam pendiriannya sinergitas Ulama,Umaro dan Ummat dalam membangun Pendidikan di Kabupaten Asahan.
Bagian 1 Pesantren Pertama Di Asahan
Pada awalnya sekitar Tahun 1972 Bapak Haji Abdul Manan Simatupang pada waktu itu menjabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Asahan di Kisaran juga sebagai Umaro berhasrat ingin membangun dan mendirikan sebuah perguruan agama islam atau pesantren di Asahan. Hasrat tersebut dikemukakannya kepada Ulama di Asahan yaitu Haji Mohammad Dahlan, hasrat tersebut disambut oleh beliau dan disarankannya agar dapat disediakan tanah secukupnya. Oleh bapak Haji Abdul Manan Simatupang hal tersebut dipenuhi dengan menyediakan tanah seluas 50 Ha yang terletak di Desa Teluk Dalam Kecamatan Simpang Empat Tingkat II Asahan.
Segi lokasi dan luasnya tanah tersebut cocok untuk sebuah pesantren karena jauh dari keramaian kota, namun dilihat dari segi transportasi dan tenaga pengajar yang harus di datangkan kesana pada waktu itu adalah yang sangat sulit, karena sarana jalan pada waktu itu belum selancar pada masa sekarang, dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka rencana pendiriannya di lokasi tersebut gagal. Namun, hasrat yang terpendam dihati Bapak Abdul Manan Simatupang terus bergelora dan tetap bertekad bulat untuk mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan Agama Islam atau pesantren di Asahan. sebagai baktinya selaku Putera Daerah Asahan . Akhirnya hasrat beliau ini disampaikannya kepada seorang Ulama di Asahan yaitu Haji Mohammad Thahir Abdullah dimana menyambut dengan gembira hasrat suci yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagian 1 Pesantren Pertama Di Asahan
Foto Dokumentasi Pemkab. Asahan tentang Bupati dan Wakil Bupati Asahan dari Masa Kemasa.
Mengawali maksud Bapak Haji Abdul Manan Simatupang beliau menyatakan ingin membuka sebuah Madrasah Tsanawiyah, tetapi menurut pendapat Haji Mohammad Thahir Abdullah membuka Madrasah agak sulit, hal ini dikarenakan Madrasah-Madrasah Ibtidaiyah di Asahan pada waktu itu tidak sama mutunya. Dapat dimaklumi kebanyakan masih Madrasah swasta yang serba kekurangan dan tidak semua desa ada Madrasah Ibtidaiyahnya. Sementara Bapak Haji Abdul Manan Simatupang menginginkan agar semua murid dari semua desa di Asahan dapat diterima. Akhirnya diputuskanlah sebagai titik awal dari proses berdirinya sebuah Pesantren dibuka pendidikan PGA (Pendidikan Guru Agama Islam), karena dengan pendidikan tersebut dimungkinkan dari tiap-tiap desa akan masuk menjadi santri karena desa ada sekolah dasarnya.
Untuk kelanjutannya, Bapak Haji Abdul Manan Simatupang menginginkan lokasinya di Kecamatan Sei Kepayang, mengingat daerah tersebut adalah daerah basis Islam pada masa perjuangan dimasa lampau. Haji Mohammad Thahir Abdullah yang setiap minggunya mengajar di Sei Kepayang pada waktu itu ditugaskan oleh Bapak Haj Abdul Manan Simatupang untuk menjajakinya. Tetapi nampaknya kurang dipahami dan kurang mendapat respon (perhatian) dari penduduk sehingga cukup lama di rundingkan dengan penduduk tetapi kurang mendapat perhatian juga dan akhirnya tidak berhasil.
Bagian 1 Pesantren Pertama Di Asahan
Foto Dokumentasi Keluarga Abdul Manan Simatupang
BACA : Safari Ramadhan Founder Pesantren Bisnis Indonesia (PBI)
Setelah itu dengan adanya perluasan Kota Kisaran menjadi Ibu Kota Asahan dimana Bapak Haji Abdul Manan Simatupang pada waktu itu menjabat Bupati Kepala Daerah tingkat II Asahan telah dapat menyediakan tanah untuk tapak dan areal Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan seluas lebih kurang 6,4 hektare di Desa Sibogat Kecamatan Kisaran Barat. Akhirnya pada tanggal 6 Januari 1975 dimulai pendidikan PGA 6 Tahun Asahan dengan menampung siswa di SD Inpres Mutiara Kisaran dan belajar pada waktu itu sore hari, hal ini dikarenakan pada waktu itu pagi hari dipergunakan oleh SD yang bersangkutan.
Pada awal pendidikan yang menjadi Direktur adalah Bapak H. Haidir, BA dan Sekretarisnya Bapak Drs. Ishak, MG. walaupun telah berdiri pendidikan yang berfundamenkan Pendidikan Guru Agama (PGA), namun Pengurus Yayasan yang diketuai oleh Bapak H. Abdul Manan Simatupang dan para anggotanya tetap bertekad bulat mewujudkan suatu Lembaga Pendidikan Agama Islam yang berpola Pesantren Modern dengan berusaha melengkapi kebutuhan-kebutuhan pendukung berdirinya Pesantren yaitu: Pondok (Asrama Santri), Lokal Belajar, rumah kyai/guru, workshop, musholla/Tempat Ibadah, dan lain sebagainya di Desa Sibogat Kisaran Barat.
Bagian 1 Pesantren Pertama Di Asahan
Foto Dokumentasi Pondok Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan.
BACA : Wow, Pesantren Madania Jogja Gratiskan Pendidikan Hingga Konsisten Cetak Kader Mandiri
Bangunan pertama terdiri dari 5 lokal belajar dan pembangunannya sudah dimulai akhir tahun 1974, selesai tanggal 15 februari 1975. Dengan selesainya pembangunan pertama ini maka santri mulai belajar di Gedung baru di Kompleks Sibogat Kisaran pada pagi hari. Lebih kurang 1 tahun setelah menempati lokal yang baru tepatnya tanggal 4 Maret 1976, Bapak H. Haidir, BA tidak dapat aktif lagi sebagai Direktur, maka diangkatlah Bapak Haji Mohammad Thahir Abdullah sebagai penggantinya. Akhirnya berkat usaha dari yayasan pada akhir 1976 telah siap penambahan lokal belajar, ruang makan, pondok (asarama), rumah kiyai yang merupakan pendukung berdirinya sebuah pesantren.
Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan diasuh oleh sebuah yayasan yang bernama “Yayasan Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan” sesuai dengan akte Notaris Johan Palti Situmeang Sarjana Hukum di Medan tanggal 10 Maret 1977 Nomor 10, dimana duduk sebagai Ketua Yayasan adalah Bapak H. Abdul Manan Simatupang. Pada tanggal 16 Maret 1976 Gedung Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan diresmikan oleh Bapak Menteri dalam Negeri “Amir Mahmud” yang sekaligus menandatangani Prasasti Peresmian Pesantren, dan sejak saat itu ditetapkan bahwa semua santri harus tinggal di Asrama baik santri putra maupun putri.
Pembangunan dilanjutkan dengan membangun sebuah Masjid bertingkat yang diberi nama “Masjid Al Hidayah”, pada bagian atas tempat sholat dan pada bagian bawah Masjid dipergunakan untuk ruangan pertemuan dan kegiatan lainnya. Masjid ini diresmikan Bapak Menteri Agama Republik Indonesia “H. Alamsyah Ratu Prawiranegara” pada tanggal 29 Desember 1978.
BACA : Kejari Lamongan Gelar Jaksa Masuk Pesantren pada Generasi Milenial dan Santri
Bagian 1 Pesantren Pertama Di Asahan
Foto Dokumentasi Pondok Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan, Pembina PPMDU Asahan H.Armyn Simatupang SH (Baju Biru).
Setelah meninggal Almarhum Haji Abdul Manan Simatupang diadakan perubahan Anggaran Dasar Yayasan PPMU Nomor 12, hari Jum’at tanggal 21 Juli 1995 dihadapan Isly Burhanuddin Siregar, SH Notaris di Kisaran, Susunan Kepengurusan Yayasan Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan.
Tentang tujuan didirikannya yayasan Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan Kisaran ialah untuk mendidirikan sebuah Lembaga Pendidikan Agama yang berpola “Pesantren”. Dimana kurikulumnya mengajarkan pendidikan agama yang padat dan di damping dengan pendidikan keterampilan yang cukup. Karena sebelum berdirinya Yayasan PPMDU Asahan belum ada satu sekolah atau Lembaga yang mengelola Pendidikan Agama yang berpola Pesantren di Kabupaten Asahan. Kehadiran Yayasan yang mengelola Pendidikan Agama diharapkan dapat mencetak/melahirkan manusia-manusia/cendekiawan-cendikiawan yang berakhlakul Karimah. Dan juga sekaligus mencerdaskan masyarakat Kabupaten Asahan.
Kemudian pada tahun 1980 didirikan Institut yang diberi nama IAIDU dengan tiga fakultas, yaitu Tarbiyah, Syariah dan Usuluddin. Kemudian Fakultas Usuluddin diganti dengan Fakultas Da’wah. Tahun 1992 dibuka TK Al Qur’an, Madrasah Ibtidaiyah Diniyah, SD Islam Terpadu, Sekolah Menegah Pertama Islam Terpadu dan tahun 2008 didirikan Sekolah Menegah Atas Islam Terpadu. Sedangkan, jumlah santri yang ada hingga saat ini sebanyak 1616 santri, terdiri dari RA 197 santri, MDA 104 santri, SD IT 451 santri, SMP IT 136 santri, SMA IT 39 santri, MTS 379 santri, MA 179 santri, MAK 42 santri, Salafih 42 santri, PKU 20 santri.
Pada tahun pelajaran 1998/1999 didirikan Pendidikan Kader Ulama dalam rangka mengkader kader-kader Ulama sejak dini dari Santri Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah secara khusus yang mempunyai kemampuan dan bakat. Akhirnya pada tahun 2001/2002 diberi izin oleh Kanwil Departemen Agama Propinsi Sumatera Utara membuka Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) dengan ketetapan surat Nomor ; IV.b/5-d/PP.03.2/2001 tanggal 4 Juli 2002. Dari segi perkembangan pada TP. 2000/2001 menamatkan santri angkatan I dan TP. 2001/2002 Hingga sekarang telah menamatkan santri angkatan X1.
Perekrutan santri sangat ketat selain diharuskan hafiz Qur’an mereka juga mempelajari kitab kuning, fiqh dan tafsir yang keseluruhannya di arahkan terhadap pemecahan masalah yang ada pada umat. Madrasah ini diawal pendiriannya merupakan pengkaderan santri menjadi calon pemimpin umat, baik ulama maupun umaro.
Madrasah Aliyah Keagamaan, mulanya dikenal dengan Madrasah Aliyah Program Khusus, yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang agama Islam dan/atau sebagai tahap persiapan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi agama Islam. Hingga kini terdapat 75 MAN yang menyelenggarakan program keagamaan di 19 provinsi, dan 671 MAS Keagamaan di 30 provinsi.
Madrasah Aliyah Keagamaan Pondok Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan merupakan Salah satu Madrasah Aliyah Keagamaan terdapat di Asahan yang merupakan satu-satunya di Asahan dan dikelola oleh pesantren dan madrasah swasta serta di Indonesia yang pembinaan santrinya selain seperti Madrasah Aliyah Keagamaan kebanyakan lainnya juga melakukan Tahfiz Alqur’an. oleh karena itu sepatutnya menjadi acuan bagi madrasah lain, namun seiring perkembangan pendidikan madrasah ini seakan terlupakan oleh para pendidik dan pejabat, hal ini di karenakan fenomena setiap program pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah selalu berubah-ubah.
Pengembangan pendidikan di Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan diharapkan santri dapat:
- Membaca Alqur’an dengan fasih dan sekaligus dapat memahami isi kandungannya.
- Terampil berbahasa Arab dan berbahasa Inggris yang keduanya merupakan bahasa Internasional.
- Terampil dalam bidang keterampilan Agama, sehingga tidak canggung setelah terjun ketengah-tengah masyarakat, dan sekaligus menjadi panutan masyarakat.
Hingga kini, seiring laju perkembangan dan perubahan yang terjadi, Pesantren Modern Daar Al Uluum Asahan-Kisaran yang didirikan pada tahun 1975 dan diprakarsai oleh almarhum H. Abdul Manan Simatupang bersama dengan para ulama di Kabupaten Asahan melahirkan lembaga pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi diantaranya Raudhatul Athfal, Taman Pembacaan Al-Qur’an, Madrasah Diniyah Awaliyah, Sekolah Dasar Islam Terpadu, Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu, Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Tsanawiyah Program Salafiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah Keagamaan dan Perguruan Tinggi dengan 3 Fakultas (Tarbiyah, Syari’ah dan Dakwah).
* Disadur dari Buku Manajemen Pengembangan Kompetensi Guru, Karya : Prof. Dr. Candra Wijaya, M.Pd, Dr. Suhardi, S.Pd.I,MA, Dr. Amiruddin Siahaan, S.Pd.I, M.Pd dan Editor Dr. Nasrul Syakur Chaniago, M.Pd