Persoalan, Tantangan dan Peluang Perbankan Syariah Dimasa Yang Akan Datang

- Writer

Jumat, 12 Mei 2023 - 08:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


PERSOALAN, TANTANGAN DAN PELUANG
PERBANKAN SYARIAH DIMASA YANG AKAN DATANG

Pendahuluan
Perbankan di Indonesia telah mengalami berbagai fase revolusi Industri. Perkembangan yang optimis mengantarkan pada era revolusi industri 5.0, dalam hal ini telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Pada dasarnya Disrupsi tidak hanya diartikan fenomena perubahan hari ini ancaman (today change) tetapi juga mencerminkan makna perubahan peluang hari esok (the future change). (Kamil, 2020),(Hesi Eka Puteri, 2019)

Meskipun pertumbuhan dari perbankan syariah di indonesia berstatus positif, penetrasi market perbankan syariah tergolong masih kecil jika dibandingkan dengan penetrasi pasar perbankan konvensional (Hesi Eka Puteri, 2020). Tingkat penetrasi perbankan syariah Indonesia pada 2020 hanya sebesar 6,18%, sedangkan sisanya dimiliki oleh perbankan konvensional. Berangkat dari permasalahan itulah pemerintah kemudian menyepakati adanya rencana merger pada perbankan syariah pelat merah di Indonesia, yaitu Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS), Bank Syariah Mandiri (BSM), serta Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) yang menyandang nama baru sebagai Bank Syariah Indonesia (BSI).

Salah satu hambatan utama dalam pertumbuhan industri keuangan syariah, khusunya perbankan adalah kurangnya transparansi dan tata kelola yang baik. Tidak optimalnya transparansi dan tatakelola ini terlihat dalam beberapa isu strategis antara lain : produk yang tidak variatif dan pelayanan yang belum sesuai dengan ekspektasi masyarakat; kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang belum memadai; pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah sehingga menimbulkan mispersepsi masyarakat berkaitan dengan istilah, akad dan produk; pandangan bahwa perbankan syariah berbiaya mahal, serta pengaturan dan pengawasan yang belum optimal. Pandangan keliru tersebut dapat diatasi melalui implementasi tatakelola yang baik pada perbankan syariah.
Pada arus globalisasi saat ini mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi informasi sebagai kebutuhan yang sangat penting, Teknologi sendiri sudah menjadi tuntutan yang mendesak untuk setiap orang dalam menyelesaikan permasalahan secara cepat dan dapat meringankan pekerjaan sehingga menyediakan informasi terkait permasalahan-permasalahan yang muncul dari kebijkan merger agar para stakeholder dapat meminimalkan resiko dan memanfaatkan peluang yang ada untuk memaksimalisasi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Kajian Literatur
Perbankan Islam dalam Krisis Keuangan Global. Sistem Keuangan Islam sebagai Alternatif menghadapi Krisis Keuangan. (Simon Evans, 1998) ,(Syaifudin, 2020) mengemukakan bahwa secara keseluruhan, Bank syariah tampak lebih tahan terhadap krisis keuangan global dibandingkan Bank konvensional. Bank Syariah cenderung menghindari investasi spekulatif seperti derivatif yang menyebabkan krisis keuangan yang bersumber dari bank konvensional. Meskipun industri keuangan Islam masih dianggap sebagian orang kurang berisiko karena transaksi keuangan didukung oleh aset fisik. Sistem keuangan Islam tetap dinilai lebih baik karena menerima dampak yang tidak signifikan dari krisis keuangan global. Sistem keuangan Islam mampu meminimalkan frekuensi krisis keuangan. Mereka memperkenalkan disiplin yang lebih besar dalam sistem keuangan.(Hu et al., 2022),(Soliman, 2019)

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Persoalan, Tantangan dan Peluang Perbankan Syariah Dimasa Yang Akan Datang Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk mengatasi dampak krisis ini, BI menempuh beberapa langkah, yaitu memperkuat likuiditas sektor perbankan, menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan terkait neraca pembayaran. Kebijakan yang dijalankan adalah memperkuat sektor perbankan untuk mengantisipasi dampak pengeringan likuiditas global, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi diupayakan pertumbuhan kredit dijaga pada level yang tetap, dan mencari pembiayaan untuk mengurangi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara dari sumber non pasar, seperti sumber-sumber bilateral maupun multilateral.

Krisis keuangan menyebabkan Bank Indonesia meningkatkan BI rate untuk meredam inflasi yang diakibatkan oleh turunnya nilai rupiah terhadap dolar. Kenaikan BI rate direspon dengan kenaikan tingkat bunga bank konvensional secara utuh.(Andrew and Mike Townsend, 2018),(Siska Iriani, 2017) Namun kenaikan tingkat bunga ini tidak mempengaruhi bank syariah secara langsung. Sistem jual beli (bai’) di bank syariah, dimana pembayaran margin didasarkan fixed rate dimana ketetapan didasarkan kontrak tidak bisa berubah sewaktu-waktu seperti hanya dengan bunga. Namun bagi produk bagi hasil dimungkinkan krisis keuangan ini akan mempengaruhi return bank syariah karena krisis keuangaan akan mempengaruhi bagi hasil pegusaha untuk mendapatkan laba optimal.(Irawan & Hesi Eka Puteri, 2020), (Sunardi & Sarwani, 2021)

Tantangan Perbankan Syari’ah.
Tantangan dalam Performan perbankan syariah di Indonesia oleh BCA, pada digital banking membuka deposito dimana bank sudah menutup kantor cabang pembantu dan ternyata masyarakat tidak sekencang itu untuk melek dan akhirnya kantor sudah ditutup dan itu tidak memberikan hasil masyarakat masih melek dan ini menyebabkan produk pendanaan bank tidak menarik lagi dan tidak menarik bagi kaum milenial, Kompetitor bank syariah bukan hanya bank konvensional tetapi juga non bank dan lapak online.(Rossiter, 2021)
Secara umum, tantangan berat yang harus dipecahkan itu adalah bagaimana menjadikan industri keuangan syari’ah yang mapan (established), yakni perbankan syari’ah yang profesional, sehat dan terpercaya. Apabila diklasifikasikan, berbagai tantangan tersebut ada yang berasal dari dalam (internal), dan ada yang datang dari luar (eksternal).(Setyawati, 2019),(Febriadi, 2020) Tantangan dari dalam adalah sejumlah tantangan yang harus dipecahkan, berasal dari ‘diri‘ bank syari’ah sendiri.

Berikut yang menjadi tantangan Perbankan Syariah :

  1.  Pengembangan kelembagaan. Sampai saat ini, kelembagaan perbankan syari’ah belum sepenuhnya mapan. Beberapa hal masih perlu dibenahi, terutama dalam manajemen, tugas dan wewenang, peraturan, dan struktur keorganisasian. Hubungan antara bank konvensional dengan unit syari’ahnya (subsystem) perlu diperjelas, agar sinergis. Dual banking system yang selama ini dijalankan perlu disempunakan, terutama karena belum adanya Deputi Gubernur khusus syari’ah. Bahkan ke depan perlu dipikirkan adanya BCS (Bank Central Syari’ah).
  2. Sosialisasi dan promosi. Di lapangan, cukup banyak masyarakat yang belum memahami secara utuh bank syariah. Meburut istilah Adiwarman A. Karim, setidaknya ada 3 kategori nasabah, yakni loyalis syariah, loyalis konvensional dan pasar mengambang (floating market). Potensi pasar mengambang mencapai Rp 720 triliun. Persoalan pada pasar mengambang adalah ada yang sudah tahu tapi belum paham, sudah paham tapi belum percaya, sudah percaya tapi belum sepenuhnya berpartisipasi. Proses
    sosialisasi perlu dilakukan secara continue. Promosi yang gencar dan menarik dengan memanfaatkan berbagai media, baik media bellow the line (event-event, seminar, brochure, spanduk, umbul-umbul) maupun media.
  3. Perluasan jaringan kantor. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas. Akan tetapi jumlah kantor syariah yang beroperasi hingga ke pelosok masih kurang. salah satu kendala pertumbuhan bank syariah adalah masih terbatasnya jaringan.’ Tantangan ini barangkali dapat dipecahkan dengan cara mensupport pemerintah mendirikan bank syariah, optimalisasi outlet pada setiap bank konvensional dan bank asing atau menggolkan konversi bank BUMN besar menjadi bank syariah.
  4. Peningkatan SDM. Harus diakui secara jujur, bahwa sumber daya insani perbankan syariah yang profesional, amanah, dan berkualitas belum sepenuhnya tersedia. Insan perbankan yang berkualifikasi syariah handal masih jarang. Nampaknya, sebagian besar SDM terutama level menengah ke atas masih hasil didikan ekonomi konvensional. Padahal, yang dibutuhkan bukan hanya menguasai ekonomi/perbankan modern, tetapi sekaligus paham fiqih (syariah) serta mampu berinovasi dalam menyelesaikan ‘pernak-pernik’ persoalan bank syariah yang sistemnya masih baru. Training, workshop, seminar, studi banding, serta berbagai pembinaan lain untuk meningkatkan kompetensi SDM harus mendapat perhatian serius.

Peluang Perbankan Syariah.
Secara historis, bank syariah cenderung lebih tahan akan krisis ketimbang bank konvensional. Pengalaman krisis moneter 1998 telah memberi bukti bahwa bank syariah merupakan satu-satunya bankyang bertahanmenghadapi krisis. Hal ini didukung oleh hasil penelitian (Afrida, 2021) dalam (Desky & Mukhtasar, 2021)yang mengungkapkan bahwa bank syariah lebih tahan krisis ketimbang bank konvensional.  Peluang Merger Bank Syariah Pertumbuhan aset dari perbankan syariah mengalami kenaikan yang signifikan selama tiga tahun terakhir dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu dari yang sebelumnya 8,78% menjadi lebih dari 12%. Tidak terpaut secara signifikan, pertumbuhan perbankan konvensional dan perbankan syariah yang berada diangka 8,55% dan 8,78% hanya memiliki selisih 0,23%. Pertumbuhan aset keseluruhan perbankan syariah mengalami tren meningkat dimulai tahun 2016 hingga 2019. Namun, pertumbuhan aset secara keseluruhan yang didorong oleh laju pertumbuhan majemuk tahunan investasi atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 15% belum bisa meningkatkan angka penetrasi pasar perbankan syariah dengan pesat.  Market share pada perbankan syariah tahun 2019 masih diangka 5%.  Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa perbankan syariah belum mampu melampaui pertumbuhan sektor secara keseluruhan dari sektor perbankan pada total aset secara intrinsik di sekitar angka 15-20%.(Syaifullah, 2021) Maka, perlu diadakan strategi lain yang mendorong untuk meningkatkan penetrasi perkembangan industri perbankan syariah secara eksponensial yaitu dengan melakukan penggabungan atau merger. Dari adanya merger, perbankan syariah memiliki beberapa peluang sebagai berikut :

  1. Perluasan Penetrasi Pasar. Jika jaringan pada perbankan syariah semakin meluas, otomatis perbankan syariah juga bisa untuk mendapatkan nasabah baru yang lebih Jika dilakukan merger pada perbankan syariah, maka berbagai inovasi baru bisa semakin bertambah dan dapat menarik perhatian dari para calon mitra nasabah. Memudahkan untuk added value untuk membangun kemitraan nasabah dengan beragamnya produk usaha seperti wholesale, retail, sampai UMKM
  2. Exsistensi dalam Pengimplementasian Fintech. Pada perbankan Syariah dalam mengimplementasikan teknologi keuangan dalam perbankan syariah adalah untuk menarik nasabah lebih luasdengan menawarkan berbagai kemudahan dalam melakukan transaksi. Dengan perkembangan teknologi saat ini kemudahan dalam bertrasaksi sudah menjadi kebutuhan bagi nasabah, ketika kebutuhan nasabah dapat terpenuhi maka nasabah akan tertarik untuk memanfaatkan layanan keuangan bank khususnya bank syariah.
  3. Mayoritas penduduk Islam. Kuantitas ini, merupakan bangsa pasar yang begitu potensial. Ketika umat Islam mau memanfaatkan maka bank syari’ah akan berkembang lebih pesat dan dahsyat. Akan tetapi, bukan berarti menafikan pelanggan non-muslim, bahkan menjadi tantangan tersendiri bagi insan perbankan syari’ah untuk meraihnya. Beberapa perbankan syari’ah luar negeri, sudah banyak memiliki customer non- muslim
  4. Fatwa bunga bank. Fatwa ini, dapat menjadi legitimasi bagi perbankan syariah dalam mensosialisasikan kiprahnya. Umat perlu disadarkan bahwa ada alternatif pilihan, bahkan solusi untuk menghindari bunga, berganti sistem bagi hasil (profit sharing) yang lebih berkeadilan. Walaupun tidak lantas terjebak dengan sentimen emosional keagamaan tapi tetap mengedepankan rasional profesional dengan tampilnya bank syariah yang sehat dan terpercaya.
  5. Menggeliatnya kesadaran beragama. Hal ini ditandai dengan maraknya acara keagamaan seperti pengajian dan umroh para eksekutif dan selebritis, diskusi aktual keislaman di kampus atau masjid, termasuk kuliah subuh di radio dan televisi. Bahkan ada majelis atau instansi mengadakan acara keagamaan Tentunya, semua ini memberi andil cukup besar dalam menggugah kesadaran beragama, termasuk untuk menerapkan perekonomian Islam.
  6. Menjalarnya penerapan ekonomi Islam. Saat ini, hadir asuransi syariah (takaful), pegadaian syari’ah, koperasi syariah, pasar modal dan obligasi syari’ah termasuk bisnis hotel syariah. Pada gilirannya, memberi peluang begitu lebar bagi bank syariah untuk melakukan net working, sehingga akan lebih berkembang dan bisa saling menguntungkan.
  7. Bank syariah memiliki sistem bagi hasil yang membuat bank syariah cenderung tahan krisis. System ini dapat dilihat dari impelemnetasi atas akad mudharabah dan musyarakah. Akad mudharabah dan musyarakah cenderung menyerap risiko. Hal ini tentu berbeda dengan konsep bank konvensional yang cenderung bertumpu pada bunga, sehingga pada saat krisis justru mampu meningkatkan beban bunga yang ditanggung. Oleh karena itu, skema bagi hasil bank syariah diharapkan mampu memberikan harapan pada situasi pandemi yang segalanya tidak pasti.

    Penutup
    Perbankan syariah saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan persaingan yang ketat dalam meraih pangsa pasar, baik persaingan antara bank syariah dengan bank konvensional maupun antar sesama bank syariah. Oleh karena itu, perbankan syariah harus memiliki keunggulan kompetitif dengan melakukan inovasi produk. Inovasi produk yang dilakukan harus dengan memanfaatkan peluang pesatnya perkembangan ekonomi syariah global dan membaiknya kepercayaan dunia internasional terhadap ekonomi Indonesia dengan dukungan penguatan Working Group Perbankan Syariah (WGPS), pemenuhan ketentuan syariah (sharia compliance), pencapaian stabilitas keuangan, serta peningkatan dalam aktivitas inovasi produk.
    Model yang diusulkan diharapkan dapat mendorong perluasan pasar perbankan syariah baik di dalam negeri maupun luar negeri dengan menyediakan beragam produk yang lebih dekat dan diterima masyarakat. Perbankan syariah diharapkan melakukan inovasi produk yang memiliki kelekatan sosial tinggi (dekat, dapat diterima, serta sesuai dengan preferensi masyarakat).
BACA JUGA :  Pengenalan Lambang Bilangan Dengan Media Jepi (Jam Edukasi Pintar) di  Kelompok A TK PKK AZ-ZAHRO PEDAGANG KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO - Semester 1 Tahun Ajaran 2021/2022

 

Referensi:

Afrida, Y. (2021). Peluang Dan Tantangan Perbankan Era krisis. JEBI (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam ….

Andrew and Mike Townsend. (2018). Islamic Bank. Research in International Business ….

Desky & Mukhtasar. (2021). Peluang Islamic Bank Indonesia. Islamic Banking : Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah.

Dwi, A. (2020). Tata Kelola Perbankan Syariah. Jurnal Economi Islam.

Febriadi, S. R. (2020). Aplikasi maqashid syariah dalam bidang perbankan syariah. Amwaluna: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan ….

Hesi Eka Puter. (2020). CSR dan maqashid syariah di perbankan syariah. Islamic Banking : Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah.

Hesi Eka Puteri. (2019). Islamic Micro Finance.

Hesi Eka Puteri. (2020). Islamic Banks Service Innovation Quality: Conceptual Model. Al-Iqtishad: Journal of Islamic Economics, 8(2), 287–306.

Hu, X., Duan, J., & Li, R. (2022). Research income on High-Speed Railway Pricing and Financial Sustainability. Sustainability (Switzerland), 14(3).

Irawan & Hesi Eka Puteri. (2020). “Interaksi Aspek Permodalan, Risiko Pembiayaan, Dan Indikator Makroekonomi Dalam Mempengaruhi Profitabilitas Bprs Di Indonesia Periode 2014-2018. ” Jurnal Benefita 5, No. 3 (2020): 401-412. https://journal.ubaya.ac.id/index.php/JIBT/article/view/3028

Kamil, K. H. (2020). Islamic Banks in the Theory of Financial Intermediation: A Review That Leads Towards Different Objectives. In USIM NILAI 2 MEI 2018.

Rossiter. (2021). Tantangan Islamic Banking. Economica: Jurnal Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Bisnis.

Setyawati, F. (2019). Tantangan Performan Perbankan Syariah. Al-Intaj: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan ….

Simon Evans, C. C. (1998). Crisis Banking Digital twins for the built environment. Research Technology Management.

Siska Iriani. (2017). Ketahanan perbankan syariah era krisis ekonomi. Jurnal Islamic Banking.

Soliman, S. (2019). 12 The Rise and Decline of the Islamic Banking Model in Egypt. The Politics of Islamic Finance. https://doi.org/10.1515/9781474469081-013

Sunardi, N., & Sarwani. (2021). Krisis Keuangan Global Perbankan Syariah. Economica, Jurnal Ekonomi Islam.

Syaifudin. (2020). Perbankan mengahadapi Krisis Global.

Syaifullah, H. (2021). Peluang islamic Banking Era new normal. MALIA: Journal of Islamic Banking and ….

Tho’in, M. (2021). Kompetensi Sumber Daya Manusia Bank Syariah Berdasarkan Prinsip-Prinsip Syariah Islam (Studi Kasus Pada BCA Syariah Indonesia). Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.

Wardani, I., & Solikah, U. N. (2019). Performa Perbankan Di Indonesia. Ecobankers: Journal of Economy ….

 

 

Berita Terkait

Realitas Semu Program Sinetron Televisi
Pertanyaan Berat di Tengah Krisis Pertambakan Dipasena
Dampak kenaikan UMK 2025 dan Ancaman PHK
Rapat Forum Kader Pemuda Bela Negara Bahas Rencana Kerja Tahun 2025
Sejarah Jembatan Ampera
Al-Qur’an Berbicara tentang Perempuan : Pemahaman Ayat tentang Īlā’
Sukses Yaaa…!!! Ingat, Baca Doa dan Jujur, Jangan Ngepek..Jangan Nyontek dan Jangan Kerjasama
Gus Miftah Tuai Kritik: Pernyataannya Disebut Mengikis Nilai Moral
Berita ini 128 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 11 Desember 2024 - 17:24 WIB

Realitas Semu Program Sinetron Televisi

Rabu, 11 Desember 2024 - 10:41 WIB

Pertanyaan Berat di Tengah Krisis Pertambakan Dipasena

Senin, 9 Desember 2024 - 16:25 WIB

Dampak kenaikan UMK 2025 dan Ancaman PHK

Minggu, 8 Desember 2024 - 08:09 WIB

Rapat Forum Kader Pemuda Bela Negara Bahas Rencana Kerja Tahun 2025

Jumat, 6 Desember 2024 - 21:10 WIB

Sejarah Jembatan Ampera

Jumat, 6 Desember 2024 - 16:34 WIB

Al-Qur’an Berbicara tentang Perempuan : Pemahaman Ayat tentang Īlā’

Jumat, 6 Desember 2024 - 11:13 WIB

Sukses Yaaa…!!! Ingat, Baca Doa dan Jujur, Jangan Ngepek..Jangan Nyontek dan Jangan Kerjasama

Kamis, 5 Desember 2024 - 20:12 WIB

Gus Miftah Tuai Kritik: Pernyataannya Disebut Mengikis Nilai Moral

Berita Terbaru

Ilustrasi : Menonton program siaran televisi (Sumber : Freepik)

Artikel

Realitas Semu Program Sinetron Televisi

Rabu, 11 Des 2024 - 17:24 WIB