SUARA UTAMA, NGAWI – Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Isi Bacaan Melalui Metode Korelasi Antara Kebiasaan Membaca Dengan Kemampuan Membaca di Kelas VIII SMP N 1 Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur Semester 1 Tahun Ajaran 2022/2023.
Bu Hadijah Ahmad Hasan sedang mempraktekan – Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Isi Bacaan Melalui Metode Korelasi Antara Kebiasaan Membaca Dengan Kemampuan Membaca di Kelas VIII SMP N 1 Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur Semester 1 Tahun Ajaran 2022/2023. Foto & Gambar: Dokumentasi Pribadi Hadijah Ahmad Hasan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang menjadi maju dan mampu mengelola dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya
Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat, dan motivasi. Jika hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang mengatakan “tiada hari tanpa membaca”.
Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca di tingkat Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) , tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih kecil. Peranan orang tualah yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena seorang anak akan lebih tertarik dan termotivasi melakukan sesuatu kalau disertai dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar teori atau memberi tahu saja. Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru memiliki peran dalam mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak.
Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”2. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process).
Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah korelasi antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP N 1 Landu Leko Rote Ndao.
- Anak dapat memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
- Anak dapat menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat.
- Anak mendapatkan informasi tentang sesuatu.
- Anak mengenali makna kata-kata.
Hasil penelitian Tindakan kelas yang Penulis lakukan terhadap kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP N 1 Landu Leko Rote Ndao, Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :
- Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai r hitung adalah 0,605 sedangkan r tabel adalah 0,288 pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol (H0) dinyatakan ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (H1) dinyatakan diterima, artinya bahwa terdapat korelasi yang positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca.
- Kebiasaan membaca siswa kelas VII SMP N 1 Landu Leko Rote Ndao memiliki rata-rata yang cukup tinggi.
- Kemampuan membaca pemahamannya juga dapat dikatakan mencapai pada taraf rata-rata yang cukup tinggi.
Dan Pada kegiatan Refleksi penelitian Tindakan kelas ini saya merasakan adanya masalah dan kekurangan yang muncul pada saat melakukan penelitian tndakan kelas sebagai berikut :
- Guru kurang dalam memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berhasil menjawab ataupun maju mengerjakan di depan
- Guru masih banyak menggunakan kata-kata maupun kalimat yang tidak baku sehingga siswa pun ada yang menggunakan kata-kata maupun kalimat tidak baku ketika berkomunikasi dengan
- Guru masih kurang dalam bertanya apakah siswanya sudah paham atau belum dengan materi yang disampaikan
- Saat mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
- Siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
- Guru cenderung lebih banyak menjelaskan materi kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal.
- Dalam mengerjakan LKS waktu yang digunakan terlalu lama karena guru kurang mengingatkan kembali alokasi waktu yang ditentukan
- Guru kurang dalam melakukan bimbingan kelompok
- Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru hanya itu-itu saja, sehingga yang aktif terbatas.
- Dalam berdiskusi kelompok terdapat siswa yang mendominasi dalam menjawab, dan menyalahkan apabila terdapat siswa yang
- Masih ada beberapa siswa yang mengganggap persegi adalah kotak dan lingkaran adalah bulat/bundar
- Masih terdapat siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya saat berkelompok
Penyelesaian permasalahan yang terjadi dapat diatasi alternatif dan pemecahan masalah adalah dengan Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP N 1 Landu Leko Rote Ndao ”.
- Hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi. Agar kemampuan membaca pemahaman dapat dicapai.
- Hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan menambah jam wajib kunjung ke perpustakaan.
- Hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah jumlah koleksi buku di perpustakaan. Hal ini penting dilakukan agar dapat memicu semangat dan motivasi siswa untuk membaca.
- Hendaknya orang tua dapat memberikan contoh kepada anak dalam hal kebiasaan membaca agar dapat membentuk budaya baca.
Sam Foundation adakan Diklat Kupas Tuntas dan kiat-kiat menghadapi Soal Pre Test PPG 2023
Sapetendik Indonesia Siapkan Pre Test PPG dan UKMPPG 2023, Ini Langkahnya
Bangun Peradaban Literasi, Suara Utama Berkomitmen Lawan Hoax dengan SDM Jurnalis baru yang Siap Berjuang. Foto & Gambar: Mas Andre Hariyanto/Saepudin Fikri. Rotasi Pengurus Suara Utama (SUARA UTAMA)
Foto: Dok. Mas Andre Hariyanto. Pamflet Poster/Redaksi Suara Utama Kembali Membuka Kesempatan Bergabung Menjadi Kaperwil, Kabiro, Koresponden, Jurnalis/Suara Utama[/caption]