Penulis Oleh : Rika Wulandari, Suhardi
Pendidikan Agama Islam FITK IAIDU Asahan
SUARA UTAMA, Pendekatan atau metode pembelajaran ialah jalan yang akan orang lalaui untuk pencapaian yang ditempuh oleh pengajar dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional, dalam suatu instruksi tertentu. Dalam proses belajar mengajar, pengajar memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pengajar hendaknya memiliki pengetahuan yang memadai tentang ilmu pengetahuan yang digelutinya. Dalam proses interaksi pengajar berperan sebagai direktur belajar, manajer belajar,dan fasilitator belajar.
Islam merupakan agama yang komprehensif, yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, baik dalam aspek ta’abbudi yaitu hubungan antara manusia dengan Allah, maupun aspek mu’amalah, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Untuk dapat memahami berbagai dimensi ajaran Islam, diperlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu. Gagasan mempelajari Islam biasanya lahir dari perspektif penafsiran tekstual atau kontekstual yang melahirkan berbagai pendekatan, baik yang bersifat teologis-normatif, sosiologis, psikologis, historis, antropologis, bahkan filosofis. Untuk yang terakhir (filosofis), terkadang dalam perkembangannya, paradigma atau pendekatan merupakan cara pandang yang digunakan dalam mempelajari agama, termasuk Islam. Filsafat merupakan salah satu bidang kajian Islam yang keberadaannya menimbulkan banyak pro dan kontra. Sebagian umat Islam menerima keberadaan filsafat dalam kajian Islam sebagai sarana berpikir rasional, terbuka, kritis, objektif, mengikuti perubahan zaman, dan bergerak maju. Yang lain menolak filsafat dengan alasan bahwa filsafat dapat melemahkan seseorang. Hal ini dimaksudkan agar Islam sebagai agama yang mengandung ajaran yang dapat dipahami dan dipelajari secara mendalam, berdasarkan metode studi dan pendekatannya.
Metode dan Pendekatan Pendidikan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Foto: Dok. Mas Andre Hariyanto. Pamflet Poster/AR. Learning Center/Redaksi Suara Utama/Taklim Jurnalistik Membuka Kesempatan Bergabung Menjadi Relawan Milad.
Metode Wahyu
metode ini digunakan dalam upaya menggali, menafsirkan, dan mungkin menafsirkan dalil-dalil yang bersumber dari ajaran utama Islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits. Dari kajian itu disusun konsep dasar pendidikan Islam secara filosofis. Atas dasar keyakinan bahwa ajaran adalah wahyu, merupakan petunjuk yang harus diikuti dan diyakini. Dalam konteks ini, metode filsafat pendidikan Islam berangkat dari keyakinan (belief) untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. (Heris Hermawan,2009:33).
Tafsir adalah ilmu syari’ah yang paling mulia dan tinggi posisi. Ini adalah ilmu yang paling mulia dan objek diskusi tujuan, serta sangat dibutuhkan bagi umat Islam dalam mengetahui makna Al-Qur’an sepanjang zaman. Tanpa interpretasi seorang Muslim tidak dapat ditangkap mutiara berharga dari ajaran Ilahi yang terkandung dalam Al-Qur’an (Rif’at Syauqi Nawawi,2002:xii) . Interpretasi adalah upaya untuk memahami, menjelaskan makna, mengetahui isi ayat-ayat Al-Qur’an. Upaya ini telah dilakukan sejak zaman kuno Rasulullah SAW, sebagai utusan-Nya yang ditugaskan untuk menyampaikan ayat-ayat tersebut Ayat ini juga menandai dia sebagai mufassir awal (penafsir pertama). Sepeninggal Nabi hingga saat ini, tafsir mengalami banyak perkembangan yang sangat variatif tanpa mengeluarkan kategori waktunya. Dan tidak mati keragaman dalam metode (manhaj thariqah), gaya (laun) dan pendekatan (alwan) yang digunakan adalah hal-hal yang tidak dapat dilakukan dihindari dalam sebuah karya interpretasi hasil manusia yang tidak pernah sempurna (Bahary Ansor,2015:176).
Syaikh Hasan Husain dalam pendapatnya tentang sejarah ilmu tafsir berskata: “Para Sahabat dan Tabiin tidak memperhatikan ilmu tafsir,i’rab dan majaz pada masa permulaan pembukuan tafsir, bahkan metode yang mereka gunakan sama dengan metode ahli hadits dalam melakukan periwayatan makna-makna Al-Qur‟an. Kemudian kondisi demikian berubah pada masa berikutnya (Ulama mutaakhirin) disebabkan semakin bertambah meluasnya interaksi bangsa Arab dengan non Arab dan hilangnya rasa kebahasaan, maka para mufasir merasa sangat memerlukan ilmu-ilmu tentang bahasa Arab yang telah dibukukan, untuk menggambarkan makna-makna dan menjelaskan maksud dari Al-Qur’an yang mulia. Sehingga sampailah pada kondisi sebagaimana sekarang ini. Ilmu tafsir senantiasa akan terus tumbuh berkembang dan bercabang sejalan dengan perkembangan kualitas keilmuan para mufasir dan ilmu-ilmu pengetahuan modern (Ali Hasan Ar-Ridl, 1994:10) . Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentu memberikan andil yang besar terhadap perkembangan studi Islam, termasuk dalam studi Al-Qur‟an. Dalam studi Al-Qur‟an Indonesia banyak melahirkan karya-karya dalam tafsir Al-Qur‟an. Lahirnya suatu tafsir dengan beragam metodologi dan coraknya mengindikasikan behwa setiap tafsir memiliki karakteristik yang berbeda-beda (M.Nurdin Zuhdi,2012:243).
BACA : Bangun Peradaban Literasi, Suara Utama Berkomitmen Lawan Hoax dengan SDM Jurnalis Siap Juang
Pendekatan Dan Metode Pendidikan
Metode Spekulatif & Kontemplatif
Spekulatif, berasal dari bahasa Inggris spekulatif yang berarti berpikir dan menelaah, sedangkan kata Arabnya adalah fikri. (Atabik Ali, 2003: 1240). Contemplative, berasal dari bahasa Inggris contemplative yang artinya perenungan atau perenungan . (Peter Salim,2002:398).
Spekulatif dan kontemplatif memiliki arti yang sama yaitu berpikir dan merenung. Merenungkan berarti memikirkan sesuatu tanpa harus bersentuhan langsung dengan objeknya. Metode ini dapat digunakan untuk memikirkan sesuatu yang abstrak, misalnya tentang hakikat kehidupan Islam, hakikat Tuhan, takdir dll. Metode ini sangat penting dalam filsafat pendidikan Islam karena dalam analisisnya seringkali berhadapan dengan sesuatu yang abstrak. dan sulit didekati, kecuali dengan merenung . ( Sutardjo A Wiramihardja, 2006:16). Dalam sistem filsafat Islam disebut kontemplasi. Baik kontemplatif dan kontemplatif berpikir dalam istilah dalam dan dalam situasi yang tenang, hening, untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan. Oleh karena itu, berkaitan dengan masalah abstrak, misalnya hakikat hidup menurut islam, hakikat iman, islam, hakikat Tuhan, takdir, malaikat dan sebagainya.
BACA : Redaksi Suara Utama Kembali Buka Kesempatan Bergabung Menjadi Jurnalis
Pendekatan Normative
Pendekatan Normatif atau Religius yang biasa juga disebut dengan pendekatan teologis, dapat dianggap sebagai cabang ilmu yang memenuhi kriteria ilmiah . (Moh. Nasir Mahmud, 2013:12). Adanya pendekatan teologis ini, dalam konteksnya dengan kajian agama pada umumnya, dan tentunya dengan kajian pokok agama Islam, terkadang juga disebut sebagai pendekatan normatif atau religius (Khoiruddin Nasution, 2007: 153), ada bahkan opini yang menggabungkan kedua istilah tersebut menjadi satu. sekaligus menjadi pendekatan teologis-normatif . (Abuddin Nata, 2000:9).
Untuk memperjelas makna konseptual teologis-normatif, khususnya dalam posisinya sebagai pendekatan dalam aplikasi kajian Islam, maka penting untuk memperjelas makna kata “normatif” dan “teologis”. Sangat dimungkinkan karena bergeser dari makna linguistik kata normatif sebagai “seharusnya” atau “ideal”, maka dikatakan bahwa makna normatif dalam konteks kajian Islam merujuk pada seluruh doktrin atau ajaran Islam. terkandung dalam teks atau wahyu . (Khoiruddin Nasution,2007: 153). Pendekatan normatif sering juga disebut pendekatan doktrinal (A. Mukti Ali: 1991: 32). Tujuan pendekatan ini adalah melakukan kajian Filsafat Pendidikan Islam dengan membangun, dan merumuskan suatu pemikiran dalam Filsafat Pendidikan Islam dengan mencari landasan doktrinal-teologisnya dari wahyu Al-Qur’an atau As-Sunnah. Karena berangkat dari teks-teks yang bersumber dari kitab-kitab suci, maka pendekatan normatif selalu bersifat literal. Dengan ini Pendekatan normatif yang dimaksud adalah mencari dan menetapkan aturan dalam kehidupan nyata, dalam filsafat Islam bisa disebut pendekatan syariah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan menurut syariat Islam.
Metode dan Pendekatan Dalam Pendidikan
Foto Dokumentasi Suhardi Metode dan Pendekatan Pendidikan
Pendekatan Analisa Konsep
Pendekatan ini digunakan untuk menelaah karya-karya ulama dan pakar pendidikan Islam di masa lalu. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat diketahui konsep-konsep pendidikan Islam dari masa ke masa, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya, serta latar belakang yang mendorong munculnya konsep-konsep tersebut. Dengan mempelajari konsep ini, akan bermanfaat antara lain pertama, bagaimana perkembangan filsafat pendidikan Islam di setiap zaman. Kedua, mengetahui karya para pemikir pendidikan Islam. Ketiga, melanjutkan rangkaian pemikiran yang masih relevan sambil melakukan perbaikan hal-hal yang perlu disesuaikan dengan tuntutan zaman dan lingkungan. Keempat, menghindari pola pikir yang ramping dengan mengabaikan hasil pemikiran para ahli pendidikan sebelumnya (Ramayulis,2015:12).
BACA : Alumni IAIDU Sabet Juara Karya Tulis Ilmiah AlQuran Tingkat Kabupaten Asahan
Analisis Konsep disebut sebagai analisis bahasa konsep, berarti penangkapan atau pemahaman seseorang terhadap suatu objek. Pengertian objek dirumuskan dalam bentuk definisi yang menggunakan bahasa atau kalimat tertentu. Analisis konsep juga disebut dengan analisis bahasa. Konsep, berarti daya tangkap atau pemahaman seseorang terhadap suatu objek. Dalam sistem filsafat Islam, menafsirkan dan juga menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an merupakan praktik konkrit dari pendekatan analisis konseptual atau analisis bahasa . (Heris Hermawan,2009:34-35). Analisis konsep digunakan untuk menganalisis istilah atau kata yang mewakili gagasan atau konsep. Dalam melakukan analisis konsep, ada empat hal yang perlu diperhatikan: (1) mencoba menemukan kembali makna suatu istilah; (2) mengkaji suatu konsep secara objektif; (3) analisis konseptual digunakan berdasarkan penerapan logika; (1) proses penemuan dalam analisis konsep adalah pemahaman yang jelas tentang hubungan antara pikiran, bahasa, dan realitas (Toto Suharto, 2011: 50).
Metode dan Pendekatan Pendidikan
Foto: Dok. Mas Andre Hariyanto. Pamflet Poster/AR. Learning Center/Redaksi Suara Utama/Taklim Jurnalistik Membuka Kesempatan Bergabung Menjadi Relawan Milad.
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pendekatan yang bersifat ilmiah, atau bersifat ilmiah. Adapun ilmu itu sendiri, pengertiannya adalah kumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang telah disepakati dan dapat diuji secara sistematis dengan seperangkat metode yang diakui dalam suatu bidang tertentu. Dilihat dari segi filosofis, ilmu pengetahuan terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih jauh tentang pengetahuan yang dimilikinya . (Noeng Muhadjir , 1998:12).
Untuk disebut ilmiah, metode inkuiri harus didasarkan pada bukti-bukti dari objek-objek yang dapat diamati, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran tertentu. Metode ilmiah pada umumnya berisi rangkaian kegiatan mengumpulkan data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian merumuskan dan menguji hipotesis. Metode ilmiah mengacu pada: (1) fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) analisis . (Kementrian Pendidikan , 2013:5). Dengan kata lain Pendekatan ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang ditengah-tengah masyarakat yang ada hubungannya dengan pendidikan. Pendekatan ilmiah juga mengaitkan dengan kehidupan kekinian dengan sasaran problematika pendidikan kontemporer.
Pendekatan Komprehensif Dan Terpadu
Pendekatan komprehensif atau terpadu antara sumber naqli, aqli dan iman, sebagaimana dikembangkan oleh al-Ghazali untuk mencapai kebenaran hakiki. Pendekatan ini selain menggunakan pola berpikir empiris, juga menggunakan pendekatan intuitif . (Zuharini, dkk., 2004: 131-134). Metode terpadu berarti memadukan unsur-unsur rasional-empiris dengan unsur-unsur intuitif. Dalam kaitan ini, dalam memecahkan masalah pendidikan Islam tidak hanya bertumpu pada unsur-unsur rasional-empiris, tetapi juga mengakui adanya intuisi dan menggunakannya sebagai metode pencarian kebenaran.
Pendekatan tersebut juga berkembang bersifat komprehensif dan terintegrasi, antar sumber naqli, aqli dan iman. Seperti yang tampaknya dikembangkan oleh Al-Ghazali. Menurut Al-Ghazali, kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang dia yakini adalah benar-benar kebenaran. Kebenaran yang membawa keamanan bagi jiwa, bukan kebenaran yang menimbulkan keraguan. Untuk mencapai kebenaran yang benar-benar diyakini, harus melalui pengalaman dan rasakan. Pendekatan ini lebih dekat dengan pola berpikir itu empiris dan intuitif.
Kesimpulan
Metode dapat digunakan untuk menganalisa permasalahan pendidikan Islam dalam berbagai aspeknya, baik aspek normatif maupun aspek factual. Sehingga filsafat pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik manusia seutuhnya. Pandangan ini didasarkan pada konsep Islam. Filsafat pendidikan Islam berperan untuk memberikan pandangan tentang bagaimana seharusnya pendidikan bagi manusia agar mampu mengembangkan potensi dirinya. Potensi manusia, baik jasmani maupun rohani, menurut filsafat pendidikan Islam, harus dikembangkan secara seimbang. Dalam filosofi pendidikan Islam dicari keselarasan, yaitu keselarasan dalam hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia, dan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, serta keselarasan antara cita-cita hidup di dunia ini dan kebahagiaan. di akhirat.