SUARA UTAMA, Wonosobo-Pelaksanaan sholat ied warga Muhammadiyah Sapuran Kab. Wonosobo Jawa Tengah di halaman SDN 1 Sapuran Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, Jumat (21/04/2023) pagi berlangsung khidmat, dijaga ketat aparat (Polsek Sapuran Wonosobo)
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sapuran Kab. Wonosobo H. Suharto,S.Pd mengatakan bahwa pelaksanaan shalat Ied pada 21 April 2023 berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1444 Hijriah
Pelaksanaan shatlat ied dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Sebelumnya disampaikan Pengurus PCM Sapuran, jumlah pemasukan zakat fitrah dan zakat maal yg sudah terkumpul dari seluruh warga Muhammadiyah Sapuran. Usai shalat ied dua rakaat, dilanjutkan dengan khutbah oleh Ust. Prasetyo Wahyu CSS
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Khutbah Sholat Ied yang disampaikan khotib Ust. Prasetiyo Wahyu, CSS sekaligus imam sholat Ied mengatakan diantaranya bagaimana seorang anak berbuat baik terhadap orang tua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya (kecuali yang ma’siat) dan mendoa’kannya apabila keduanya telah wafat. Perkara ini bahkan diterangkan dalam firmanNya surah Al Isra ayat 23 dan 24.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
Berbakti kepada orang tua sendiri disebut dalam hadits memiliki derajat yang setara bahkan lebih tinggi daripada jihad. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash RA, Rasulullah SAW bersabda :
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ « أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ »
Artinya: “Ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW, dia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi SAW lantas bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Ia jawab, ‘Iya masih.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.'” (HR Muslim).
Amalan yang dapat dilakukan sebagai wujud berbakti kepada orang tua di antaranya adalah mendengarkan dan menjalankan nasihat selama tidak bertentangan dengan perintah Allah, menyenangkan hati, tidak berkata kasar, dan tidak menyakiti hatinya.
Rasulullah SAW juga pernah mengajarkan bahwa setiap anak harus berbakti kepada orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Salah satunya dengan mendoakan mereka sebagai ibadah yang tidak akan terputus atau amal jariyah.
Dalam khutbah Sholat Ied Ust. Prasetiyo Wahyu CSS juga menyampaikan mengenai Dayyust. Didalam Kamus Al-mu’jam Al-Wasith disebutkan bahwa Dayyuts adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya & ia tidak punya rasa cemburu & tidak punya rasa malu. Yang dimaksud dengan tidak punya rasa cemburu dari suami adalah membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mau mengingatkan. Bila terdapat seorang suami atau seorang ayah yang membiarkan keluarganya tidak mau mendirikan shalat fardhu 5 waktu, membiarkan membuka auratnya ketika keluar rumah, membiarkan anak-anaknya yang sudah baligh & berakal bergaul bebas serta membiarkan kemaksiatan lainnya yang ia mengetahuinya tanpa mau mencegah maupun menasehatinya maka termasuk ia seorang suami dayyuts.Di dalam Hadist Rasulullah SAW telah Bersabda:
ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللهُُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِمُ
الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ، وَالْعَاقُّ، وَالدَّيُّوْثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخُبْثَ
“Tiga golongan manusia yang Allah Tabaraka wa Ta’ala mengharamkan surga bagi mereka, yaitu pecandu khamr, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan dayyuts yang membiarkan kefasikan dan kefajiran dalam keluarganya .”(HR.Ahmad).
Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pendidikan keluarga, hal ini merupakan bagian dari kesempurnaan dan kemuliaan ajaran Islam. Kebaikan dan kerukunan rumah tangga kaum muslimin mencerminkan kesolehan kepemimpinan suatu tatanan keluarga sehingga visi dan misi mewujudkan rumah tangga yang sakinah (tenteram), mawadah (rasa kasih sayang) & rahma (rasa cinta) tercapai menjadi sebuah kenyataan.
Kedudukan seorang suami di dalam rumah tangganya adalah menjadi pemimpin yang memiliki kewajiban untuk memberi nafkah lahir dan bathin. Suami juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi pelindung, pengayom, pembimbing serta teladan bagi isteri & anaknya. Kewajiban suami bukan hanya sebatas memberi nafkah lahir & bathin lalu ia mengabaikan kebaikan agama ditengah-tengah keluarganya. Bila hal ini terjadi maka ia termasuk seorang suami “Dayyuts”.
Al-imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu (tahun 773-852 H) menjelaskan bahwa makna Ad-dayyuts adalah seorang suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk didalam keluarganya (Kitab Fathul Baari, jilid 10 hal 406).
Al-imam Adzahabi ra didalam kitab Al-kaba’ir mendudukan suami addayuts termasuk dosa besar. Sedangkan dosa besar itu akan membinasakan pelakunya dengan ancaman azab diharamkan baginya surga. Kedudukan & peran seorang suami didalam rumah tangganya cukup berat diantaranya :
1.Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Sebuah hadist shahih riwayat Imam Bukhari :
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
Bahwa Abdullah bin Umar ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin & setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin yg akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin & akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya & akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tsb.(HR.Bukhari).
2.Suami sebagai penyelamat keluarganya dari siksa api neraka. Allah SWT berfirman,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ} [التحريم : 6]
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim:6).
3.Suami harus mawas diri bahwa isteri dan anak-anaknya dapat menjadi musuhnya. Allah SWT berfirman,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [المنافقون : 9]
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta-harta dan anak-anak mu melalaikan kamu daripada memperingati Allah. Barangsiapa berbuat demikian
Belum terlambat bagi kita untuk terus berusaha memperbaiki diri dengan mengkaji & memahami ajaran Islam termasuk dalam hal rumah tangga lalu memgamalkannya. Kemudian berusaha kembali membimbing keluarga untuk menyelamatkan diri kita & mereka dari azab api neraka. Semoga Allah SWT menjauhkan dari kita sifat suami Dayyuts.
Selamat Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal 1444 H
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum
Mohon Maaf Lahir Bathin