banner 728x250
Kajian  

Musibah Ramadhan

puasa 3 Musibah Ramadhan Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama
banner 120x600
179 Kali Dibaca

SUARA UTAMA. Begitu banyak keberkahan bulan Ramadhan yang di beberkan Nabi SAW, hampir ruang perilaku soleh muslim saat ramadhan adalah “hadiah” pahala. Akan tetapi di balik keberkahan itu adalah musibah apabila seorang muslim berperilaku “toleh”, yaitu dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu, dan memandang dengan penuh syahwat. Karena hal ini menjadikan ramadhan musibah, hampa dan kosong terutama dan terkhusus bagi generasi Digital Native, dalam sabda Nabi SAW.

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i).

Value Medsos Di Bulan Puasa

Pada artikel saya yang lalu (https://suarautama.id/perilaku-konsumtif-masyarakat-di-bulan-ramadhan-pemborosan-atau-keberkahan/), diperoleh data bahwa peselancar internet mengalami peningkatan pada jam-jam tertentu pada saat ramadhan, dengan indikator; sebab kejenuhan, meluangkan waktu, mencari berita/info produk, melihat konten di berbagai platform seperti Tiktok, Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, dan WeChat. Dan ingat … di zaman era digital, hubungan sosial masyarakat sudah tidak dapat di batasi lagi; dengan siapa mereka berkomunikasi ; thalabul ilmi, diskusi, curhat, “ngerasani”, menghina, mencemooh, menipu atau dengan perilaku positif dan atau negatif lainnya dapat dilakukan disini, diruang tertutup ini tapi sejatinya terbuka untuk umum.

Dalam sebuah laporan bertajuk Ramadan 2022 with TikTok: Igniting Joy ditunjukkan bahwa pengguna TikTok aktif mengonsumsi dan menghasilkan konten selama bulan Ramadhan.2021 dengan peningkatan lebih dari 70% pada jumlah views dan 66% pada jumlah unggahan video seputar Ramadhan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Ditunjukkan bahwa 53 persen pengguna mengonsumsi konten untuk melihat bagaimana orang lain merayakan Ramadhan, dan 57 persen lainnya mencari inspirasi untuk persiapan bulan puasa. Konten yang paling diminati dan berkaitan dengan dua hal adalah konten seputar hiburan, selebrasi atau perayaan, tips, hingga berbelanja. Hal ini terlihat dari beberapa tagar yang ramai dikunjungi seperti #BerkahRamadhan, #OutfitLebaran, #KulinerRamadan, #BukaPuasa, dan lainnya. Selain itu, pengguna yang aktif di TikTok juga diketahui senang melihat ide resep, hadiah, atau busana dari sebuah merek saat mempersiapkan Ramadhan. Bahkan, 90 persen dari pengguna tersebut kerap melakukan sejumlah langkah lanjutan seperti mencari informasi lebih lanjut, mengklik video iklan, memberikan komentar, hingga berbelanja.

Facebook mencatat, sejak dimulainya Ramadhan pada 12 April 2021, ada lebih dari 15 juta orang Indonesia yang saling bertukar pesan, seperti ‘Happy Ramadhan’ dan ‘Happy Eid’. Ada lebih dari 500 ribu di Indonesia yang bergabung di lebih dari 5.000 grup Facebook terkait Ramadhan untuk 2021. Interaksi selama Ramadhan juga menjadi lebih bermakna dan ekspresif dengan stiker khusus yang ada di Instagram. Facebook mencatat stiker ini telah digunakan sebanyak 6 juta kali dan avatar khusus ‘Ramadhan Kareem’, ‘Marhaban Ya Ramadan’, hingga ‘Ramadan Mubarak’. Deretan kudapan berbuka puasa juga banyak dibicarakan di Facebook, seperti gorengan, es campur/es buah, dan puding roti. Sementara saat Lebaran, makanan yang paling banyak diperbincangkan adalah ketupat, rendang, dan opor ayam

Dalam laporan “Tren dan Insight: Perilaku Masyarakat Indonesia Selama Ramadan” yang diterbitkan Google Indonesia, terungkap perbedaan perilaku pengguna YouTube selama Ramadan, dibandingkan hari-hari biasa. Di bulan suci, waktu menonton alias watch time pengguna YouTube di Indonesia meningkat signifikan. Salah satu penyebabnya adalah adanya penambahan prime time. Jika di bulan-bulan biasa, prime time terjadi selepas pukul 7.00 WIB, di Ramadan waktunya bergeser ke pukul 03.00 WIB hingga 04.00 WIB atau waktu sahur. Selain prime time di saat sahur, pada pukul 11.00 dan jam makan siang waktu sibuk menonton video di YouTube juga terekam. Adapun jenis video yang diminati lebih fokus ke tema Ramadan, seperti konten lagu rohani, ceramah, tutorial hijab, dan make-up untuk berbuka puasa, naik 1,5 kali lipat dari biasanya. Video-video makanan juga banyak ditonton pada siang hari, meski masyarakat tengah berpuasa.

Dari ke tiga platform yang diminati muslim tersebut terlepas dari manfaat atau tidak untuk diri sendiri dan umat, ada sesuatu yang sangat memperhatinkan yaitu “lupa waktu”, “lupa diri” dan seterusnya “sesaat” lupa puasa, kemudian lupa Allah. (naudzubillah min dzalik)

Pencuri Puasa

Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ)) قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ؟ قَالَ: ((لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا))، أَوْ قَالَ: ((لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُود

“Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri di dalam sholatnya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana ia mencuri dalam sholatnya?” Beliau bersabda, “Ia tidak menyempurnakan ruku’nya maupun sujudnya.” (HR. Ahmad).

Ada pula orang yang mencuri ibadah puasanya, Merusak ibadah puasa dengan perkataan-perkataan atau “comment” kotor dan menyakitkan. Puasa memang ia lakukan, namun berkata atau “comment” keji dan kotor masih juga dilakukan, maka tidak diragukan lagi, perilaku seperti ini merusak pahala ibadah puasa Ramadhan.

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menerangkan: Seorang yang berpuasa adalah orang yang anggota badanya berpuasa dari perbuatan-perbuatan dosa, lisannya berpuasa dari kata dusta, kata keji, dan ucapan palsu, perutnya berpuasa dari makanan dan minuman, kemaluannya berpuasa dari bersetubuh. Bila dia berbicara, tidak berbicara dengan sesuatu yang mencacat puasanya, bila berbuat, tidak berbuat dengan suatu perbuatan yang merusak puasanya, sehingga seluruh ucapannya keluar dalam keadaan baik dan manfaat. Demikian pula amalannya, amalannya bagai bau harum yang dicium oleh seorang yang berteman dengan pembawa minyak wangi misk, semacam itu pula orang yang berteman dengan orang yang berpuasa, ia mendapatkan manfaat dengan bermajlisnya bersamanya, aman dari kepalsuan, kedustaan, kejahatan dan kedhalimannya. Inilah puasa yang disyariatkan, bukan sekedar menahan dari makan dan minum, sesuai dalam hadits yang shahih Nabi SAW:

من لم يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ و الجهل فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Maka puasa yang sebenarnya adalah puasanya anggota badan dari perbuatan-perbuatan dosa, puasanya perut dari minum dan makan, maka sebagaimana makanan itu akan memutus puasa dan merusaknya, demikian pula perbuatan-perbuatan dosa akan memutus pahalanya dan merusak buahnya, sehingga menjadikan orang yang berpuasa seperti yang tidak puasa. [Al-Wabilushayyib:43]

Akhir Kalam

Musibah ramadhan kita disebabkan adanya pencuri. Pencuri itu adalah  kita; adalah hawa nafsu kita, perilaku kita, kelakuan kita, rasa “rumongso” kita, roso “kedonyan” kita. Mudah-mudahan dalam bulan ramadhan ini kita sudah belajar meniadakan “pencuri” itu dari kita untuk lebih memilih ilallah (kepada Allah). Wallaahu A’lam

إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

banner 468x60
banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90