SUARA UTAMA. Wajib bagi kita, belum tentu wajib bagi orang lain. Penting bagi kita belum tentu penting bagi orang lain. Hukum paradok kepentingan ini terjadi karena sebab, tujuan, dan fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia. Agar supaya tidak terjadi paradokisme kehidupan, islam mengajarkan “niat”.
Salah satu syarat sah puasa (Ramadhan), adalah niat. Secara bahasa, niat adalah al-qashd, yang artinya keinginan. Sementara secara istilah syar’i, niat didefinisikan sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah, yang letaknya berada di dalam batin atau hati. Niat memiliki dua fungsi utama, pertama sebagai pembeda obyek perilaku (umpama amalan/ibadah dengan ibadah/amalan lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan). Lalu, yang kedua yaitu sebagai pembeda tujuan. Urgensi niat menurut Yahya bin Abi Katsir, niat itu sangat penting karena niat lebih dahulu sampai di sisi Allah daripada amalan. Menurut Mutharrif bin Abdullah, niat adalah cerminan amalan dan menurut Sufyan Ats-Tsauri, niat adalah intinya inti dalam kehidupan. إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى (Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)).
Amalan pertama dan utama pada saat melakukan puasa ramadan (sebagai syarat sah) adalah “niat”. Di saat kita baru terbangun untuk melanjutkan aktivitas kehidupan, bahkan belum terpikirkan mau melakukan apa 1 sampai 3 jam nanti, saat sahur kita diwajibkan “berniat”. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَ (Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala)
Dari niat tersebut ada makna hikmah yang dapat kita petik untuk mencegah paradok kepentingan bahwa kita yang baru bangun dari tidur “mati sementara” yaitu harus dan perlu mempunyai rencana kerja (job plan) dengan start niat, tekad, tujuan, rencana hidup untuk hari غَدٍ atau“esok” atau masa depan dengan rencana waktu pekerjaan (work time plan) : hari ini, bulan ini (شَهْرِ) dan tahun ini (هذِهِ السَّنَةِ).
Work time plan dengan perantara niat, tekad, tujuan yang baik/positif akan mendukung salah satu hukum alam yaitu Hukum Transmutasi kekekalan Energi (Law Transmutation of Energy Conservation); yang menyatakan bahwa semua manusia memiliki kemampuan untuk mengubah kondisi-kondisi (nasib) yg terjadi dalam kehidupannya. Getaran dari energi-energi yg tinggi (niat mengubah nasib yg lebih baik) akan menghabiskan dan mengubah getaran dari energi-energi yg lebih rendah (“ketidak berdayaan”) serta mengubahnya menjadi getaran yg lebih tinggi; dengan demikian kita masing-masing dapat mengubah nasib kita, lingkungan kita, bahkan umat manusia dimulai dari niat, tekad positif hanya dimulai dari niat… seterusnya biarkan alam yang bekerja…….
Salah satu contoh; untuk kemajuan di dunia pendidikan, secara simultan yang terlibat adalah pimpinan (yayasan, rektorat, dekanat, kaprodi, wali studi), tenaga pendidik (dosen), tenaga kependidikan (staf admin, tenaga ahli laborat), tim keamanan, tenaga kebersihan dan tidak kalah pentingnya adalah mahasiswa. Mulai dari bangun tidur semua yang terlibat dalam kepentingan pendidikan sudah harus mempunyai tekad baik terhadap institusinya; masuk lebih awal, lebih aktif dan menyelesaikan tugas serta mengembangkan tugas dengan inovasi. Pimpinan struktural bertekad untuk melaksanakan regulasi kampus dengan baik, dosen melaksankan kegiatan tridharma (mengajar, meneliti dan kegiatan pengabdian) karyawan, tim keamanan dan cleaning service, menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tertib sesuai dengan tupoksi. Dan mahasiswa bertekad sejak bangun tidur untuk mencari/memburu ilmu agar dapat meningkatkan kemampuan diri serta memenuhi kewajiban dalam administrasi keuangan maupun adminsitrasi akademik.
Dengan gerakan “niat baik” insyaalah sebuah lembaga akan menuju lebih baik lagi dan lagi… ini tidak hanya pada lembaga pendidikan tapi semua institusi atau lembaga, swasta maupun pemerintah …… berniat baiklah di manapun anda berada dan ditempatkan…. insyaalah kesejahteraan akan mendampingi anda.
Dari “waktu غَدٍ” yang kita ucapkan setiap harinya menandakan ada continuitas plan pada diri kita untuk agar lebih baik, hari ini, satu bulan ke depan dan satu tahun ini. Dengan niat, paradokisme ramadhan tidak akan terjadi, tapi akan terfokus pada lillahi ta’ala dengan tahapan work time plan, hanya untuk allah.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ (Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam).
Karena pentingnya niat dalam kehidupan, mari hari ini saat akal kita kembali ke tubuh kita (bangun tidur) kita perbaiki niat, kita berikhtiar dengan niat, kita motivasi diri kita dan alam lingkungan sekitar kita dengan niat dan tekad yang baik… hari ini lebih baik dari hari esok… esok adalah masa depan kita… akherat.
Wallahualam bishowab. semoga bermanfaat
Respon (1)