SUARA UTAMA, Kabupaten Tangerang – Fluktuasi harga bahan pokok yang terjadi akhir-akhir ini memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat di Kabupaten Tangerang. Pergerakan harga yang tidak stabil, baik naik maupun turun, mempengaruhi daya beli dan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Kenaikan harga cabai merah, yang sekarang mencapai harga yang lebih tinggi dibandingkan beberapa bulan sebelumnya, menyebabkan beban tambahan bagi keluarga di Tangerang.
Sebagai salah satu bahan pokok dalam masakan sehari-hari, kenaikan harga cabai merah mengharuskan masyarakat untuk mengalokasikan lebih banyak anggaran rumah tangga untuk bahan pangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BACA JUGA : Diduga Dibuang, Seorang Anak Usia 4 Tahun Diselamatkan Warga Desa Banjarsari, Banyumas
Di sisi lain, penurunan harga komoditas seperti bawang merah dan beras memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat. Harga bawang merah yang turun membantu mengurangi pengeluaran harian, meskipun penurunan ini belum cukup untuk menyeimbangkan kenaikan harga bahan pokok lainnya.
Faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi harga meliputi produksi dan persediaan, cuaca, biaya produksi, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan pola konsumsi masyarakat. Kenaikan harga pangan harus diprediksi dan diantisipasi. Ketersediaan pangan yang stabil menjadi indikator dari kesejahteraan masyarakat.
Fluktuasi harga mempengaruhi pedagang di pasar-pasar tradisional dan modern di Kabupaten Tangerang. Pak Roni, seorang pedagang sayur di Pasar Sentiong yang berada di Kecamatan Balaraja, menyatakan bahwa kenaikan harga dari pemasok memaksa mereka menaikkan harga jual.
BACA JUGA : Menjelang Pilkada Serentak, Kualitas Calon Kepala Daerah Banten Dipertanyakan
“Kami terpaksa menaikkan harga jual karena pemasok juga naikkan harga. Tapi, kalau harga turun seperti pada cabai merah dan beras, kami harus cepat menyesuaikan agar tidak rugi,” kata Pak Roni, Rabu (3/7).
Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi fluktuasi harga ini. Operasi pasar digelar untuk memastikan ketersediaan bahan pokok yang cukup dan terjangkau.
Penjabat Bupati Tangerang, Andi Ony, mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam mengatur anggaran dan membeli bahan pangan yang sesuai dengan kebutuhan.
BACA JUGA : Sejumlah Siswa Siswi MIN 3 Merangin Ikuti KSM Tingkat Kabupaten
“Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok agar masyarakat tidak terbebani,” ujar Andi Ony.
Respon konsumen pasar terhadap fluktuasi harga ini bervariasi. Bu Rini, seorang ibu rumah tangga, menyatakan bahwa kenaikan harga membuatnya harus lebih selektif dalam membeli bahan pangan.
“Kalau harga naik, saya beli secukupnya saja dan pilih bahan yang harganya stabil. Kadang harus cari ke pasar lain yang harganya lebih murah,” ungkap Bu Rini kepada redaksi pada Rabu (3/7).
BACA JUGA : Kejari Bengkayang Musnahkan BB 28 Perkara Tindak Pidana diantaranya Kasus Cabul dan Narkotika
Di sisi lain, terdapat beberapa konsumen yang menyadari pentingnya diversifikasi konsumsi untuk menghemat pengeluaran. Pak Asep, seorang konsumen, mengatakan bahwa hampir semua bahan pokok naik.
“Kami sekarang lebih banyak makan sayuran yang harganya lebih stabil daripada daging atau bahan lain yang mahal,” tuturnya.
Fluktuasi harga bahan pokok di Kabupaten Tangerang memberikan tantangan bagi masyarakat dan pemerintah. Konsumen harus lebih cermat dalam mengelola anggaran rumah tangga, sementara pedagang harus lebih adaptif terhadap perubahan harga.
BACA JUGA : Bawaslu Dogiyai Melantik Dan Sumpah Janji 30 Anggota Panwaslu Kecamatan
Masyarakat berharap agar Pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok guna meringankan beban masyarakat dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak menentu.
Respon masyarakat yang beragam menunjukkan bahwa adaptasi dan strategi pengelolaan keuangan yang bijak menjadi kunci dalam menghadapi fluktuasi harga bahan pokok.
Penulis : Putri Ramadhani
Editor : Lentera Biru