SUARA UTAMA, YOGYAKARTA – Ketua Bidang Pendidikan dan Profesi Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Founder Komunitas Taklim Jurnalistik sekaligus Anggota Sindikat Wartawan Indonesia (SWI) menghimbau kepada semua insan yang bergelut dalam dunia jurnalistik dan tulis menulis termasuk peran jurnalis dalam menjalankan tugasnya agar lebih berhati – hati dan penuh rasa tanggungjawab.
BACA JUGA : Terima Kasih kepada Retizen dan Kompasiana atas Men-take down Konten Hoax terhadap AR Learning Center
Pesan tersebut yang disampaikan Mas Andre Hariyanto adalah sebagai berikut;
1. Penulis harus konsisten dalam keadaan apapun untuk menjaga marwah dan kredibilitas seorang penulis maupun jurnalis. Jangan mau jadi recehan, apalagi sampai dibilang Wartawan Bodrex.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
2. Selalu bertabbayun dan bersikap skeptis, yakni sikap selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Apalagi jika datang dari sumber yang tidak jelas. Dalam Islam ada konsep Tabayyun.
3. Bijak dalam bermain sosial media, apalagi mengabarkan sebuah informasi, dan jangan terlena dalam mengekor berita yang belum jelas sumbernya.
4. Penulis harus berfikir jernih sebelum menulis yang manakalah semua tulisan kelak akan dipertanggungjawabkan. Sebab, masih ada penulis yang belum mengerti 100% kode etik dan beban di Akhirat kelak semisal kita hanya terlalu memikirkan duniawi saja.
5. Tulisan yang akan kita terbitkan atau tayangkan sebelumnya harus sudah dilandasi dengan kebenaran dan keimanan, agar tulisan kita lebih bermanfaat kepada pembaca yang menikmatinya. Termasuk proses Editing oleh pihak Redaktur atau Editor untuk dipertimbangkan kembali kelayakan sebelum diterbitkan.
BACA JUGA : Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid
Pria asal Surabaya yang kini berdomisili di Kabupaten Sleman Yogyakarta ini menegaskan, sosok menjadi penulis di saat ini sangatlah mudah, beda dengan dulu, dan sekarang terbilang sangat gampang, apalagi hadirnya sebuah platform blog dan publikasi online dimana – mana.
“Saya dulu belajar Jurnalistik dan Kepenulisan saja susahnya minta ampun, hampir setiap hari menulis, meliput, dan mewawancari ditolak terus oleh guru saya, tepatnya laporan tulisan di corat – coret merah yang dirasa salah,” kenang Mas Andre Hariyanto selaku Owner Lembaga AR Learning Center juga Ketua Pembina Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara.
Bahkan, lanjut Mas Andre demikian sapaanya, 1 bundel buku atau 1 rak tulisan tersebut salah semuanya. Namun itu adalah tantangan tersendiri agar terus semangat evaluasi dan terus menulis kembali sampai naik level, bahkan berkali – kali dimarahin sampai menangis.
“Ya, pokoknya dulu setiap hari saya menulis sampai tulisan saya jadi 1 bundel buku, hanya di corat – coret saja tanpa ada koreksi secara lisan, tandanya saya diminta agar bisa berfikir kembali dan mengetahui kesalahan,” ucap Mas Andre yang beberapa kali dimintai dan ditarik oleh sebagian media nasional baik media islam dan mainstream sebagai wartawan dan Redaktur bahkan Pimred dalam keterangannya di media Suara Utama ID, Kamis (15/09/2022).