SUARA UTAMA, DOGIYAI – Kali ini intelektual Dogiyai menegaskan kepada rakyat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh agama, tokoh adat di kabupaten Dogiyai jangan sekali-kali jual tanah kepada non-OAP atau TNI dan Polri.

Hal tersebut ditegaskan oleh intelektual Dogiyai Musa Boma kepada reporter Suara Utama ID, Jum’at (20/05/2022). Menurut Musa, kekayaan alam milik rakyat Dogiyai tersisa hanya tanah, air dan hutan atas eksploitasi negara besar-besaran di tanah Papua.
BACA LAGI: SRP Dogiyai Pertanyakan Kasus Kebakaran di Dogiyai, Siapa Dalangnya?
“Sehingga saya meminta agar rakyat jangan jual tanah. Apabila kita jual tanah kepada pihak kepolisian, maka mereka beli dan otomatis bangun Polres dan Kodim di kabupaten Dogiyai,” demikian ujar Musa Boma kepada reporter Suara Utama ID, Jum’at (20/05/2022) lewat telepon selelur.
Dirinya meminta rakyat agar bangun kesadaran dalam hal jual tanah terhadap pendatang atau non-OAP yang nampung di kabupaten Dogiyai.
BACA LAGI: PRP Menyerukan Bulan Mei Berlawan, Menolak Tunduk!
“Jika kita tidak jual tanah, Polres dan Kodim yang diinstruksi Kapolda Papua Mathius Fakhiri tidak terbangun,” ujar Musa yakin.

Beliau juga menuturkan, rencana Kapolda Papua hadirkan Polres dan Kodim di Dogiyai itu merupakan instruksi negara tanpa timbang aspirasi penolakan rakyat Dogiyai.
BACA LAGI: Massa Aksi di Manokwari Dihadang Aparat Kepolisian: Tugas Polisi Mengayomi Rakyat
“Demokrasi bagi rakyat Dogiyai untuk mengajukan aspirasi dan menyampaikan pendapat di muka umum telah disegel oleh aparat kepolisian,” imbuhnya.

Kata dia, tiap aksi demo rakyat Papua nyalar ditangkap dan dipukul belur. Sehingga Musa menanyakan tujuan kehadiran Polres dan Kodim di Dogiyai miris mau tangkap rakyat Dogiyai lagi?
BACA LAGI: Yafet Boma: Hidup Sekali, Mati Sekali Berjuang Sampai Papua Bebas
“Kehadiran mayoritas TNI dan Porli di kabupaten Dogiyai menunjukan sikap senonoh. Mereka tidak menjalankan sesuai amanah institusi untuk melayani, melindungi, mengayomi dan mengawasi malah mereka letuskan konflik di daerah tertentu,” ungkapnya.
Kapolda Papua menuturkan pejabat publik di Dogiyai jangan main politik praktis. Menanggapi pernyataan itu, Musa Boma menyatakan selayaknya rakyat turun aksi demo.
“Kata Kapolda Papua demikian maka aksi rakyat pantas dilakukan, lebih baik kita bicara secara intelek saja esensinya,” ujar Boma.
BACA LAGI: Motor CBR Terbakar, LBH Papua: Perbuatan Orang Terlatih Berniat Buruk
Menurut Musa, kehadiran Polres dan Kodim bahkan daerah otonomi baru di Papua tidak ada manfaat sedikit pun bagi rakyat Papua.
“Untuk itu, saya menanyakan kepada Kapolda Papua bahwa Polres dan Kodim itu untuk siapa, sebab rakyat Dogiyai menolak?,” ungkap Musa.
BACA LAGI: Hari Aneksasi 1 Mei 1963, KNPB: Siapa Musuh Rakyat Papua Sebenarnya?
Salah satu tokoh pemuda Melianus Uni menyatakan bahwa Polres, Kodim dan DOB merupakan mesin pembunuh manusia Papua lebih khusus rakyat Dogiyai yang sisa dari tersisa.
“Kami pemuda Dogiyai menolak kehadiran Polres dan Kodim bahkan tidak dikasih tanah untuk dibangun,” katanya.
Sangat setuju