Kaum Muda Muhammadiyah Pelopor Pembaharuan
Penulis : Rudyspramz
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Wonosobo
Suara Utama-Wonosobo. Pemuda adalah vitalitas, idealisme, agen perubahan, kreatifitas dan pemegang estafet peradaban masa depan Peradaban. Dalam rentang perjalanan bangsa, pemuda mengukir sejarahnya sendiri justru disaat situasi genting dan menentukan arah perjuangan bangsa ini mulai dari sumpah pemuda, proklamasi, orde lama, orde baru, reformasi
**//Dapatkan Kabar terbaru dan follow di Google News Berita SUARA UTAMA
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga :Gerakan Kritis Transformasi dan G erakan Pelajar Kreatif
Kaum Muda Muhammadiyah Pelopor Pembaharuan
Dalam sejarah perjuangan Rasulullah telah terjadi revolusi penting dalam sejarah kehidupan manusia, para sahabat pembela Rasulullah kebanyakan berusia belasan tahun. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya saat menjelaskan tentang kata : Fityah (pemuda), dalam Surat Al Kahfi “…Untuk itulah kebanyakan yang menyambut (seruan) Allah dan Rasul Nya shallallahu alaihi wasallam adalah pemuda. Adapun orang-orang tua dari Quraisy, kebanyakan mereka tetap bertahan dalam agama mereka dan tidak masuk Islam kecuali sedikit saja.”
Baca Juga : Al Maa’uun sukses menggelar festival ta’awun
Untuk lebih menjelaskan kalimat tersebut, mari kita baca tulisan DR. Mahmud Muhammad ‘Imaroh, Dosen Universitas Al Azhar Mesir. Beliau menuliskan data usia mereka yang masuk Islam di masa dakwah rahasia Nabi (sepanjang 3 tahun), dalam buku beliau Khawatir wa taammulat fis sirotin nabawiyyah, h. 125-129. Beliau mengambilnya dari Majalah Al Wa’yu Al Islamy, Edisi 77. Perlu diingat di awal, jika ada perbedaan tentang usia dalam buku-buku siroh adalah merupakan hal yang wajar. Di sini dinukilkan apa adanya dari buku tersebut: Ali bin Abi Thalib 8 tahun, Zubair bin Awwam 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah 12 tahun, Arqam bin Abil Arqam 12 tahun, Abdullah bin Mas’ud Menjelang 15 tahun, Said bin Zaid Belum 20 tahun, Saad bin Abi Waqqash 17 tahun, Mas’ud bin Rabi’ah 17 tahun, Ja’far bin Abi Thalib 18 tahun, Shuhaib Ar Rumi belum 20 tahun, Zaid bin Haritsah menjelang 20 tahun, Utsman bin Affan sekitar 20 tahun, Thulaib bin Umair sekitar 20 tahun, Khabbab bin Art sekitar 20 tahun, Amir bin Fuhairoh 23 tahun, Mush’ab bin Umair 24 tahun, Miqdad bin Aswad 24 tahun, Abdullah bin Jahsy 25 tahun, Umar bin Khattab 26 tahun, Abu Ubaidah bin Jarrah 27 tahun, Utbah bin Ghazwan 27 tahun, Abu Hudzaifah bin Utbah sekitar 30 tahun, Bilal bin Rabah sekitar 30 tahun, Khalid bin Said sekitar 30 tahun, Amr bin Said sekitar 30 tahun, Ayyasy bin Abi Rabi’ah sekitar 30 tahun, Amir bin Rabi’ah sekitar 30 tahun, Nu’aim bin Abdillah sekitar 30 tahun, Utsman bin Madz’un sekitar 30 tahun, Abdullah bin Madz’un 17 tahun, Qudama bin Madz’un 19 tahun, Saib bin Madz’un sekitar 10 tahun, Abu Salamah bin Abdul Asad sekitar 30 tahun, Abdurahman bin Auf sekitar 30 tahun, Ammar bin Yasir antara 30-40 tahun, Abu Bakar 37 tahun, Hamzah bin Abdul Muthalib 42 tahun, Ubaidah bin Harits 50 tahun, Amir bin Abi Waqqash masuk Islam setelah urutan orang ke-10, As Sail bin Utsman syahid di perang Yamamah (11 H) umurnya masih 30 tahun.
Baca Juga : Muhammadiyah dan Isu Lingkungan
Kaum Muda Muhammadiyah Pelopor Pembaharuan
Dan ini kalimat DR. Mahmud Muhammad Imaroh : Meskipun Quraisy terus menerus melakukan teror dan intimidasi terhadap orang-orang lemah..tetapi anak-anak muda itu justru mengumumkan keislaman mereka, dengan konsekuensi yang sedang menanti mereka berupa kesulitan hidup. Dan terkadang harus mati.
Demikian pula dengan generasi awal pergerakan Muhammadiyah yang telah menorehkan jejak sukses pembaruan pemahaman keagamaan, gerakan sosial keagamaan dan intelektualisme berkemajuan, mereka adalah orang-orang yang relatif muda mulai dari KH Ahmad Dahlan, KH Syuja’, KH Fahruddin, KH Ibrahim, KH Mas Mansyur. Semua telah menjadi inspirasi keteladanan bagi generasi selanjutnya sebagai calon Kader Bangsa, Kader Umat dan Kader Persyarikatan. Deretan angka-angka di atas menunjukkan kebenaran kalimat Ibnu Katsir bahwa kebesaran Islam ini lebih banyak ditopang oleh anak-anak muda.
Wonosobo Berkemajuan adalah konsep Wonosobo kedepan yang maju dan sejahtera namun membutuhkan peran serta seluruh elemen masyarakat untuk ikut memberikan solusi seabreg persoalan sosial ekonomi politik dan hukum di kota ini, secara cerdas dan bijak dalam bingkai ajaran Islam.
Kaum Muda Muhammadiyah Pelopor Pembaharuan
Pemuda Muhammadiyah (PM), Nasyiatul Aisyiyah (NA) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai bagian dari Pemuda dan Pemudi Islam apalagi sebagai Kader Muhammadiyah sebagai organisasi pembaru terbesar di dunia, harus siap sebagai pelopor, pelangsung dan Penyempurna Amal Usaha Muhammadiyah. Untuk sebuah kepeloporan mensyaratkan kreatifitas dan inovasi dalam gerak organisasi, dakwah dan amaliyah Persyarikatan untuk kepentingan umat dan bangsa.
Dalam konteks Wonosobo, Para Pemuda juga harus bisa melintas batas masuk dalam denyut nadi persoalan masyarakat Wonosobo, berbuat secara nyata kepada masyarakat, membangun jaringan dan sinergis dengan ormas lain serta perbanyak silaturahmi dengan para pengambil kebijakan.
Kaum Muda Muhammadiyah Pelopor Pembaharuan
Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah harus mampu menangkap substansi etos Pembaruan Kyai Haji Ahmad Dahlan dan mengaktualisasikan secara nyata dalam konteks kekinian serta bisa menjaga dan melanjutkan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan tajdid hari ini dan nanti.
Selamat Pengukuhan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Wonosobo dan Pimpinan Daerah Nasyi’atul Aisyiyah Wonosobo, 24 Desember 2023.