SUARA UTAMA, JAYAPURA – Pada 25 Oktober 2022, hari dimana Pdt. I. S. Kejne meletakan Batu Peradaban Papua di Automeri – Wasior – Wondama, 25 Oktober 1925, 97 tahun yg silam.
BACA JUGA : Filosofi Dou Gai Ekowai Suku Mee Papua Tengah
Ketika meletakan batu peradaban saat itu, Pdt. Kejne menubuatkan,”Di atas batu ini saya meletakkan Peradaban orang Papua. Sekalipun orang yang berkepandaian tinggi, akal budi dan marifat, tetapi tidak dapat membangun negeri ini. Bangsa ini akan bangkit untuk membangun dirinya sendiri”.

Nubuatan Pdt. I. S. Kejne sungguh terbukti bahwa sudah tiga bangsa menduduki Tanah Papua (Belanda, Jepang dan terakhir Indonesia) untuk membangun Peradaban Orang Papua, tetapi gagal total. Pada waktu-Nya Negara Indonesia juga akan segera angkat kaki dari Tanah Papua atas pertolongan Tuhan.

Hal di katakan Selpius Bobii Koordinator Jaringan Doa Rekonsilasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)dalam rangka memperingati Hari Peradaban Bangsa Papua yang ke 97 katanya kepada Suara Utama melalui layanan WhatsApp , Selasa (25/10/2022).
BACA JUGA : Redaksi Suara Utama Ajak Masyarakat Bergabung Menjadi Kaperwil Kabiro Koresponden dan Jurnalis Anti Hoax
Untuk mewujudkan nubuatan Pdt Kejne, kata Bobi, “kembali kepada orang papua, apakah kita terus tunduk ditindas, ataukah bangkit di dalam Tuhan menuju Papua Baru untuk membangun Peradaban Bangsa Papua,” tuturnya.
Bagi Bobi Nubuatan Pdt. Kejne adalah roh yang memberi semangat dan harapan kepada bangsa Papua untuk meraih nubuatannya.
“Bangsa Papua harus merubah pola pandang yang selama ini mengharapkan sesuatu dari dunia barat. Orang Papua harus merubah karakter budak. Harus ada langkah langkah kongkrit untuk mewujudkan revolusi mental (revolusi karakter) dan revolusi Iman,” ajaknya.
Bobi mengatakan selama ini orang Papua seakan tidak punya harga diri dan martabat sehingga dengan mudah diadu domba dan dikendalikan.
“Kita bangsa Papua bukan bangsa yang mudah diombang ambingkan oleh arus kelicikan dan kemunafikan Negara Indonesia dan para sekutunya. Kita bangsa Papua punya martabat, punya harga diri sama seperti bangsa bangsa merdeka lain di dunia,” tegasnya.
Selama ini orang Papua bermental budak. Tunduk kepada bosnya, tunduk kepada majikannya yaitu Negara Indonesia. Tidak berkarakter, sehingga gampang diadu domba, gampang dikendalikan, gampang terhipnotis, gampang dibeli, gampang dimainkan, gampang ditipu, gampang ikut arus, dan lainnya,”ujarnya.
Bobi mengatakan hari ini Jakarta sedang mengendalikan para birokrat pemerintahan dan swasta di tanah Papua, sehingga banyak program jahat dari Jakarta berhasil di tanah Papua untuk membumi hanguskan Tanah dan bangsa Papua.
“Bangsa Papua bukan bangsa budak. Begitulah kata Pdt Yoman. Artinya keluarkan NKRI dari tanah leluhur kita yang memenjara kita selama ini adalah tugas kita bersama untuk berani menyatakan TIDAK untuk penjajahan, dan YA untuk perubahan total atau revolusi total menuju Papua Baru yaitu Tanah Suci Papua,”tuturnya.
Bobi mengatakan tak ada masa depan bagi orang dalam bingkai NKRI. Masa depan depan orang Papua ada dalam ketetapan Allah.
“Mari kita sadar akan hal hal ini. Mental kita yang mengharapkan sesuatu dari orang lain, lebih khusus dari dunia barat, harus dirubah. Arah pandang kita kepada dunia harus dirubah. Mari arahkan pandangan kita kepada diri kita dan kepada Tuhan sang Pencipta,” ajaknya.
Bobi mengatakan nubuatan Pdt. Kejne ini adalah visi Tuhan untuk masa depan Papua dan nubuatannya benar-benar sedang terbukti.
“Yang pertama, walaupun Belanda menduduki Tanah Papua, tetapi pada tanggal 1 Oktober 1962, Belanda angkat kaki dari Tanah Papua karena Negara Indonesia di bawah bayang-bayang Amerika Serikat menganeksasi Tanah dan bangsa Papua melalui traktat perjanjian New York, 15 Agustus 1962,” katanya.
Yang kedua, bangsa Jepang pernah menduduki Tanah Papua dari tahun 1942 ketika Perang Dunia II pecah. Tetapi Jepang angkat kaki dari Tanah Papua diusir oleh Sekutu (Belanda, Amerika Serikat, Australia dan Inggris) pada bulan April 1944.
Dan yang Ketiga, Melalui badan PBB (UNTEA), bangsa Papua diserahkan kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Sudah genap 59 tahun Negara Indonesia menduduki Tanah Papua. Sudah terbukti Negara Indonesia tidak mampu membangun Peradaban Orang Papua,”katanya.
Bobi juga mengatakan Pembangunan yang ditonjolkan oleh Negara Indonesia di Tanah Papua selama ini adalah pembangunan Pemusnahan Etnis Papua dan penguasaan serta penghancuran Tanah Air Papua.
“Yang dibangun oleh Negara Indonesia selama ini adalah pembangunan bias pendatang. Dalam era OTSUS dari tahun 2001 hingga 2022 tidak ada perubahan signifikan untuk membangun Peradaban orang Papua. Negara Indonesia sudah gagal total memberdayakan orang asli Papua,”jelasnya.
Bobi juga menambahkan bahwa nubuatan Pdt Kejne akan terjadi maka dari itu dirinya mengajak kepada orang papua untuk terus memuji dan menyembah Tuhan sesuai talenta dan karunia yang dimiliki dan orang papua harus bersatu didalam kehendak Tuhan
“Dengan kekuatan talenta dan karunia yang kita miliki, mari kita bangkit dan bergerak dengan jalan damai, membangun gerakan ahimza yaitu doa puasa, pujian dan penyembahan. Dan bertobat dari dosa, berdamai dengan siapapun, dan bersatu di dalam kehendak Tuhan), sambil memandang ke atas – kepada Tuhan pemilik mutlak atas manusia dan alam semesta Papua yang sanggup memberi kelepasan, kehidupan dan keselamatan,”ajak bobi
Seperti ada tertulis, “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi(Mazmur 121:1-2 (TB). Bagi Tuhan tak ada yang mustahil”. “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita,”tandasnya.