Suara Utama,Jayapura – Ikatan Pelajar Mahasiswa-Mahasiswi Dogiyai kota studi Nabire pada Rabu, (25/5/2022) menyatakan akan tetap menolak pembangunan Polres dan Kodim di Dogiyai.
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, IPMADO menyikapi berbagai rentetan pembakaran kios di Dogiyai yang dilakukan orang tak kenal (OTK), hingga berujung pembakaran Sekretariat KNPB Dogiyai.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, IPMADO Nabire dengan tegas menolak kehadiran Polres dan Kodim di Dogiyai serta menolak pemekaran daerah otonomi baru (DOB) dan perpanjangan otonomi khusus (Otsus) Jilid II di Papua.
Adapun pernyataan sikap IPMADO Nabire sebagai berikut:
Pertama, Kapolda Papua segera menarik kembali pasukan organik dan non-organik yang dikirim ke Kabupaten Dogiyai.
Kedua, DPRP segera membentuk Tim Pansus untuk investigasi masalah pembakaran di Kabupaten Dogiyai.
Ketiga, Pemerintah Kabupaten Dogiyai, Polsek Mapia dan Polsek Kamuu, segera ungkap pelaku pembakaran dan segera proses hukum para pelaku pembakaran sesuai undang-undang yang berlaku.
Keempat, Kapolda Papua segera membatalkan niat pembangunan Polres di Dogiyai, karena tidak memenuhi kriteria Perkap Polri No 7 Tahun 2014, yakni pasal 5 ayat 1 poin B, pasal 5 ayat 1 poin H dan Pasal 5 ayat 1 Poin i.
Kelima, Pelajar dan mahasiswa-mahasiswi Dogiyai se- kota studi Nabire menegaskan kepada rayat Dogiyai agar tidak memberikan tanah sepetak pun untuk pembangunan Polres dan Kodim di Dogiyai.
Keenam, Alam Dogiyai, akar rumput rakyat Dogiyai, pelajar dan mahasiswa-mahasiswi Dogiyai mengutuk keras pelaku pembakaran di Kabupaten Dogiyai.
