Suara Utama, Aceh Utara – Harga daging sapi menjelang ramadhan 1444 H masih terlihat stabil di Aceh khususnya Kabupaten Aceh Utara dan Pemerintah Kota Lhokseumawe yang berkisar antara Rp. 170.000/kg hingga Rp. 180.000/kg, harga ini terpantau pada Rabu (22/03/2023) antara jam 07.00 sampai dengan 09.00 Wib. Harga ini juga tidak berbeda dengan harga pada “Meugang” menjelang ramadhan tahun lalu.
Seorang pedagang daging musiman di pasar batuphat, Ismail (55) mengatakan harga jual daging meugang kali ini sama dengan harga jual daging tahun lalu, harga berkisar antara 170.000 per kg hingga 180.000 per kg. “Cuma meugang kali ini masih kelihatan sepi, tidak seperti sebelum virus PMK dan virus Covid-19 yang lalu”, sebutnya.
Di tempat terpisah, pasar meugang Krueng Geukuh, Razali (43) juga menyebutkan hal yang sama. Harga daging masih sama seperti tahun-tahun yang lalu. “harganya sama seperti tahun lalu. Dan kami pastikan kualitas daging yang kami jual sudah bebas dari gejala PMK dan sudah ada izin penyembelihan dari dokter hewan”, paparya saat menjawab pertanyaan wartawan.
Umi Kalsum (60) seorang janda lansia bersama cucu di lokasi pasar meugang keude (pasar) krueng Geukuh menyebutkan harga daging semakin lama semakin mahal, sangat menyulitkan dirinya untuk membeli daging meugang walaupun hanya 1 kilogram. “That meukarat ulon blo sie meugang kali nyo, maken treb maken meuhai. Pat kamo cok peng menyo yum dit nan (cukup melarat saya beli daging meugang kali ini, makin lama makin mahal harganya. Dimana saya cari uang kalau harganya segitu) sebutnya tertateh-tateh dalam logat khas bahasa aceh saat media ini menghampirinya di salah satu warung kopi dekat penjual daging tersebut.
Seingatnya, harga daging meugang dulu masih berkisar Rp.100.000/kg hingga Rp.120.000/kg pada beberapa tahun yang lalu.”tapi entahlah, karna saya pun sudah lama tidak pernah kemari (pasar meugang), sambungnya.
Tradisi meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga atau kerabat biasanya dilakukan 3 kali dalam setahun itu menjadi semangat baru bagi masyarakat beragama islam yang ada di Aceh menjelang awal Ramadhan, Aidul Fitri maupun menjelang Aidhul Adha.
Perayaan meugang adalah tradisi turun temurun masyarakat aceh yang diprediksi sudah ada semenjak pemerintahan Sultan Iskanda Muda pada abad ke 16 silam. Ada nilai semangat tolong menolong dan saling silaturrahmi dalam perayaan tersebut. Baik orang yang berada maupun yang miskin ikut merasakan perayaan meugang tersebut. Budaya ini harus selalu dikenang sampai masa yang akan datang dan akan terus dikenang oleh anak-anak cucu masyarakat aceh yang kan datang. Salam Meugang.