Suara Utama-Aceh Selatan, Ribuan warga dari berbagai daerah datang bersama keluarga atau keluarga lainnya menikmati keindahan dan sejuknya air pemandian putri naga atau lebih dikenal dengan kolam panjupian yang terletak di bawah kaki gunung louser yang ada di Desa Panjupian Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan pada Minggu, 14 April 2024 jam 13.15 Wib.
Pantauan media ini dilokasi pemandian, warga berbondong-bondong hadir memadati wahana pemandian tersebut. Anak-anak hingga remaja sangat senang dan berlarian pas turun dari mobil sewa-an ataupun mobil pribadi masing-masing saat tiba dilokasi.
Tanpa menunggu lama-lama dan tanpa ada instruksi apapun, meraka langsung nyemplung ke kolam bak lomba renang olimpiade. Begitulah semangat dan bahagianya mereka saat melihat indahnya dan beningnya air kolam tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rizwan (13) ungkapnya kepada media ini, sangat senang begitu sampai ke pemandian ini, apalagi sudah lama tidak pernah mandi di kolam tersebut. “Lon senang that bang, karena katrep that hana tom jak keuno (saya sangat senang bang, karena sudah lama tidak kemari”, ceritanya dalam Bahasa Aceh.
Memang terlihat jelas dari raut wajah anak-anak dan para remaja yang menikmati sejuknya air kolam tersebut. Mereka sanggup berenang dan merendam diri hingga berjam-jam. Sekilas terlihat bibir merah berubah sayu dan pucat dari paras para pengunjung. Jari tangan hingga jari kaki mulai keriput kedinginan. Mungkin bagi mereka, kondisi seperti itu tidak ada masalah pada fisiknya. Lain halnya bagi emak-emak atau nenek-nenek yang aktif bergembira seperti kaum belia akan merasa ngilu pada persendian hingga tulang-tulangnya.
Nek Aisyah (64) asal Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan yang datang bersama keluarga hingga cucu-cucunya, sungguh sangat menikmati dinginnya kolam tersebut.
Saat ditanya, Nek Aisyah sangat senang bisa berkumpul dengan keluarga dan cucu-cucunya, apalagi cucu-cucunya itu jauh dengannya. ”Ya dek, nenek senang bisa berkumpul dengan mereka semua, apalagi momen seperti ini kan gak sering. Cucu nenek pada jauh-jauh tinggalnya. Ada di Medan, ada di Banda Aceh dan di Lhokseumawe”, sebut Nek Aisyah sambil memandang cucunya yang lagi berenang.
Baca : Arus Balik Pemudik Mulai Padati Bakauheni Lampung
Novianty (33) asal Tapaktuan bersama keluarga juga mengungkapkan hal yang sama, mereka juga senang bisa menikmati pemadian kolam yang sangat ramai seperti hari ini.
”Ya walaupun saya tinggal di dekat sini, tapi jarang juga saya pergi kemari untuk mandi, mungkin karena banyak kesibukan kali ya. Ya paling kalau hari libur atau hari lebaran aja kami kemari”, jelas Mak Novi sambil menemani anak nya mandi.
Semangat yang luar biasa dari keluarga Bang Bustami (47) asal Desa Kulu, Kecamatan Jeuram Kabupaten Nagan Raya. Mengapa, demi anak dan keluarganya rela menempuh perjalanan selama 3 jam lebih menuju pemandian panjupian yang terkenal airnya dingin tersebut.
”Saya berangkat tadi dari rumah jam 11.30 wib. Dan ini baru aja nyampek. Lebih kurang 3 jam 20 menit lah”, sebut Bang Bus sambil memperhatikan Alexandre Christienya.
Dengan jarak 7 Km dari pusat kota Tapaktuan atau sekitar 441 Km dari pusat kota Banda Aceh, para pengunjung akan sampai ke lokasi. Hanya dengan membayar uang parkir kenderaan Rp. 10.000,- dan uang tiket masuk kolam sebesar Rp. 10.000,- para pengunjung sudah sah menikmati wahana pemandian yang indah dan sejuk itu. Para pengunjung tidak diberatkan dengan koceh rupiah yang mahal untuk menikmati keindahan alam Sang Pencipta Allah Ya Karim.
Untuk jam buka pemandian kolam itu setiap hari dimulai pukul 08.00 hingga pukul 18.00 Wib. Para pengunjung bebas menikmati kolam mana saja yang akan digunakan. Dilokasi juga terlihat ada beberapa kolam pemandian anak-anak dan remaja. Untuk anak-anak ada 4 kolam yang direkomendasi oleh pengelola dan 3 kolam besar untuk anak remaja atau dewasa. Di salah satu sudut kolam juga terlihat ornamen se-ekor naga jantan menghiasi pemandangan kolam. Ornamen tersebut murupakan ciri khas Kota Tapaktuan, yang konon dulunya menyimpan sejarah misteri putri naga dan Tuan Tapa masa dulu.
Di dalam wahana pemandian tersebut juga lengkapi dengan prasarana kantin, mushalla, toilet dan saung-saung tempat beristirahat para pengunjung dengan membayar Rp. 20.000,- hingga Rp. 40.000,- (tergantung type) per saungnya.
Lebih lanjut, Intan (23) salah seorang panjaga sekaligus penjual tiket kepada media ini menyampaikan para pengunjung sangat ramai hari ini. ”Ya alhamdulilah bang, hari ini lumanyan rame. Ini aja tiketnya udah terjual 65 blok. Belom lagi pintu utama”, urai intan.
Intan juga menambahkan, para pengunjung ramai saat lebaran dan hari libur saja. Sedangkan untuk hari biasa hanya berkisar ratusan pengunjung saja.
Saat ditanya berapa perdapatan perhari saat lebaran, Intan sesaat tersenyum. ”Ya paling 30 hingga 45 juta perhari. Itu dari tiket aja, belom lagi dari pendapatan kantin dan saung-saung lainnya”, jelas Intan.
Baca Juga : https://rri.co.id/takengon/berita-foto/3123/wisata-aceh-selatan-padat-selama-lebaran