SUARA UTAMA
Anta ghoffarul khotoya, Wadz dzunubil mubiqoti
Robbi faghfirli dzunubi, bibarkatil hadi muhammad
Anta sattarul masawi, wa muqilu atsrati
Robbi faghfirli dzunubi, bibarkatil hadi muhammad (Ya Allah)
“Engkau pengampun setiap kesalahan dan dosa yang membinasakan
Maka ya Allah ampuni aku, dengan berkah Nabi Muhammad al Hadi
Engkau adalah Dzat yang menutupi kejelekan dan menyelamatkan dari kesalahan.
Maka ya Allah ampuni aku, dengan berkah Nabi Muhammad al Hadi”
Kumandang akhir bait Mahalul Qiyam sebagai rasa syukur civitas akademika Universitas Darul ‘Ulum Jombang lantang terdengar di salah satu ruang Fakultas Agama Islam hari ini (Sabtu, 17 Desember 2022). Sebagai rasa syukur telah keluarnya Surat Keputusan Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan, Nomor: 797/SK/LAMDIK/Ak/S/XII/2022; Tentang Peringkat Akreditasi Program Studi Pendidikan Agama Islam pada Program Sarjana Universitas Darul Ulum, Kabupaten Jombang dengan peringkat BAIK SEKALI. Makanan berupa tumpeng dengan ayam “engkong”, buah, dan lainnya telah siap terhidangkan untuk Rektor dan para pimpinan serta dosen dan mahasiswa yang hadir.
“ini sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT dan para pimpinan dan anak-anak mahasiswa yang ikut serta membantu dan memotivasi kami.” Ungkap yai Muhtadi (sapaan akrab untuk Dekan FAI Dr. H. Muhtadi) pada saat sambutan acara.
Tayakuran berasal dari bahasa arab dari syakara, yasykuru, syukron (merupakan maful muthlaq). tasyakuran yang makna harfiahnya adalah terima kasih. Tasyakuran merupakan transformasi bahasa yang dilakukan orang Jawa dari kata syukron menjadi tasyakkuran bermakna berterima kasih dengan melakukan kegiatan-kegiatan; salah satunya adalah membaca Al-Quran, pengajian, dibaan, istighotsah atau membaca sholawat secara bersama-sama orang lain atau hanya dengan makan-makan.
Kewajiban bersyukur seyogyanya dilakukan oleh setiap hamba/setiap orang yang beriman. Bukan karena keberhasilan dari suatu iktikad atau maksud tapi dilakukan karena diperolehnya kenikmatan yang diberikan Allah pada setiap detiknya. Kenikmatan terbesar kita adalah kenikmatan iman dan islam. Dari kedua kenikmatan besar inilah kita dapat menikmati kesehatan badan, kesehatan mental, kesejahtaraan keluarga, kebaikan tetangga, kebaikan sahabat dan teman, saudara dan kesolehan orang disekitar kita dan juga tak kalah pentingnya kesalahan dan dosa orang lain terhadap kita. Semua yang menimpa kita adalah kenikmatan. Tinggal bagaimana kita mensikapinya, dan apabila kedua kenikmatan besar itu (Iman dan Islam) sudah meresap dalam hati kita, apapun yang terjadi dan menimpa kita adalah sebuah kenikmatan dan itu patut kita syukuri. Andaikata kenikmatan iman dan islam belum kita punyai, kita akan memilah dan memilih kenikmatan yang akan kita syukuri.
Dalam masyarakat kita pada umumnya tasyakuran dilakukan apabila merasa “berhasil” dengan apa yang dicita-citakan atau keinginan. Tasyakyuran dilakukan apabila merasa “bahagia” dengan kondisi yang sedang terjadi umpanya pada ulang tahun anak, wisuda, dapat kerjaan, atau naik jabatan dan lainnya.
Dalam sambutanya Rektor UNDAR (Dr. H. Amir Maliki Abi Tholha) menyatakan :
“tasyakuran ini baik sekali dilaksanakan, tetapi alangkah baiknya tasyakuran ini juga sebagai alat muhassabah kedepannya untuk Fakultas Agama Islam. Mendapatkan peringkat akreditas BAIK SEKALI untuk prodi PAI adalah sudah bagus tapi belum bagus karena diatas BAIK SEKALI itu ada peringkat UNGGUL. Maka sebaiknya tasyakuran ini jangan untuk berpuas diri tapi untuk muhasabah peningkatan yang lebih baik”.
Memang tasyukaran adalah suatu hasil dari usaha dengan status peningkatan dari suatu hal. Tapi sebaiknya dari rasa syukur yang dilakukan terus di barengi dengan usaha pada peningkatan yang lebih tinggi berikutnya. Dalam ajaran trisula UNDAR, syukur yang paling tertinggi dilakukan seorang hamba adalah sampai pada “rasa Ikhlas”.
Semoga menjadi barokah