SUARA UTAMA, TURKI – INA-EMT (Indonesian Emergency Medical Team) yang mengemban misi kemanusiaan di Turki mulai melakukan pelayanan medis. Dengan menggelar Rumah Sakit Lapangan Indonesia (RSLI), EMT Muhammadiyah yang juga bergabung dalam INA-EMT turut melayani warga Turki yang berobat. RSLI didirikan di Kota Hassa, Provinsi Hatay, Turki.
Gempa bumi M 7,8 yang terjadi berdampak cukup parah di kota yang memiliki populasi 40 ribu jiwa ini. Keberadaan RSLI sangat diharapkan oleh Pemerintah Kota Hassa. Seperti dilansir dari rilis resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wali Kota Hassa, Osman Acar menyampaikan bahwa pasien yang ada di kotanya akan diarahkan pada pelayanan kesehatan INA-EMT.
BACA JUGA : https://suarautama.id/kemendagri-minta-ormas-islam-netral-aktif-saat-pemilu/
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pasien ibu melahirkan dan warga yang trauma akibat kejadian gempa akan dialihkan ke sini (RSLI),” ujarnya saat berada di RSLI sehari sebelumnya (15/02).
Dua rumah sakit yang ada di Provinsi Hatay kewalahan untuk melayani warga. Pasalnya, salah satu rumah sakit tidak dapat memfungsikan ruang operasi yang dibutuhkan untuk menangani mereka yang terdampak gempa maupun pasien lainnya.
BACA JUGA : https://suarautama.id/mengapa-pelanggan-rela-kehujanan-dan-antre-panjang-di-holland-bakery-ini-strateginya/
Gubernur Hatay, Ziya Polad membenarkan hal tersebut. Ia pun berharap, bantuan dari Indonesia ini dapat meringankan pelayanan medis pada dua rumah sakit yang ada di wilayahnya.
Wakil Ketua INA-EMT yang juga Koordinator EMT Muhammadiyah, dr. Corona Rintawan, Sp.EM menjelaskan, kamar operasi lapangan yang dimiliki oleh pihaknya dapat melakukan satu operasi dengan local anaesthesia atau regional anaesthesia secara bersamaan.
BACA JUGA : https://suarautama.id/pj-bupati-bekasi-terima-kasih-muhammadiyah-atas-semua-kontribusi-untuk-negeri/
“Kamar operasi lapangan sudah tersetting dengan kapasitas satu operasi dengan general anaesthesia atau GA,” ujar dokter dari Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) ini.
RSLI yang dioperasikan EMT ini memiliki beberapa tempat fasilitas, seperti ruang tunggu, triase, operasi, farmasi, hingga tenda untuk istirahat para tenaga medis dan relawan. Di lahan seluas 2 hektar di wilayah Hassa, berdiri 27 unit tenda EMT. Tenda-tenda tersebut merupakan kontribusi dari BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, PMI, dan MDMC.
EMT tipe 2 milik Indonesia ini dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan. 119 personel yang tergabung dalam EMT berasal dari instansi dan lembaga terkait, salah satunya MDMC. Perwakilan Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Turki juga ikut membantu para dokter maupun tenaga medis dengan bertugas sebagai tenaga penerjemah.
BACA JUGA : https://suarautama.id/ls-vinus-pantarlih-ujung-tombak-hak-pemilih/
Sejak mulai beroperasi pada Kamis (16/02), tercatat 23 warga menerima layanan medis di RSLI hingga pukul 21.00 waktu setempat. Meski demikian, pelayanan medis saat ini masih sebatas rawat jalan. Ke depannya, layanan kesehatan lain akan diberikan sembari menunggu persetujuan dari otoritas kesehatan Kota Hassa, di samping fasilitas lain telah terpasang.
Dukungan Lazismu kepada para Penyintas
Setelah berdirinya rumah sakit darurat di Provinsi Hasas, Hatay Turki. Lazis Muhammadiyah memberikan dukungan berupa bantuan Pendampingan penerjemahan.
Selain itu, Lazismu yang diwakili oleh Lazismu Turki dalam gelaran RSLI sebagai liason dan penerjemah, selain telah mendistribusikan bantuan berupa sembako dan alat higenis berkolaborasi dengan NGO lokal. Seperti halnya Asma Köprü Dernek pada Selasa (14/02).
Menurut Saudara Dhiyaul Haq, Lazismu Turki yg bertugas mendampingi Tim EMT, dukungan pada tim EMT memiliki tantangan, antara lain dinginnya cuaca di tempat kejadian.
Lazismu Turki dibawah komando PCIM Turki juga terus memgidentifikasi kebutuhan jangka pendek dalam 3 bulan ke depan untuk penyelamatan penyintas gempa, termasuk dukungan trauma healing dan pendidikan darurat. Koordinasi dilakukan secara rutin dengan Lazismu PP Muhammadiyah.
Semoga dengan adanya koordinasi dengan PP Muhammadiyah dan program keberlanjutan yang akan dicanangkan oleh Tim Lazismu ini dapat membantu proses pemulihan para Penyintas gempa. (Fath)